Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Obituari

Umbu Kembali Ke Rumah Paling Puisi

DENPASAR, BaliPolitika.Com- “Yin-yang pulang bersama. Dua yang berbeda tetapi saling melengkapi. Pulang kembali ke rumah paling puisi. Meninggalkan ikatan-ikatan batin di bumi, menyambungkan ikatan-ikatan batin di langit. Bapak-bapakku, kali ini aku tidak menangis. Sudah tidak sakit lagi. Sudah bersama-sama lagi. Aku mencintai kalian dengan sepenuh-penuhnya puisi yang kalian alirkan ke dalam diriku. Tabikku, tabikku, tabikku,” tulis penyair Komang Ira Puspitaningsih menganggapi kepergian Umbu Landu Paranggi menyusul sahabat batinnya, Imam Budhi Santosa. Sang “Presiden Malioboro” mengembuskan nafas terakhir, Selasa, 6 April 2021 pukul 03.55 di RS Bali Mandara, Sanur, Bali.

Kepulangan penulis puisi “Ibunda Tercinta” itu dikabarkan pertama kali oleh penyair Wayan Jengki Sunarta yang menjaga Sang Guru di rumah sakit tersebut. “Indonesia kembali kehilangan putra terbaiknya di bidang sastra. Mahaguru Penyair Umbu Landu Paranggi telah wafat pada hari Selasa, 6 April 2021, pukul 03.55 Wita di RS. Bali Mandara, Sanur, Bali. Semoga Beliau damai di alam keabadian,” tulis sosok yang setia merawat penyair kelahiran 10 Agustus 1943 itu.

Atas kepergian Sang Guru, sahabat karib Jengki, Phalayasa Sukmakarsa mengutip sajak TS Eliot. “April adalah bulan terkeji, diperanakkannya bunga-bunga ungu dari tanah mati, diaduknya kenang dan hasrat, diusiknya akar-akar pejal dengan hujan musim semi.”

“Hidup takkan pernah aman. Kapan dan di mana pun,” tulis penyair Made Adnyana Ole sebelum Sang Mahaguru berpulang di akun facebook Timpal Tatkala.

“Sahabat kita, Bung Umbu berpulang. Guru batin kami pamitan dini pagi tadi. Kawan-kawan yang berjaga di rumah sakit Bali Mandara mengabari pukul 03.55 Wita. Mohon maaf dan perkenan doa teman-teman bagi penyair rendah hati yang tulus ini. Semoga lapangan jalan pulangnya dalam naungan Kasih Sang Maha Indah,” ungkap penyair Waris Wisatsana.  (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!