Ilustrasi: Handy Saputra
MADRI. MADRI. MADRI
ibu, apakah kau masih
mencintai lelaki dalam pelukmu
lelaki beku
yang cuma sekali itu menyentuhmu
ibu
apa yang terbayang saat
menari menuju api
sepasang lelaki kembar
yang terpaksa memeluk
perempuan lain untuk
mengembara tanpa rencana
ibu
apa yang membuatmu tetap
tegar mengetuk pintu
kematian
sang ratu memandang
cemburu padamu
ibu
ajarkan aku setia
meski aku bukan yang
pertama bagi rajaku
2023
KUNTI
apa yang dibayangkan
oleh ibu kunti
ketika harus menjadi ibu
sekaligus ayah
tanpa lelaki kedua
apa yang dipikirkan
oleh ibu kunti
ketika mengantarkan lima anak
menjadi lelaki dewasa
dan membutuhkan sebuah nama
sebagai panutan perang
apa yang membuatnya tegar
sementara kelima buah hatinya
terlempar dari meja judi
sebab sebutir dadu
sebab
sebagai ibu kunti
ia terlahir
dengan segala keyakinan
akan anak-anak titipan suaminya
sebab
sebagai ibu kunti
ia terlahir
dengan segala keyakinan
2023
KARNA
saat mengangkat busur itu
apa yang melintas dalam benakmu, pahlawan?
seorang perempuan berdiri
melepaskan anak panah kelahirannya
menikamkan luka di selaput jalamu
tanda kelahiranmu terlalu sempurna
untuk sebuah stempel palsu
seharusnya
sebuah pertarungan diawali di sini
tepat
saat kau beranjak
meninggalkan kemenangan
yang mestinya kau bawa pulang
pada keikhlasan
menyadari kisahmu
2023
DRESTARASTA
kaukah itu
lelaki buta
yang menyamarkan kedukaan mata
dengan memejam sepanjang perkawinan ini
pernah kau bayangkan
seperti apakah keheningan
sehabis menguburkan
seratus anak kita
yang terkalahkan
dalam separuh umur matahari
masih hangat darah
yang mengental
di sari perempuanku
aku masih mencium wangi doaku
saat kemenangan
masih ditawarkan
tapi bulan terlalu cepat lahir
aku belum lagi puas
membaca gemilang khayalku
aku belum lagi puas
menghitung suka cita siasatku
aku belum lagi puas
menelanjangi kisah lontar
aku belum lagi puas
kaukah itu
lelaki buta
yang menyamarkan
kedukaan mata
dengan memejam sepanjang perkawian ini
kaukah itu
2023
BIODATA
IAO Suwati Sideman lahir di Denpasar, Bali. Kini bermukim di Mataram, Lombok. Puisi-puisinya banyak dimuat di Bali Post dan terangkum dalam beberapa buku bersama.
Handy Saputra lahir di Denpasar, 21 Februari 1963. Pameran tunggal pertamanya bertajuk The Audacity of Silent Brushes di Rumah Sanur, Denpasar (2020). Pameran bersama yang pernah diikutinya, antara lain Di Bawah Langit Kita Bersaudara, Wuhan Jiayou! di Sudakara Artspace, Sanur (2020), Move On di Bidadari Artspace, Ubud (2020), pameran di Devto Studio (2021), pameran Argya Citra di Gourmet Garage (2021). Instagram: @handybali.