Ilustrasi: Ignatius Darmawan
Kampung Halaman
Sehikmat inikah malam di sana?
Hanya doa berpendar
dari pernikahan sayap serangga
Di sela-sela keras bebatuan
yang mungkin menjadi saksi hening
atas keadaan bumi waktu ke waktu
Mungkin sejak bening embun pertama
atau sebelum hijau toska rerumputan
mengingatkanmu pada Hawa Adam
Pada hawa alam, lestari, dan cinta
yang selalu bermakna kampung halaman
Sumenep, 22 Juni 2022
Lembar-Lembar Teluk
Bulan purnama terkaca, seakan
sebuah lampu belajar.
Di teluk lembar-lembar terbuka
meniup peristiwa, hingga pelupuk.
Mungkin terdapat empat atau lima,
lumba-lumba yang berputar
memanjat udara
sebelum kembali mengitari bola.
Di mana pertanyaan saling susul,
ke mana arah putarannya?
Apakah pradaksina, atau prasawya?
Mata kita tersesah, lelah, lalu tidur.
Atau mungkin kita tak benar-benar
mau belajar. Seperti pada bulan-
bulan itu, pada harga-harga hantu.
Kita bersabar, pasrah, lalu tertidur.
Bojonegoro, 26 April 2022
Pelayaran Saga
wahai, karena di dalam mimpiku semalam
laut merah di bibirmu terbelah
oleh kata-kata yang menjelma kapal
entah dari abad ke berapa.
lalu dari tangan-tangan terampil itu
sebuah layar terkembang,
mengangkut wajah-wajah
yang mengangkat masalah.
di sanalah engkau mendaras
mata benua; ambisi kepada kristal saga.
Sumba Timur, 2 Juli 2023
BIODATA
M. Abdul Roziq, wiraswasta. Puisi-puisinya beberapa kali dimuat di Suara Merdeka, Suara Banyumas, Harian Bhirawa, Bali Politika, dan lain-lain
Ignatius Darmawan adalah lulusan Antropologi, Fakultas Sastra (kini FIB), Universitas Udayana, Bali. Sejak mahasiswa ia rajin menulis artikel dan mengadakan riset kecil-kecilan. Selain itu, ia gemar melukis dengan medium cat air. FB: Darmo Aja.