Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Pemprov-Pemkot Tak Dapat Apa, Rakyat Stres Macet Parah Akibat Pelabuhan Sanur

YANG UNTUNG INVESTOR: Kondisi kemacetan luar biasa parah yang terjadi sepanjang hari di Jalan Tohpati-By Pass Ngurah Rai Sanur.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Dampak positif pembangun infrastruktur transportasi laut, yakni Pelabuhan Sanur untuk penyeberangan menuju Nusa Penida dan Nusa Lembongan yang dibangun pemerintah pusat begitu terasa.

Sektor pariwisata menggeliat pasca pandemi Covid-19. Banyak penumpang berwisata ke dua pulau cantik itu.

Dampak negatifnya lebih menggelegar lagi sebab antusiasme wisatawan domestik dan mancanegara menggunakan fasilitas Pelabuhan Sanur sama sekali tidak ditopang oleh rekayasa lalu lintas dan parkir yang memadai. 

Saking penuh sesaknya kondisi areal Pantai Matahari Terbit, banyak wisatawan yang harus rela diturunkan di pinggir Jalan By Pass Ngurah Rai untuk mengefisienkan waktu sebab jika menempuh rute seharusnya mereka akan terjebak macet yang luar biasa parah.

Kondisi yang membuat banyak masyarakat stres ini direspos Ketua DPD Golkar Bali, Dr. Nyoman Sugawa Korry.

Ia tak memungkiri Pelabuhan Sanur berdampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi. Buktinya minat masyarakat untuk memanfaatkan sarana transportasi laut tersebut semakin banyak dan ramai. 

“Dari sisi manfaatnya sudah dirasakan baik, tetapi ada dampak yang dirasakan cukup memberatkan masyarakat, yaitu timbulnya kemacetan di Jalan By Pass Tohpati-Sanur,” ucapnya. 

Sugawa Korry meminta kondisi ini segera dicarikan solusi sebab sampai saat ini belum ada upaya nyata mengatasi kemacetan parah tersebut.

“Pengamatan di lapangan, pengelolaan pelabuhan masih ditangani Pelindo,” terangnya.

Selain itu, ada keluhan masyarakat sekitar lantaran tidak ada tenaga kerja lokal yang diberikan peluang bekerja di sana.

“Kami sarankan pengelolaan pelabuhan penyeberangan ditangani Pemda Bali atau Kota Denpasar dan prioritaskan tenaga lokal di Sanur,” beber Sugawa Korry. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!