Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Waspada Bom Bali Jilid III, Densus 88 Gerak Cepat Sterilkan Pulau Dewata

CEGAH TRAGEDI: Kondisi pasca tragedi Bom Bali 1, 12 Oktober 2022 yang meluluhlantakkan Bali kala itu (foto istimewa).

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Rencana Bom Bali III bocor ke publik Agustus 2016 silam. Kala itu, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror, secara beruntun menangkap sejumlah orang yang diduga sebagai teroris.

Lewat penyelidikan yang digelar maraton diketahui teroris jaringan Bahrun Naim menganggarkan uang senilai Rp4,9 juta untuk membuat ledakan bom di Solo dan Bali.

Aksi teror demi teror memang kerap dikaitkan dengan Bali sepeninggal Imam Samudera dan Amrozi pada tahun 2002 otak Bom Bali yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Terupdate, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap terduga teroris bernama Firdaus Salam Isnanto (28 tahun) sebelum menyeberang ke Bali.

Firdaus ditangkap di simpang Jalan Pancasila, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Selasa, 6 September 2022.

Diketahui Firdaus ngekos di Jalan Satelit Nomor 40 Desa Dauh Puri Kelod, Denpasar Barat.

Dalam penggerebekan sehari setelahnya, yakni Rabu, 7 September 2022, Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri mendapati Firdaus tinggal bersama seorang istri berinisial DYA dan dua anak.

10 personil Densus 88 menyita golok dan anak panah serta buku jihad dalam penggeledahan tersebut.

Selain istri dan dua anak, Tim Densus 88 juga menginterogasi Basuki (65 tahun) dan Siti Juariah (59 tahun) yang merupakan orang tua kandung Firdaus.

Keduanya syok dan mengaku tidak menyangka anak keduanya terlibat terorisme. Firdaus diketahui tidak pernah ikut aliran keras.

Lewat penggeledahan itu polisi juga mengetahui bahwa Firdaus bekerja pada salah satu perusahaan alat berat yang saat ini mengerjakan proyek irigasi, air minum, dan embung di Bima.

Selesai kerja di Bima, Firdaus kembali dipercayakan oleh perusahaannya untuk bekerja di Lumajang, Jatim. Lulusan Program Studi Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali, itu kemudian mengerjakan proyek 2.000 unit rumah.

Sebelum ke Lumajang enam bulan lalu, dia sempat seminggu di Bali. Pas berangkat ke Lumajang, dia membawa istri dan anaknya.

Terkait barang bukti yang disita yakni golok orang tua Firdaus menyebut digunakan untuk menyembelih hewan kurban.

Sementara anak panah berhubungan dengan kegemaran Firdaus yang ahli memanah.

Terkait penangkapan Firdaus yang disebut sebagai terduga teroris, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Polisi Satake Bayu Setianto menyebut Densus 88 yang berwenang memberikan keterangan. Lebih-lebih lokasi penangkapannya bukan di Bali. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!