Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Gusti Fahriansyah

Ilustrasi: Gede Gunada

 

Tapal Pengabdian
;Guru

Setegak alif di dadamu
Adalah air tebu yang kuteguk
Usai berlarian mengejar bayang-bayang

Engkau menyimpan ibu
Bagi kepalaku yang masih kanak-kanak
Yang ingin meninggalkan rahim.

Keluarlah dan jadilah manusia yang manusia
Suaramu melantang
Saat aku sembunyi dalam diri sendiri

Sedang, aku lebih dalam menggali
Sampai jadi sumur
Dan kau mengulurkan tali keikhlasan

Serta doamu
Menghujan lalu menjadi sungai
Yang menjadikan gemar bermain
Di rindang pohon pengabdian

Sumenep, 6 Juni 2021

 

Sebagian Surga yang Dihindari
: Setelah menatap nasib orang pinggiran

Segala jenis tubuh bergegas
Menjalani jalan-jalan takdir
Dan trotoar masih hangat
Membentuk tubuh seseorang
Yang menantang gigil semalam

Lagu Iwan Fals berdengung
Dengan sebuah keadilan yang agung
Dipertaruhkan dalam tabung gitar kecil
Dan suara-suara mungil, serak

Akankah botol bekas
Adalah harta emas?
Tampak kerut pipi bergaris paceklik
Yang semalam dialiri doa
Dalam dada orang-orang papa

Tebaran senyuman menjadi simpul
Yang pantang punah memamah waktu
Urat-urat yang telah payah
Terus mengais-ngais tanah

Januari 2022

 

Rumah

Telah terbentang langit cerah!
Surga benar ada, tanahnya mengharum
Darah
Sejarah adalah celah
Menjaga tatapan kiwari
Dari asap debu amunisi.

Malam tak perlu tidur bergantian
Antara waktu dan nyawa
Yang kapan saja membawa
Berita luka

Darah itu tumbuh jadi pohon lebat
Doa menjadi kapas dan padi
Serta bintang yang gemerlap
Membentuk gugus banteng.

Januari 2021

 

Warisan Hadratussyaikh

Rumah ini, masih tahan hujan
Serta kemarau
Sebab, doa terus mengarus dari masa lampau
Jadi danau, lalu jadi laut bentang

Rumah dengan tiga pilar tegak kokoh
Menjaga tubuh dari angin senonoh
Yang kerap mengantar gigil
Berserta batuk bedil

Rumah yang terbuat dari inti hati
Tidak pernah cuti menyusun cinta:
Berbeda tetap satu jua!

Januari 2021

 

Bagaimana Pendapatmu, Gus
: Abdurrahman Wahid

Setelah rumah ini hilang separuh perpustakaan,
aku kesulitan menjawab, siapa kali ini
yang harus kubela dan yakini?

Pintu telah terbuka lebar, tapi selangkah pun
salah satu kakiku gemetar tak ingin keluar,
aku hanya mampu kembali, duduk di sofa
yang sedikit reot sambil terus mengamati TV

Kau tahu gus, di kanal favorit
tak kulihat orang seperti kau
yang membungkus diriku dengan
senyum ibu, tiap kali melihatmu santai
mengelus kerut pertikaian.

Siapa yang harus aku ikuti, gus?

Di barat, orang menjemur kebenaran
hingga kering menjadi ikan sepiring,
sedang di timur, orang menghitung umur
kepunyaan orang lain, serta gencar membela tuhan.

Rumah yang hilang setengah perpustakaan ini
seakan-akan hendak kujual
tiap kali mengintip lelampu jalan dari jendela,
lalu aku akan melancong mencari mimpi
ikhwal membela diri dengan cinta dan nurani,
sebelum kukenali macam-macam surga?

Januari 2022

 

=================================

Biodata

Gusti Fahriansyah, mahasiswa yang suka menulis puisi dan cerpen. Berdomisili di bagian pinggir kota Sumenep, aktif di LPM Retorika STKIP PGRI Sumenep, Kelas Puisi Bekasi, Majelis Sastra Mata Pena. Karyanya telah dimuat di beberapa media cetak/online seperti Takanta, Kawaca, Litera, Ideide, Lampung media, Nolesa, Suku Sastra, Mbludus, Gadanama, Kami Anak Pantai, Medan pos, Radar Mojokerto, Radar Madura, Cakra Bangsa, Sinar Indonesia Baru, Radar Pekalongan, BMR Fox, Bicara News, dll. IG: Gusti_Fahriansyah

Gede Gunada lahir di Desa Ababi, Karangasem, Bali, 11 April 1979. Ia menempuh pendidikan seni di SMSR Negeri Denpasar. Sejak 1995 ia banyak terlibat dalam pameran bersama, antara lain: Pameran Kelompok Komunitas Lempuyang di Hilton Hotel, Surabaya (1999), Pameran “Sensitive” Komunitas Lempuyang di Danes Art Veranda, Denpasar (2006). Ia pernah meraih penghargaan Karya Lukis Terbaik 2002 dalam Lomba Melukis “Seni itu Damai” di Sanur, Bali; Karya Lukis Kaligrafi Terbaik 2009 dalam Lomba Melukis Kaligrafi se-Indonesia di kampus UNHI Denpasar.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!