Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Obituari

Tanpa Keluhan Sakit, Prof. I Wayan Rai S. Tutup Usia

Pagi Ngajar, Malam Sesak Nafas

AMOR ING ACINTYA: Rektor ISI Denpasar 2004-2013 sekaligus Guru Besar Etnomusikologi Prof. Dr. I Wayan Rai S., semasa hidup.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Tidak ada seorang pun yang tahu kapan ajal akan menjemput. Sempat mengisi kuliah dan tampak sangat bugar Senin 15 Januari 2024, tiba- tiba Guru Besar Etnomusikologi,  Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., tutup usia, Selasa, 16 Januari 2024 dini hari.

Kabar duka ini sontak mengagetkan keluarga besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Adnyana membenarkan sekaligus merasa kehilangan atas berpulangnya Guru Besar ISI Prof. Wayan Rai.

“Kami seluruh sivitas akademika ISI Denpasar sangat merasa kehilangan atas berpulang Guru Besar Etnomusikologi Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A. Doa saya semoga almarhum amor ing acintya,” katanya, Selasa,  16 Januari 2024.

Prof. Kun- sapaan akrab Prof. Dr. I Wayan Adnyana- mengungkapkan almarhum Prof. Rai S. menduduki jabatan sebagai Ketua STSI Denpasar 2002-2003, Pj. Rektor ISI Denpasar 2003-2004, dan Rektor ISI Denpasar 2004-2013.

“Saya atas nama pimpinan dan sivitas akademika ISI Denpasar Denpasar, titiang menyampaikan bela sungkawa dan duka cita mendalam,” ungkapnya.

Meninggalnya Prof. Rai S. mengagetkan para dosen, sahabat dan seluruh sivitas Kampus ISI Denpasar.

“Nggih, sangat mengagetkan. Infonya Pak Prof. meninggal tadi pagi atau dini hari sekitar pukul 1.30 padahal pada senin sempat mengajar, namun malamnya ada keluhan sesak nafas. Nike yang tiang dapat infonya,” kata Dr. Dewi Yulianti, salah satu dosen ISI Denpasar.

Saat ini jenazah Prof. Rai dititifkan di RS Wangaya untuk sementara waktu sembari masih menunggu keputusan pihak keluarga terkait pelaksanaan upacara.

“Sementara jenazah masih dititif di RS Wangaya Denpasar, sedangkan upacara belum ditetapkan karena masih menunggu keputusan keluarganya,” pungkas Dewi.

Anak pertama Prof. Dr. I Wayan Rai S., I Gde Agus Jaya Sadguna mengatakan almarhum akan dikremasi di Krematorium Punduk Dawa, Klungkung, 23 Januari 2024.

“Tidak ada riwayat sakit. Beliau meninggal tadi (Selasa, 16 Januari 2024 dini hari, red) jam 01.25. Meninggalnya karena ada cairan di paru-paru yang berlanjut ke henti jantung. Akan dikremasi di Krematorium Punduk Dawa, Klungkung 23 Januari 2024. (jenazah, red) Masih di RS, tanggal 21 (Januari 2024, red) sore pulang ke Angantaka,” ungkap I Gde Agus Jaya Sadguna.

Semasa hidup, I Wayan Rai pernah memimpin ISI Denpasar dan Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua. Sebagai seniman sekaligus akademisi seni, dia banyak melahirkan karya seni, makalah dan penelitian di tingkat lokal Bali, nasional dan internasional.

I Wayan Rai dikenal sebagai seorang etnomusikolog, komposer dan peneliti musik bangsa-bangsa. Bakat dan minat pada seni pria kelahiran Ubud, Kabupaten Gianyar pada 26 April 1955 itu sudah tampak sejak kecil walaupun, kedua orang tuanya I Made Cemped dan Luh Sampun yang berprofesi sebagai petani, tak memiliki bakat seni.

Atas pengabdian, kegigihan, dan keteguhan Prof. Dr. I Wayan Rai S, M.A., dalam membina, melestarikan dan mengembangkan seni budaya Bali, tanpa mengenal lelah dan putus asa, Pemerintah Provinsi Bali mengapresiasi dengan memberikan Penghargaan Dharma Kusuma Provinsi Bali tahun 2022. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!