Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

Cendikiawan: LPD, Desa Adat, Pemerintah Ibarat Sebutir Telur

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Lembaga Perkreditan Desa (LPD) memiliki peran sentral di masa pandemi Covid-19. Menyikapi wabah yang belum jelas kapan akan berakhir, kondusivitas dan likuiditas LPD se-Bali harus dijaga. Ketua BKS (Badan Kerja Sama) LPD Bali Drs. Nyoman Cendikiawan, SH., MSi berharap prajuru adat, pengawas, tokoh-tokoh masyarakat, nasabah, pengurus, stakeholder, dan pemerintah yang mengayomi LPD.

“Karena situasi sangat sulit, kita berharap lembaga LPD yang dirintis dan dijalankan selama 37 tahun tetap ajeg walaupun di sana sini masih ada yang perlu diperbaiki. Kami juga mengharapkan peran desa adat. Koordinasi, komunikasi, sinergitas, dan harmonisasi harus tetap dijaga. Kalau ada masalah sedikit-sekidit kita rundingkan di desa adat untuk dicarikan jalan keluar terbaik untuk semuanya,” ucapnya.

Hubungan LPD, desa adat, dan pemerintah diibaratkan Cendikiawan seperti telur. Kulit telurnya adalah desa adat, putih telurnya adalah adat dan budaya, serta kuningnya adalah agama Hindu. Kulit ini harus dikuatkan dan untuk menguatkan kulit, ekonomi yang digerakkan oleh LPD di masing-masing desa adat memiliki peran sentral. Prinsipnya, panca W, yakni wareg, waras, wastra, wisma, dan waskita. “Wareg dulu, ekonomi kita kuatkan. Setelah wareg barulah bisa waras atau berpikir tenang dan memenuhi kebutuhan sekunder seperti pakaian (wastra), perumahan (wisma), dan hiburan (waskita),” rinci Cendikiawan.

Meski LPD sudah sangat mangakar dalam keseharian masyarakat Bali, Cendikiawan mengaku pihaknya tetap harus mengedepankan prinsip kehati-hatian. Pembinaan dari lembaga terkait tetap harus dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan. “Karena situasi pandemi beberapa program agak terlambat. Namun, kami berusaha sikapi lewat daring. Secara umum kinerja LPD di Bali baik meskipun dari segi asset ada penurunan sekitar 10% yang dipicu Covid-19. Ini terjadi di daerah-daerah pariwisata. Wilayah yang mengandalkan perdagangan dan pertanian relatif masih berjalan normal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, menghadapi situasi Covid-19, Cendekiawan mengaku LPD pun memberikan relaksasi sama seperti bank. Relaksasi ini disesuaikan dengan kondisi desa adat masing-masing. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!