Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

SELEBRITIS

Dampak Teguran KPI, Ivan Gunawan Layangkan Pesan Terbuka untuk Presiden RI 2024

Dampak Teguran KPI, Ivan Gunawan Layangkan Pesan Terbuka untuk Presiden RI 2024

 

JAKARTA Balipolitika.com- Dampak teguran tertulis KPI Pusat untuk program layar kaca yang dipandu Ivan Gunawan berbuntut panjang. Ia menulis pesan terbuka untuk Presiden dan Wakil Presiden RI yang nanti terpilih di Pemilu 2024. Ivan Gunawan berharap Presiden Indonesia terpilih di Pemilu 2024 memberi ruang gerak leluasa bagi orang dengan karakter seperti dirinya, untuk turut memajukan dunia seni Tanah Air.

Buat siapapun yang akan menjadi Presiden dan Wakilnya, semoga orang kreatif yang punya karakter seperti saya yang kayak perempuan bisa kerja di mana saja dan tetap bisa produktif. Ini tahun 2024,” tulisnya. “Ingat, zaman semakin maju. Bukan zaman yang semakin tabu,” lanjut Ivan Gunawan. Seperti diketahui, KPI Pusat menegur program Brownis yang mengudara pada 30 Oktober 2023 lalu. Pesan terbuka tersebut disampaikan Ivan Gunawan lewat Instagram Stories, Kamis, 4 Januari 2024. Ia mengingatkan Presiden dan Wakil Indonesia terpilih tahun 2024, mestinya zaman sudah semakin maju.

KPI Pusat menilai program yang mengudara pukul 12.38 WIB ini, kala itu, menayangkan gaya Ivan Gunawan yang  menggunakan pakaian, riasan, aksesoris, dengan bahasa tubuh yang kewanitaan tersebut melanggar pedoman penyiaran. Dalam penjelasannya di akun Instagram terverifikasi pekan ini, KPI menilai program tersebut kedapatan menampilkan adegan yang mengarah pada penormalan laki-laki bergaya perempuan yang dipertontonkan kepada khalayak.

Merespons teguran ini, Ivan Gunawan menulis, “Silakan masuk TV-lah, semua sudah gue rasain kok. Alhamdulillah TV yang nyari gue bukan gue yang minta. Kalau mau pakai gue mesti terima konsekuensi karakter gue yang kayak perempuan.” Tak lama setelah menerima teguran, Ivan Gunawan mengunggah sejumlah potret gaya busana laki-laki di dekade 1960-an. Kala itu, sedang tren pria pakai sepatu hak dan kemeja oversized kaya motif. Dalam pesan terbuka, ia menyinggung soal karakter. Jika pihak klien tidak bisa menerima karakternya, Ivan Gunawan tak akan memaksa. “Kalau enggak terima enggak usah pakai jasa gue,” demikian ia mengakhiri. (dp)

 

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!