Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi A Farhan

Ilustrasi: Gede Gunada 

 

Hujan Bulan Juli

Barangkali hujan membelai bunga kemarau
Jatuh saat awan kehilangan jantung tabah
Di buaian daun yang gugur menyimpulkan
Segala hening.

Barangkali hujan adalah kecemasan langit
Turun saat petani hilang bakal tawakal
Di belagu sawah yang sudi menyiasati
Kembang tembakau.

Barangkali hujan bukan lagi tentang hakikat
Lepas saat hidup kehilangan godaan arif
Di belahan dunia yang pasrah menduai
Rahmat tuhan.

Waru barat, 2023

 

Di Helai Surban Ada Cahaya Yang Tak Kecil
; KH. Abd Razak Syafiuddin

Pada lembaran malam doa meratib takdir
Dan bulan gagah mengembara ke langit tujuh.

“ini tentang cahaya yang tak kecil,”
Kataku, sambil mengeja puisi di labirin pondok.

Dan sehelai surban bersanding seadanya
Sebelum fajar itu ringkas di tubuh siang.

: dan waktu memetik hikmah.

Yang setiap lekuk perjalanan adalah jihad
Baginya setelah khatam mengaji ayat-ayat cinta.

Waru barat, 2023

 

Pagar Keabadian
_: rofiqurrahman

Saat doa menjelma kebun nasib
Barangkali dosa akan selalu menari,
: di ruang-ruang sunyi.

Sedang hari mulai nakal
Untuk membakar legam tubuh,
: namun hanya api cinta.

Seakan kalbu gagal tabayun
Bayang-bayang menyemukan mimpi,
: yang ada hanya kesesalan.

Berkat pagar kelihaianmu
Neraka menelan secerca puisi,
: dan tuhan mengangkatku abadi.

Waru barat, 2023

 

Kado Dan Iman Puisi
; Taufiqurrahman

Kau tahu tanggal yang sunyi adalah doa
Menggairahkan salam pada lembaran kitab kuno.

Kau tak perlu tahu tentang catatan penyair
Sebab puisi ini, kubuat saat ruh-ruh nabi menyaksikan
Pertandingan malam.

Kau mungkin tahu burung yang terbang
Merupakan wujud balas cinta.

Kau akan tahu maksudku hari esok
Bahwa nama dan rupamu tersimpan dalam tali
Perjumpaan iman.

Kuucap selamat, meski langit meretakkan kiamat.

Waru barat, 2023

 

Di Mataku Kau Adalah Puisi
— Kamiliya Zahra

Seolah aku diserbu jutaan bayang
Menyergap dengan lentik kepak angin
Sebab dari inti senyummu, kucatat.
Kujadikan ribuan puisi, seperti kahlil gibran
Puisi dan cinta adalah doa-doa kita.

Aku suka cara menjelma mawar
Mawar yang sepanjang pendakian langit
Selalu beraroma tentang hakikat
Dari satu nama dan kita mengabadikan
Hal itu sebagai kemuliaan.

Hingga di mataku sering terpental
Arwah engkau, melebihi intaian pembeli
Di pasar minggu.

Dan dari seberang dermaga
Memantul aura wajah-wajah senja
Di larung malam, tumbuh kata-kata semai
Berkredo dalam mimpi, sebab mengenalmu
Adalah sejarah bagi puisiku.

Waru barat, 2023

 

Serpihan Cinta

Semula hanya serpihan cinta
Diracik dengan resep mata hati.

Kita sepakat melahirkan kata hati
Dan kita semakin pusing mematuhi
Kitab-kitab kiri.

Serempak kita menjadikan dalil
Toh walaupun itu seberkas bangkai
Bergantung di teras-teras langit
Setelah pagi angkuh membunuh
Bulatan malam.

Waru barat, 2023

 

BIODATA

A Farhan, lahir di Sumenep. Santri PP. Annuqayah Lubangsa Utara, sedang menjalani pengabdian di PP. Darul Amin Waru Barat Pamekasan. Puisi-puisinya tersiar di media cetak atau media online.

Gede Gunada lahir di Desa Ababi, Karangasem, Bali, 11 April 1979. Ia menempuh pendidikan seni di SMSR Negeri Denpasar. Sejak 1995 ia banyak terlibat dalam pameran bersama. Ia pernah meraih penghargaan Karya Lukis Terbaik 2002 dalam Lomba Melukis “Seni itu Damai” di Sanur, Bali; Karya Lukis Kaligrafi Terbaik 2009 dalam Lomba Melukis Kaligrafi se-Indonesia di kampus UNHI Denpasar.

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!