Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

Tes Turun, Pasien Kronis Menanjak, Bali Kewalahan Ruang ICU

KLUNGKUNG (BaliPolitika.Com)- Jika Anda menyayangi diri Anda sendiri, buah hati tercinta, keluarga, serta masyarakat luas stop abai pada protokol kesehatan. Pasalnya, bila terinfeksi Covid-19 dan membutuhkan perawatan intensif, Anda maupun keluarga Anda akan mengalami kesulitan sebab tempat tidur di rumah sakit penuh. Hal ini diungkapkan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung, dr. Nyoman Kesuma.

Terangnya, menangani pasien covid-19 dalam masa pandemi ini memang sangat melelahkan. Kalau sebelum bulan Agustus 2020 laporan dari Tim Covid-19 rumah sakit lebih sering tentang pasien sembuh yang berhasil dipulangkan, maka mulai awal Agustus laporan yang masuk adalah masih banyaknya pasien suspek covid-19 atau PDP di UGD yang belum dapat kamar isolasi sehingga harus segera diatasi agar UGD bisa menerima kembali pasien masuk.

“Yang cukup bikin pusing adalah yang terjadi dalam minggu ini. Laporan yang masuk setiap hari yaitu banyaknya pasien suspek covid-19 di UGD yang belum dapat kamar isolasi dan tempat tidur di ICU khusus Covid-19. Dengan kapasitas tempat tidur ICU Covid-19 yang terbatas hanya 4 TT tentu masalah ini sulit diatasi,” ungkap dr. Kesuma melalui media sosial pribadinya.

Ungkapnya, pasien yang butuh perawatan intensif tentulah pasien suspek covid-19 dengan gejala berat dan kritis yang seharusnya cepat mendapat penanganan intensif agar tidak bertambah parah atau fatal. Akan tetapi dengan kapasitas ICU yang terbatas dimana pasien yang dirawat disana sudah penuh dan belum stabil maka tidak mungkin menambah pasien masuk.

“Kalau kemarin masalah pasien antri masuk ICU bisa diatasi dengan menambah 2 tempat tidur dan menambah tenaga sehingga bisa merawat 6 pasien, maka hari ini masalah sangat sulit diatasi.Ada 8 pasien yang belum bisa masuk ruang isolasi dimana 4 orang membutuhkan ruang ICU sedangkan ruang isolasi dan ruang ICU penuh. Semua rumah sakit rujukan covid-19 yang dihubungi untuk merujuk menyatakan penuh baik ruang isolasi maupun ruang ICU. Karena itu kami harus rapat kembali untuk mencari solusi,” bebernya.

Diketahui, hasil rapat dimaksud memutuskan untuk mengosongkan 1 lantai ruang perawatan non isolasi yang memiliki instalasi gas medis agar bisa menitipkan pasien sementara sehingga pasien yang membutuhkan perawatan intensif karena sesak nafas berat bisa mendapatkan terapi oksigen dosis tinggi sambil menunggu ruang ICU ada tempat tidur yang kosong. Harapannya semoga besok ada pasien di ICU yang sudah stabil sehingga bisa dipindahkan di ruang isolasi biasa dan pasien yang hari ini antri bisa masuk.

“Memang sejak tidak adanya screening test rapid maupun swab massal di masyarakat, kasus-kasus covid-19 baik suspek maupun confirm yang masuk ke rumah sakit melalui UGD lebih banyak kasus-kasus bergejala berat dan kritis sehingga membutuhkan ruang perawatan intensif. Semoga masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak dan sering cuci tangan dengan sabun atau handsanitizer sehingga penyebaran virus covid-19 utamanya pada lansia dan orang yang memiliki penyakit kronis tidak banyak terjadi. Mari kita sayangi diri kita, orangtua kita dan orang-orang dekat kita agar selalu sehat,” tutupnya.

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!