Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Tinggalkan Bayi 2 Tahun, Putu Pekak Ditikam Gagang Pisau dari Gunting

IN MEMORIAN: I Putu Eka Astina alias Putu Pekak saat bersama putri kecilnya yang kini masih berusia 2 tahunan.

 

DENPASAR, Balipolitika.com I Gede Santiana Putra alias De Anggur, 31 tahun dan I Dewa Gede Raka Subawa alias Bem Bem ditangkap polisi atas kasus tindak pidana pengeroyokan yang menyebabkan nyawa I Putu Eka Astina alias Putu Pekak melayang pasca insiden berdarah di Jalan Veteran depan Dealer Suzuki Denpasar Utara saat menonton pawai ogoh-ogoh, Selasa, 21 Maret 2023. 

Atas perintah Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Mikael Hutabarat, S.H., S.I K.,M.H., Resmob dipimpin Kanit I Jatanras AKP I Ketut Sudiarta, S.H. didampingi Kasubnit 1 Ipda I Ketut Rudana menangkap dua pelaku ditangkap tanpa perlawanan. 

Pasca insiden, Resmob Polresta Denpasar dipimpin Kanit 1 didampingi Kasubnit 1 Jatanras melakukan penyelidikan dan mendapatkan informasi terkait yang diduga pelaku berada di sekitar Jalan Kenyeri Denpasar Utara.

Dengan adanya informasi tersebut Team Resmob Polresta Denpasar kemudian menuju alamat tersebut dan mengamankan terduga pelaku.

Selanjutnya pelaku beserta barang bukti dibawa ke Polresta Denpasar untuk proses lebih lanjut sesuai dengan hukum yang berlaku.

Saat diinterogasi, kedua pelaku mengakui perbuatannya telah melakukan pemukulan dan penusukan. 

Sejumlah barang bukti diamankan dari kedua pelaku, antara lain sebuah gagang  pisau yang terbuat dari gunting, pakaian yang dipakai pelaku, dan tas kompek warna hitam tempat menyimpan pisau.

Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Mikael Hutabarat, S.H., S.I K.,M.H., dan jajaran diketahui sudah melakukan sejumlah hal pasca terbunuhnya Putu Pekak, yakni membuat laporan polisi, memeriksa saksi, menangkap pelaku, mengamankan barang bukti, melengkapi mindik untuk penyidikan lebih lanjut, dan mencari keberadaan pelaku lainnya.

Adapun kronologis peristiwa berdasarkan keterangan kedua saksi saat melaporkan peristiwa yang dialami oleh korban ke SPKT Polresta Denpasar sebagai berikut.

Pertama, pada Selasa, 21 Maret 2023, mulai pukul 19.00 Wita, korban bersama Ni Nengah Wikarsini, 37 tahun dan anak pertamanya, Gede Arya Pratama Putra serta anak keduanya yang masih balita beserta rekan-rekannya berada di Pintu Masuk Pasar Hewan Satria, di Jalan Veteran Nomor 63 Banjar Tainsiat, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara menonton pawai ogoh-ogoh yang melintasi di sepanjang Jalan Veteran.

Kedua, sekitar pukul 21.00 Wita, melintas di depan Ni Nengah Wikarsini rombongan pawai ogoh-ogoh dari Group Deseperado. Saat itu saksi melihat suaminya beradu pandang dengan dua orang laki-laki. Menurut sakti mereka bernama De Anggur dan Bem Bem. Ia juga melihat kedua orang laki-laki itu berusaha untuk menantang dan memancing emosi suaminya agar berkelahi, namun Putu Pekak saat itu mengacuhkan kedua laki-laki tersebut. 

Ketiga, upaya tantangan dan pancingan emosi dari De Anggur dan Bem Bem lama-kelamaan ditanggapi oleh korban. Ni Nengah Wikarsini melihat suaminya mendatangi kedua orang laki – laki tersebut. Ia melihat suaminya dikeroyok oleh banyak orang termasuk De Anggur dan Bem Bem. Spontan saksi yang saat itu sedang menggendong putrinya berusaha untuk menyelamatkan korban. Akan tetapi, ia melihat korban dalam keadaan tergeletak dengan badan mengeluarkan darah segar di beberapa bagian, termasuk di bagian dada. 

Keempat, melihat kondisinya suaminya, saksi kangsung berteriak meminta pertolongan sekitar untuk berupaya menyelamatkan korban. Seketika De Anggur dan Bem Bem serta orang-orang yang turut serta mengeroyok korban, kabur meninggalkan Putu Pekak tergeletak sendirian. 

Kelima, orang-orang yang berada di sekitaran TKP tergeletaknya korban langsung berusaha menolong korban, dan membawanya ke IGD RSUD Wangaya-Denpasar guna mendapatkan pertolongan medis.

Keenam, saat korban mendapatkan pertolongan oleh orang-orang sekitar TKP, Gede Arya Pratama Putra datang ke TKP karena diberitahu oleh pecalang bahwa ayah kandungnya menjadi korban penganiayaan oleh banyak orang dan tergeletak di TKP. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!