Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Wakil Bendesa Korban Penganiayaan Dilirik Tarung di Pilwali

NasDem-Demokrat Tunggu Restu Golkar

DENPASAR (BaliPolitika.Com)- Paket Gede Ngurah Ambara Putra dan Anak Agung Ayu Rai Sunasri (Ambara-Rai Sunasri) di Pilwali Denpasar 2020 ternyata cuma hayalan belaka. Buktinya, kader senior Golkar yang pernah mencicipi pengalaman sebagai Calon Wakil Walikota Denpasar mendampingi I Made Arjaya pada Pilwali 2015 itu menegaskan tidak maju. Bahkan mengaku terkejut saat namanya disebut dalam Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Denpasar, Minggu (16/08/2020). Meski mengaku menghormati kepercayaan yang diberikan, Sunasri yang menjabat DPRD Kota Denpasar periode 1999-2004 dan 2004-2009 menegaskan lebih memilih keluarga.

Dalam posisi Golkar dinilai kurang serius menyiapkan pendamping Ambara Putra, muncul nama lain yang cukup mengejutkan, yakni Made Bagus Kertanegara. “Saya sudah berkomunikasi dengan Demokrat dan kalau boleh kami sepakati usung pasangan Ambara dan Bagus Kerta Negara,” ucap Wakil Ketua DPW NasDem Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Gede Widiada, Senin (17/8/2020). Widiada menekankan pasangan ini harus mendapatkan restu dari Partai Golkar. Ungkapnya, NasDem dan Demokrat sedang menunggu keputusan Golkar sebagai pimpinan koalisi karena masih melakukan pembahasan internal. Menariknya, Widiada menyebut Bagus Kerta Negara siap maju di Pilwali Denpasar karena terpanggil untuk memperbaiki Denpasar ke depan.

Siapakah sosok Made Bagus Kertanegara? Usut punya usut sosok yang diproyeksikan sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Denpasar oleh NasDem dan Demokrat ini adalah Wakil Bendesa Adat Denpasar. Namanya pernah viral di media sosial lantaran mengaku dipukul oleh pemuda bernama Pande Nyoman Anom Jatiyasa alias Anom, 28, bulan Oktober 2019 silam. Kepada penyidik pelaku penganiayaan yang berstatus pegawai kontrak Dispenda Pemkot Denpasar tersebut mengaku dirinya hanya menampar korban Bagus Kertanegara sebanyak tiga kali. Dua kali di pipi kanan dan sekali di pipi kiri.

Bebernya, penamparan itu dipicu kejadian pemukulan paman pelaku bernama I Ketut Suarta yang diduga berasal dari kelompok Bagus Kertanegara. Informasi lain menyebut korban Wakil Bendesa Adat Denpasar itu sempat mengaku dikeroyok belasan orang hingga menderita luka lebam di pelipis kiri, kepala kanan benjol, serta pangkal lengan kanan sakit. Faktanya, hingga kini hanya Anom Jatiyasa yang ditetapkan sebagai tersangka.

Versi lain menyebut peristiwa pemukulan terjadi di Jalan Kartini gara-gara masalah parkir. Karena takut dikeroyok, Ketut Suarta meminta bantuan kepada pelaku untuk mendampinginya pulang ke rumah. Pada saat mendampingi Ketut Suarta ke rumahnya di Jalan Kartini Gang V Nomor 5 sampai di Gang IV A Nomor 4 keduanya dihadang oleh Bagus Kertanegara. Karena dihadang itulah pelaku refleks menampar korban sebanyak tiga kali.

Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan kala itu membenarkan adanya peristiwa pemukulan terhadap Bagus Kertanegara. Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Denpasar kala itu, Kompol I Wayan Arta Ariawan menyebut berdasarka hasil pemeriksaan motif penganiayaan dipicu dendam lama antara keluarga pelaku dan keluarga korban Bagus Kertanegara.

Dihubungkan dengan kontestasi Pilwali Kota Denpasar, Bagus Kertanegara dinilai akan sulit mendapatkan restu Golkar. Pasalnya, Pande Nyoman Anom Jatiyasa alias Anom yang dia laporkan ke pihak berwajib dan dipenjara diketahui merupakan putra Mangku Pande Arnaya yang nota bene merupakan sesepuh Golkar Bali dan mantan anggota DPRD Fraksi Golkar.

“Mangku Pande Arnaya yang anaknya dipenjara kasus pemukulan itu. Bakal calon wakil wakikota yang kabarnya diminati NasDem dan Demokrat yang diajak ribut anak kader senior Golkar itu. Sepertinya berat, berat, berat,” ungkap sumber sembari enggan menjelaskan makna berat yang dia maksud. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!