Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi Khanafi

Ilustrasi: Gede Gunada

 

rumahmu dalam sajak

kumasuki rumahmu di bawah kata-kata puisi itu
dengan tak peduli di mana knop pintu
& pukul berapa aku memutarnya

aku telah berada di depan
& kuketuk perlahan
sebelum waktu berguguran

kau di mana

sebuah surat
mengalir di segaris ruang
di bawah pintu itu
sebuah celah gelap
yang menelurkan sekotak
warna putih

aku membacanya
kau menuliskan tengah berada
di sebuah kafe
duduk di kursi
menulis puisi
& meminum pahit
& getir nasib

pada saat yang sama
aku tiba membawa puisi
lain di tangan
jendela terbuka
& kau ingin
aku membuat puisiku jadi pesawat
& melemparnya ke sana

2023

 

dalam kamar ii

di kamar
kukatakan sebentar
ketika kudengar pintu diketuk

di luar dunia gelisah
seperti tempat tidur
yang belum dirapikan

nanti dulu
kataku dari dalam
sebuah buku puisi

yang kau ketuk-ketuk
halamannya

tapi kau lebih dulu masuk
membuka kamarku
& menemukan aku terbisu
tengah duduk menulis puisi lain

ketika kau menatapku
aku telah hilang dari kursi itu

2023

 

kamar iv

di kamar ini sepi setia menjagaku
seperti lampu ketika malam
seperti pintu ketika siang
seperti jendela ketika pagi
seperti kelambu
ketika wajahmu
begitu silau cekau ke mataku

seperti kamar ini
aku setia pada sepi
& menuliskan puisi
untuk mengenang kamar ini
dalam sepi yang memelukku

jendela lain ii

jendela memimpikan detik pertama
mengalir &menghapus kita berdua
tapi hari yang malam
mengelilingi kota

dingin berjalan-jalan di udara
sepi melayang ke gang-gang

aku cuma ingin menjadi puisi
yang kau baca di kamar sendiri
sebelum akhirnya kau lupakan
kecuali sebaris yang mencuri dirimu ini

seperti jendela lain

lanskap di kejauhan ii

di kejauhan pohon lebih sepi
dari seluruh benda
yang tergeletak di kamar ini

sepi yang diam & asing
jam dinding
memutar lagi keasingan yang lain

dari mata jendela
sebuah kereta
pergi entah ke mana

kita mengucapkan, selamat jalan
dari mata jendela
kamar mengucapkan, selamat tinggal

pagi berlalu lebih kencang
oleh kesibukan & jadwal

2023

 

BIODATA

Khanafi, lahir di Banyumas, Jawa Tengah. Tulisan-tulisannya tersiar di media daring maupun cetak. Sehari-harinya bekerja sebagai editor lepas, penerjemah, perancang sampul buku, dan penjual buku-buku lawas. Sekarang tinggal bersama keluarga di Yogyakarta, dan tengah menyelesaikan novel pertamanya juga sedang mengulik satu buku terjemahan. Ia sesekali melukis untuk kebutuhan pameran pada suatu hari mendatang. Buku kumpulan puisinya yang telah terbit berjudul Akar Hening di Kota Kering (SIP Publishing: 2021) dan buku kumpuisi keduanya Bunga Bengkok di Dadamu (KataPilar Books: 2023) mendapat penghargaan T Alias Taib.

Gede Gunada lahir di Desa Ababi, Karangasem, Bali, 11 April 1979. Ia menempuh pendidikan seni di SMSR Negeri Denpasar. Sejak 1995 ia banyak terlibat dalam pameran bersama, antara lain: Pameran Kelompok Komunitas Lempuyang di Hilton Hotel, Surabaya (1999), Pameran “Sensitive” Komunitas Lempuyang di Danes Art Veranda, Denpasar (2006). Ia pernah meraih penghargaan Karya Lukis Terbaik 2002 dalam Lomba Melukis “Seni itu Damai” di Sanur, Bali; Karya Lukis Kaligrafi Terbaik 2009 dalam Lomba Melukis Kaligrafi se-Indonesia di kampus UNHI Denpasar.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!