Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

Wisdom Habiskan Rp 5,5 Juta Per Keluarga

Di Bali Rata-Rata 5 Hari

YANG PENTING BERNAFAS: Senja di Ubud, Gianyar, masih sepi dari riuh wisatawan mancanegara. (jepretan Dewa Anom)

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali gelar webinar SURYA (Survey Bicara) dengan topik “Perkembangan Perekonomian Terkini dan Peran Wisatawan Nusantara untuk Mendukung Bali Bangkit”, Selasa (19/10/2021).  Acara daring ini dihadiri Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics & Finance (INDEF), Vice President of Market Management Accomodation Experience Traveloka, Kepala Biro Bisnis Indonesia Provinsi Bali, Kepala Dinas/Instansi dan akademisi di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali.

Kakanwil Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyampaikan bahwa Bank Indonesia secara rutin melaksanakan survei untuk membantu pemerintah pusat dan Pemprov Bali menyediakan data atau informasi ekonomi dan keuangan terkini secara tepat waktu dan akurat. 

Di masa yang penuh dengan ketidakpastian terutama dalam pandemi Covid-19, ungkapnya peran data dan informasi terutama melalui survei menjadi hal yang penting. Selain survei rutin, Bank Indonesia juga melaksanakan survei insidentil yang kali ini berfokus pada wisatawan nusantara. 

“Survei pelaku wisatawan nusantara di Provinsi Bali selama Covid-19 dilakukan kepada 400 responden pelaku wisatawan nusantara yang berkunjung ke Provinsi Bali. Survei ini diselenggarakan pada akhir September 2021 dan awal Oktober 2021 untuk mengetahui bagaimana preferensi dan besar belanja kunjungan wisatawan nusantara di provinsi Bali. Sebagaimana diketahui bersama bahwa sejak akhir Maret 2020, pariwisata Bali bergantung sepenuhnya kepada wisatawan nusantara. Perkembangan wisatawan nusantara di Bali diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Bali,” ungkapnya.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics & Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menjelaskan data keadaan ekonomi global yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi nasional, termasuk sektor pariwisata. Taufik menekankan bahwa untuk memulihkan industri pariwisata nasional, hal utama yang harus dilakukan adalah penanganan COVID-19 dengan baik. Selanjutnya, adalah kesiapan indstri pariwisata dalam menerapkan standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) International. Berikutnya adalah bagaimana mengkomunikasikan dan mempromosikan bahwa Bali Safe dan siap menerima kunjungan. Terakhir, perkembangan pariwisata di Indonesia di masa pandemi COVID-19 perlu didukung stimulus oleh pemerintah.

Menambahkan penjelasan sebelumnya, Rizki Ernadi Wimanda selaku Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyampaikan data perkembangan ekonomi Bali, serta survei preferensi wisatawan nusantara. Rizki menuturkan beberapa indikator menunjukkan perekonomian Bali pada triwulan III-2021 mengalami perlambatan seiring dengan diberlakukannya PPKM Level 4 di Juli dan Agustus. Namun memasuki triwulan IV-2021, perekonomian Bali mulai menggeliat yang diikuti dengan meningkatnya jumlah kedatangan penumpang di bandara Bali.

Di samping itu, hasil Survei Pelaku Wisatawan Nusantara di Provinsi Bali selama Covid-19 menemukan bahwa sebagian besar kunjungan wisawatan nusantara (wisnus) di Bali berdurasi kurang dari 5 (lima) hari per kunjungan dan mayoritas membawa keluarga untuk berwisata bersama. Rata-rata pengeluaran wisnus saat ini sebesar Rp5,5 juta per keluarga yang didominasi oleh biaya akomodasi (Rp1,58 juta), makan dan minum (Rp1,25 juta), serta sovenir (Rp0,91 juta). Dari sisi akomodasi, mayoritas responden memilih hotel bintang 3 (tiga) ke bawah sebagai tempat menginap utama, selanjutnya hotel bintang 4 (empat) ke atas dan villa. Sementara opsi utama untuk lokasi menginap, mayoritas wisnus memilih Kabupaten Badung (Kuta, Seminyak, Jimbaran, Nusa Dua) sebesar 55% dan Denpasar (termasuk Sanur) sebesar 27%.

Vice President of Market Management Accomodation Experience Traveloka, John Safenson menyampaikan mengenai hal-hal yang mendorong meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara ke Bali. Selama pandemi COVID-19, kebersihan dan promosi merupakan alasan terbesar konsumen dalam memesan akomodasi di Bali. Adanya pekan promo atau potongan harga mampu mendorong penjualan hingga mencapai 100%. John juga menyampaikan bahwa adanya long weekend juga mampu mendorong meningkatnya jumlah kunjungan ke Bali. Jumlah pemesanan akomodasi di Bali pada akhir tahun 2021 sudah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Sementara untuk tahun 2022, mulai terdapat pemesanan pada long weekend di akhir Februari mendatang. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!