Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Seni & Budaya

Ngayah Sida Karya, Hal Mistis Selimuti Ponglik 

TULUS IKHLAS: Ketua DPD KAI Provinsi Bali, I Nyoman “Ponglik” Sudiantara saat nyolahang (menarikan, red) Tari Wali Sakral Topeng Sidakarya di Pura Dalem Ped.

 

NUSA PENIDA, BaliPolitika.Com- Upakara Yadnya Pamlepeh Jagat di Pura Dalem Ped Nusa Penida, Buda Kliwon Gumbreg, Tilem Kapat, Kajeng Kliwon, Rabu, 6 Oktober 2021 menyisakan sejumlah kisah mistis. Dalam kunjungan awak media ke Pura Penataran Ped, Jumat (22/10/2021) upacara suci yang diprakarsai oleh Paguyuban Seniman Bali dan dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Kekeran (Siwa) Griya Kekeran Blahbatuh Gianyar, Ida Pedanda Gde Wayan Jelantik Pradnya Putra (Budha) Griya Wanasari Karangasem, dan Ida Ratu Dalem Smara Putra dari Puri Agung Klungkung ini masih menjadi buah bibir masyarakat setempat. Seperti apa kisah mistis yang terjadi? 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kongres Advokat Indonesia (DPD KAI) Provinsi Bali, I Nyoman “Ponglik” Sudiantara yang terlibat nyolahang (menarikan, red) Tari Wali Sakral Topeng Sidakarya kala itu mengaku peristiwa mistis terjadi sebelum dan saat pementasan. 

“Waktu latihan terakhir di penginapan yang disaksikan beberapa kolega saya, begitu saya mengucap-ucap dalam Bahasa Kawi sekelompok burung bulusan atau sikep entah dari mana datangnya memutari langit tepat di atas saya. Jumlahnya lebih dari 4 ekor. Memutari sampai tiga kali sehingga menarik perhatian. Saya tidak tahu ini mistis atau apa, tapi ini sebuah keanehan. Sebelumnya tidak pernah saya alami,” ucap pria yang dianugerahi empat orang anak itu.

Tak berhenti sampai di sana, Ponglik juga mengaku mengalami hal di luar nalar saat hendak ngayah menari. Waktu menaruh prerai dirinya mengaku melihat ada perubahan cahaya di dalamnya. Lebih jauh, setelah menari, ada ciri (petunjuk) perubahan cuaca yang ekstrim.

“Sebelum saya nyolahang Ida (Topeng Sidakarya), langit agak remrem. Begitu nyolahang Ida dalam hitungan singkat ada angin berhembus dan langit terang benderang. Saat tari Baris Gede, ciri yang tampak berupa kehadiran angin ngelinus (angin berputar). Ini ciri-ciri alam yang tidak bisa dilogikan. Saya menari usai tari Baris Gede. Didahuli Rejang Dewa, Baris Gede, baru Dalem Sidakarya,” rinci Ponglik. 

Saat menghaturkan sembah bakti di sejumlah pura kawasan Pura Penataran Ped, yakni Pura Segara, Pura Taman, Pura Ratu Gede, dan Pura Penataran Agung rombongannya juga mendapatkan pengalaman mistis. Salah seorang di antaranya ketedunan tepat jam 12 malam. Pada saat itu terdengar lolongan anjing nyalung bertalu-talu.

Lolongan anjing itu dinilai agak aneh. Pas saat patapakan Ida Bhatara tedun melalui sarana Anak Agung Ngurah Gede. “Lolongan anjing yang dikonotasikan tidak wajar suaranya. Isilah Balinya lolongan nyalung. Karena di pura ya tidak terlalu risau. Secara makna tidak tahu, tapi kami menganggap itu aneh. Saat kesurupan itu disampaikan bahwa pelaksanaan ritual intinya samian (semua) akan mamargi antar (berjalan lancar),” tandasnya.

Selain Ponglik, kejadian aneh juga dirasakan sejumlah kru yang ikut berangkat ke Nusa Penida. Dalam perjalanan menuju Pura Dalem Ped, Selasa (5/10/2021) sekitar jam 8 malam, sejumlah kru yang menumpang mobil bak terbuka mencium bau bangkai.

“Tercium bau bangkai, tapi awalnya tidak dihiraukan. Balik jam 10 malam setelah sembahyang di Pura Penataran, tercium bau bangkai lagi. Semua yang numpang di mobil pick up mencium bau itu. Salah seorang rombongan kami bahkan melihat penampakan wanita dengan rambut dan baju basah di antara pohon pisang. Ternyata oleh warga setempat disebutkan bahwa beberapa hari sebelumnya ada gadis hanyut di laut,” tegas advokat yang kerap memberikan jasa pendampingan hukum gratis bagi warga tak mampu itu.

Diperdalam tentang tapel yang dikenakan saat menari, Ponglik mengungkap kisah misteri. Kala itu dirinya masih menjabat Direktur Utama PD Parkir Denpasar. Saat seorang sepupu menggelar Karya Ngenteg Linggih ia mendapat bisikan gaib.

“Nonton tari topeng wali, saya nonton berdiri. Belum mulai Topeng Sida Karya, baru Topeng Dalem Arsa Wijaya, saya berdiri di sebelah Sanggah Pengijeng. Telinga saya mendengar suara dalam bahasa Bali, ngalih tapel Sidakarya? Saya abaikan itu. Berulang-ulang, bergeser saya berdiri, masih saja terdengar. Saya diam, tidak mau jawab. Pindah agak ke barat, saya duduk di depan dapur. Kembali ada suara itu. Setelah itu saya iseng menghubungi salah seorang penari, De Oka. Saya ceritakan mendengar suara itu,” kenangnya. 

De Oka menyebut tidak sembarang orang mendapatkan kesempatan bisa mendengar bisikan seperti itu. Karena bisikan gaib itu seolah terus mengejarnya, Ponglik akhirnya berniat memesan tapel.

Menariknya secara kebetulan ada orang yang menawarkan tapel Topeng Sida Karya. Akhirnya prerai dengan bahan kayu dabdab wong sejak 2016 ditempatkan di kediaman sang advokat dengan julukan Mr. Happy itu.

Karya Pamlehpeh Jagat artinya obat gumi atau jagat. Upacara suci ini bukan egosentris orang Bali, melainkan semata-mata keyakinan kepada Yang Kuasa, kepada Ida Ratu Bhatara Mas Mecaling yang berstana di Pura Dalem Ped. Ini persembahan Paguyuban Seniman Bali bukan saja untuk Bali dan Indonesia, tapi juga untuk dunia. Digelar pada Rabu, Buda Kliwon Gumbreg, Kajeng Kliwon, Tilem yang dalam hitungan warigan hanya terjadi 100 tahun sekali,” tutupnya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!