Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

Dihantui Niat Bunuh Diri, Segera Hubungi L.I.S.A Helpline

08113855472 (Bahasa Indonesia), 08113815472 (English Speaking)

SELAMAT LAHIR BATIN: Pengakuan seorang pengguna layanan L.I.S.A Helpline yang lolos dari kondisi psikologis yang tidak terkontrol

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Kota Denpasar menjadi penyumbang angka kasus bunuh diri tertinggi kedua di Provinsi Bali pada tahun 2021. Dalam posisi angka kasus bunuh diri di Pulau Dewata yang naik nyaris 100 persen dari 68 kasus di tahun 2020 menjadi 125 kasus di tahun 2021, 22 orang nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri Kota Denpasar sepanjang tahun 2021. Secara keseluruhan di Bali, dari 47 orang laki-laki dan 21 wanita yang bunuh diri pada tahun 2020 menjadi 92 laki-laki dan 33 perempuan pada 2021. Kabupaten Karangasem menjadi penyumbang kasus terbanyak dengan 27 kasus bunuh diri. 

Menyikapi kondisi yang memprihatinkan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar berkolaborasi dengan Yayasan Bali Bersama Bisa. Kolaborasi dimaksud berupa layanan inklusif sebagai upaya pencegahan kasus bunuh diri dan penanganan masalah kejiwaan bagi masyarakat.

KPU Kabupaten Gianyar KPU Kabupaten Gianyar

Hal ini terungkap saat tim Yayasan Bali Bersama Bisa bertemu Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa didampingi Kadis Sosial IGA. Laxmy Saraswati, Kadis Kominfo IB. Alit Adhi Merta, Kadis Kesehatan dr. Luh Putu Sri Armini serta Sekretaris BPBD, Ardy Ganggas, Rabu (23/2/2022).

Agus Arya Wibawa mendukung penuh terjalinnya kerja sama inklusif terutama terkait pencegahan bunuh diri yang disebabkan misalnya karena kekerasan seksual, tekanan sosial, tekanan ekonomi atau sejenisnya. 

“Bila selama ini penanganan skizofrenia sudah dilakukan Rumah Berdaya, maka ini bisa menjadi alternatif meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kota Denpasar,” ujarnya. 

Tambah dia, pihaknya ingin agar segera mungkin untuk mengeksekusi program ini dan menindaklanjutinya sehingga bisa mencegah keinginan orang untuk bunuh diri.

“Bila program inklusif ini berjalan baik, maka akan menjadi terobosan yang pertama di Bali dan akan menambah jangkauan pelayanan kepada masyarakat,” kata Arya Wibawa

Di sisi lain, dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ dari Yayasan Bali Bersama Bisa menegaskan  pihaknya membuat sebuah program yang disebut dengan L.I.S.A Helpline, saluran telepon (hotline) untuk konseling pencegahan bunuh diri. Layanan ini buka 24 jam, bersifat inklusif baik dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dan merupakan kolaborasi 13 komunitas yang ada di Kota Denpasar.

“Program ini sejak April 2021 sudah melayani 964 service user atau masyarakat seluruh Indonesia. Di mana 30 persennya masyarakat Bali. Kami memberi layanan konsultasi dengan tenaga ahli, berupa layanan krisis, memberi layanan yang lebih komprehensif bekerja sama dengan Pemkot Denpasar,” kata dr. Rai yang berprofesi sebagai psikiater.

Ia menambahkan, pihaknya melihat sumber daya di OPD Kota Denpasar sudah ada. Ungkapnya program serupa sudah berjalan di masing-masing dinas dan ditambah layanan kesehatan di RSUD Wangaya dan yang ditanggung BPJS kesehatan.

“Bila program kami dan program Pemkot Denpasar sudah terkoneksi, maka di bulan Maret 2022 mendatang kami berharap nantinya juga bisa berfungsi sebagai crisis centre serta safety house. Program ini bisa dioperasikan sejalan dengan program untuk penanganan korban kekerasan agar tidak berujung upaya bunuh diri,” ujar Co-Founder Rumah Berdaya Denpasar itu. 

Masyarakat yang sedang kalut dan memiliki keinginan bunuh diri ungkapnya bisa menghubungi layanan pencegahan bunuh diri melalui whatsapp dan telepon di 08113855472 (Bahasa Indonesia) dan 08113815472 (English Speaking) dan dilayani oleh 64 operator. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!