Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

ADAT DAN BUDAYA

PHDI Pastikan Siap Undang Oknum Mahaprabhu

Beri Kesempatan Klirkan Status di Hadapan Umat

HANYA AKUI PHDI MLB: Mahaprabhu Putu Wirasa Pandya yang nyentrik di medsos mendapat respons PHDI Provinsi Bali. Tampak oknum yang mengaku bernama Mahaprabhu Putu Wirasa Pandya berfoto bersama Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Video klarifikasi dari seorang oknum yang mengaku bernama Mahaprabhu Putu Wirasa Pandya di medsos mendapat respons PHDI Provinsi Bali. Dalam video tersebut diterangkan bahwa gelar Mahaprabhu diperoleh melalui pawisik.  Juga disebutkan bahwa istri keduanya, Mahaprabhu Patni dinikahi atas bimbingan semesta. Penjelasan tersebut dinilai tetap perlu diklarifikasi kepada umat.

Walaupun dijelaskan bahwa gelar itu untuk interen di Pashraman Kayumanis Desa Tegalmengkeb, dari rekam digital yang terpantau, ternyata Mahaprabhu menggunakan atribut seperti Sulinggih, berupa busana, prucut rambut, teteken, dan juga soal nama abhiseka yang dipublikasikan kepada masyarakat.

Dalam foto-foto yang beredar, sepertinya Mahaprabhu berposisi dan tampil sebagai Sulinggih, sehingga bisa membingungkan umat tentang statusnya yang ternyata bukan sulinggih tersebut.

Hal itu ditegaskan Wakil Ketua PHDI Bali, Nyoman Iwan Pranajaya, menanggapi desakan agar PHDI Bali atau PHDI Tabanan mengklarifikasi status Mahaprabhu Wirasa Pandya, dengan mengundang beliau ke PHDI untuk mengklarifikasi. Undangan itu penting sebagai etika dan swadharma, sesuai fungsi dan tugas PHDI yang diatur dalam AD/ART.

Tidak hanya status pribadi dan pawisik yang disebutnya itu yang perlu diklarifikasi. Karena selama ini Mahaprabhu membawa-bawa nama pawisiknya dalam polemik PHDI Pemurnian dan mengaku paling militan membela dresta Bali, dalam video itu juga ada pernyataan dan rekaman upacara mirip agni hotra yang sering diserang oleh kelompok pendukung PHDI Pemurnian.

Ada juga chatting dan foto-foto Bhaktas yang diduga milik Mahaprabhu Wirasa Pandya, menunjukkan pengakuan Bhaktas bahwa garis perguruannya adalah ‘’Sampradaya Hari Gopal’’.

Apakah status chatt itu benar, siapakah sebenarnya Bhaktas di Facebook, apa hubungannya dengan ‘’sampradaya Hari Gopal’’, apa pula klarifikasi tentang foto-fotonya yang diunggah di medsos, seperti penampilan dengan tongkat/teteken, rambut diprucut seperti Sulinggih Dresta Bali padahal belum melakukan diksa dwijati, apa pula penjelasannya tentang busana mirip maharaja dengan mahkota di kepala dan duduk di kursi singgasana yang terlihat megah. Juga tentang penampilan berjoget-joget seperti penyanyi lagu pop dalam video yang beredar, dan lain sebagainya.

‘’Semakin hari, semakin banyak terungkap hal baru yang tidak teridentifikasi, sehingga diperlukan mendengar langsung dari Mahaprabhu, tentang hal-hal yang informasinya terus bertambah. Tidak baik bagi PHDI menyatakan sikap seperti dituntut oleh pihak tertentu, tentang status Mahaprabhu, tanpa memberikan kesempatan untuk menyampaikan klarifikasi. Tidak boleh juga menghakimi tanpa mendengar klarifikasi dari yang bersangkutan, ’ kata Iwan Pranajaya.

Bagaimana bilamana Mahaprabhu tidak memenuhi undangan PHDI, karena di statusnya juga ada pernyataan, hanya mengakui PHDI MLB/Pemurnian, Iwan Pranajaya menjawab tegas.

‘’Itu kita dengarkan nanti, minta arahan Dharma Upapati dan Paruman Pandita. Tapi, prinsipnya, etikanya, tetap perlu mengundang dan memberikan kesempatan untuk mendengar klarifikasi dari Mahaprabhu. Bila setelah diundang, tidak dipenuhi dan tidak dihadiri, sesuai dengan tugas dan fungsi PHDI yang diatur dalam AD/ART, tentu akan dirumuskan seperti apa pernyataan PHDI, guna melindungi umat Hindu, melindungi lembaga kesulinggihan, lembaga diksa dwijati, aguron-aguron yang berlaku, dan sebagainya,” tutup Iwan Pranajaya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!