Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Seni & Budaya

Piodalan, Mangku dan Prajuru Pura Wajib PCR/Swab Antigen

NGAYAH: Para pemangku atau pemimpin upacara suci di Bali sebelum pandemi Covid-19.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali bersama Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali membatasi pelaksanaan Upacara Panca Yadnya dalam masa gering agung Covid-19. Pembatasan itu termuat dalam Surat Edaran (SE) Bersama PHDI dan MDA Provinsi Bali Nomor. 076/PHDl-Bali/Vlll/2021 dan Nomor: 008/SE/MDA-Prov Bali/VIII/2021.

Khusus upacara Dewa Yadnya, yakni piodalan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan masyarakat Hindu Bali. Dalam SE tertera 7 poin penting. Intinya, piodalan dapat dilaksanakan dengan pembatasan sangat ketat. 

Pertama, hanya ngaturang piodalan alit. Kedua, hanya dilaksanakan oleh pemangku dan prajuru pura dengan jumlah paling banyak 10 orang. Ketiga, krama melaksanakan persembahyangan Ngayeng Ngubeng dari Sanggah atau Merajan masing-masing. Keempat, pemangku dan prajuru pura yang melaksanakan acara piodalan wajib mengikuti uji swab berbasis PCR/Swab Antigen sehari sebelum acara dengan hasil negatif. 

Kelima, uji swab dilaksanakan oleh Puskesmas setempat dan difasilitasi oleh Satgas Gotong Royong bersama Relawan Desa atau Kelurahan. Keenam, tidak diiringi seni wali atau wawalen, seperti gamelan dan sasolahan. Ketujuh, pengawasan dilaksanakan oleh pecalang, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa. 

SE ini ditandatangani Minggu, Redite Umanis, Klawu, 8 Agustus 2021 oleh Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si dan Ketua MDA Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!