ANGKAT DERAJAT KELUARGA: 14 siswa Sekolah Bali Mandara, yakni Ketut Arnopi Budiastini (Buleleng), Ni Kadek Emi Ariani (Karangasem), Ni Komang Sumariani (Buleleng), Ni Komang Tirtawati (Jembrana), Ketut Indah Lestarini (Buleleng), Ni Sriani (Bangli), Ni Wayan Mariani (Karangasem), Ni Kadek Perayanti (Karangasem), Kadek Lina Septiani (Buleleng), I Gede Dananjaya (Klungkung), Ni Kadek Dwi Mahariani (Buleleng), Ni Kadek Satya Yulandari (Buleleng), Ni Putu Nila Natalia (Buleleng), dan Ni Luh Gede Elisa (Tabanan) terbang ke Negeri Sakura melalui Terminal Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Kamis, 28 September 2023 dini hari dan mendarat Chubu Centrair International Airport, Jepang, Jumat, 29 September 2023 setelah sebelumnya sempat transit di Manila, Filipina.
DENPASAR, Balipolitika.com- Cap sebagai produk gagal yang disematkan eks Koordinator Kelompok Ahli Bidang Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali yang juga eks akademisi Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Udayana dan kini menjabat Rektor Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS, tak membuat kegigihan para siswa miskin Sekolah Bali Mandara untuk mengubah nasib pupus. Sebaliknya, mereka tetap semangat belajar untuk lepas dari garis kemiskinan.
Kegigihan lulusan 20 siswa di antaranya terjawab pada Rabu, 27 September 2023 malam. 14 siswa Sekolah Bali Mandara, yakni Ketut Arnopi Budiastini (Buleleng), Ni Kadek Emi Ariani (Karangasem), Ni Komang Sumariani (Buleleng), Ni Komang Tirtawati (Jembrana), Ketut Indah Lestarini (Buleleng), Ni Sriani (Bangli), Ni Wayan Mariani (Karangasem), Ni Kadek Perayanti (Karangasem), Kadek Lina Septiani (Buleleng), I Gede Dananjaya (Klungkung), Ni Kadek Dwi Mahariani (Buleleng), Ni Kadek Satya Yulandari (Buleleng), Ni Putu Nila Natalia (Buleleng), dan Ni Luh Gede Elisa (Tabanan) terbang ke Negeri Sakura melalui Terminal Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Kamis, 28 September 2023 dini hari dan mendarat Chubu Centrair International Airport, Jepang, Jumat, 29 September 2023 setelah sebelumnya sempat transit di Manila, Filipina.
Sementara 6 lulusan Sekolah Bali Mandara lain, yakni Ni Komang Egi Rahayu (Karangasem), Ni Komang Ayu Nyudiantari (Nusa Penida/Klungkung), Putu Rima Mariani (Buleleng), Putu Putri Yani (Buleleng), Ni Putu Ayu Risna Setianingsih (Karangasem), dan Gede Satria (Buleleng) bersama salah satu lulusan SMA Negeri 1 Kuta Utara bernama Ni Ketut Esta Putri Maharani dijadwalkan berangkat ke Jepang pada bulan Maret 2024 untuk menempuh perkuliahan setelah mengikuti tes N3.
“Adik-adiknya kabarnya baik-baik dan sudah di Jepang. Mereka baru saja selesai pengukuhan mahasiswa baru,” ucap I Ketut Juliadi, alumnus Sekolah Bali Mandara asal Gerokgak, Buleleng yang juga mendapatkan beasiswa kuliah gratis di Jepang dan berangkat pada bulan Maret 2023 lalu.
Juliadi bersama 14 siswa lulusan Sekolah Bali yang mendarat di Jepang, Jumat, 28 September 2023 mengenyam pendidikan keperawatan di Tahara Global College of Welfare, Prefektur Aichi, Jepang.
Karena seluruh mata kuliah akan disampaikan dalam bahasa Jepang, maka sebelum berangkat ke Negeri Matahari Terbit seluruhnya dibekali kemampuan berbahasa di Bali Japan International College (BALI JAPANIC) hingga mengantongi sertifikat N4. Namun sejumlah siswa digembleng agar mengantongi sertifikat N3 alias kemampuan berbahasa Jepang lebih mahir.
Bali Japanic, yang berlokasi Jalan Prof. IB Mantra No. 888X, Kesiman, Kertalangu, Denpasar Timur, merupakan business partner dari Fujuen Group dan Tahara Global College of Welfare.
“Mereka disiapkan menjadi tenaga kerja terampil, khususnya di bidang keperawatan (caregiver). Setelah menempuh pendidikan di Tahara Global College of Welfare, Prefektur Aichi, Jepang, mereka akan langsung diikat kontrak kerja sebagai tenaga terampil dengan durasi 5 tahun. Para siswa Sekolah Bali Mandara yang terpilih mampu bersaing dengan kakak-kakaknya yang sudah berstatus mahasiswa untuk merebut kesempatan emas ini. Mereka adalah juara yang sebenarnya,” ungkap Founder sekaligus Direktur Bali Japan International College, Made Sukadana Antara.
Sosok lulusan terbaik Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra Universitas Udayana (kini Fakultas Ilmu Budaya Unud, red) menjelaskan Nozomi Scholarships dilatarbelakangi terpuruknya perekonomian di Bali akibat pandemi.
Rincinya untuk bekerja ke Jepang dengan program normal diperlukan biaya puluhan juta rupiah. Sementara untuk program kuliah ke Jepang perlu biaya hingga ratusan juta rupiah.
Hingga saat ini, Bali Japan International College sukses memberangkatkan 27 lulusan Sekolah Bali Mandara yang seluruhnya berasal dari keluarga kurang mampu lewat program beasiswa Nozomi Scholarships.
Disusul 6 lulusan Sekolah Bali Mandara lain di bulan Maret 2024, maka total jumlahnya bertambah menjadi 33 orang.
Sebelumnya, pada September 2022 dan Maret 2023, ada 13 siswa jebolan sekolah progresif yang merekrut siswa miskin melalui seleksi berlapis ke pelosok-pelosok Bali selama 6 bulan itu.
Ke-13 siswa jebolan Sekolah Bali Mandara penerima Nozomi Scholarship atau beasiswa harapan kuliah di Jepang tersebut terdiri atas Ni Luh Ekarini (asal Bebandem, Karangasem), Ni Komang Ananta Wahyuni (asal Kintamani, Bangli), Putu Sri Kusumayani (asal Kubutambahan, Buleleng), Putu Diana (asal Busungbiu, Buleleng), Kadek Dwi Andina Widyani (asal Kubutambahan, Buleleng), I Kadek Ardika Yana (asal Rendang, Karangasem), I Ketut Juliadi (asal Gerokgak, Buleleng), Ni Putu Cindy Febianti (asal Kecamatan Karangasem, Karangasem), Ni Komang Juni Lestari (asal Melaya, Negara), Kadek Oka Linggayani (asal Busungbiu, Buleleng), Putu Purwani (asal Gerokgak, Buleleng), Putu Ayu Sumianingsih (asal Busungbiu, Buleleng), dan Ni Putu Suryani (asal Kubu, Karangasem). (bp)
