Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

NgeMC G20, Putri Gorda: Ini Bukan Puncak, Tapi Awal

RENDAH HATI: Putri Gorda bersama Maudy Ayunda saat memandu rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Presidensi Indonesia yang dipusatkan di Nusa Dua, Bali, 15-16 November 2022.

 

DENPASAR, Balipolitika.com Sebulan berlalu, kesuksesan Presidensi G20 Indonesia yang menghasilkan G20 Leaders Declaration bagi pemulihan dunia masih jadi buah bibir.

Puncaknya saat Presiden RI, Joko Widodo menyerahkan secara simbolis palu kepemimpinan Presidensi G20 kepada Perdana Menteri India, Narendra Modi dalam sesi penutupan KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Rabu, 16 November 2022.

Tak hanya G20 Leaders Declaration bagi pemulihan dunia yang masih dibahas, pesona jamuan makan malam delegasi KTT G20 di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) juga masih terngiang-ngiang di sanubari.

Sosok yang menyulap alun-alun utama Lotus Pond GWK menjadi panggung untuk menyuguhkan keberagaman dan keindahan budaya serta alam Indonesia, Wishnutama Kusubandio dinilai tak salah memilih Master of Ceremony (MC) dalam hajatan spesial itu.

Salah satu MC yang dipilih Kepala Tim Panggung Budaya Jamuan Makan Malam di Garuda Wisnu Kencana KTT G20 adalah Putri Gorda.

Putri Gorda mengambil peran di Welcoming Dinner Delegasi KTT G20, Selasa, 15 November 2022.

Ia dipercaya menyambut Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, para kepala negara, dan perdana menteri saat memasuki Garuda Wisnu Kencana.

“Saya bangga sekali, bahagia, tetapi juga ada perasaan apakah saya pantas dan sebagainya. Jadi saya berusaha sekali untuk memantaskan diri menjadi bagian dari perhelatan akbar 20 tahun sekali ini,” ucap sosok yang 14 tahun berkecimpung di dunia hospitality industry management.

Menjadi bagian KTT G20, Putri Gorda mengaku bahagia memperoleh kesempatan bertemu dengan orang-orang penting, baik dalam maupun luar negeri.

“Menjadi sebuah kebanggaan bagi saya karena tidak semua orang memiliki kesempatan dan terlibat langsung dalam event kenegaraan yang dihadiri para pimpinan negara ini,” tandas wanita yang tercatat pernah menjadi Duta Pariwisata Indonesia for ASEAN+3 Student Summit, ASEAN Youth Ambassador of Tourism of Indonesia-Thailand, dan Duta Pangan Sehat Indonesia- HFHHL VECO Belgium, Europe.

Menariknya, meski sukses memandu rentetan side event G20, antara lain V20 2nd Technofarmakes 2022 (Bali), G20 4th EWGM & Education Ministers Meeting (Bali), G20 3rd Health Working Group Gala Dinner (Bali), G20 Energy Transition Working Group Gala Dinner (Bali), G20 Side Event by Bank Indonesia: Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (Bali), G20 Joint Finance & Health Ministerial Meeting (Jogyakarta), G20 2nd Health Working Group- Gala Dinner (Lombok), dan lain-lain, Putri Gorda tak malu mengaku masih kerap diliputi perasaan grogi.

“Kalau grogi itu jelas. Karena jangankan G20 ya, saya ngeMC biasa saja masih sering grogi. Kalau saat ngeMC di Welcoming Dinner G20 tempo hari, taksunya memang berbeda. Banyak hal yang membuat saya semakin gugup, semakin grogi. Tetapi balik ke jam terbang dan sikap profesional, saya mengemas rasa grogi itu menjadi sebuah tenaga atau energi sehingga bisa tampil dengan baik,” tandas alumnus SMA Negeri 1 Denpasar itu.

Dipercaya memandu rangkaian acara KTT G20, Putri Gorda menyebut tidak ada toleransi bagi sebuah kesalahan sekecil apa pun.

Ungkapnya perubahan adalah hal lumrah dalam sebuah susunan acara. Jika diminta klien ini itu, seorang mc profesional harus piawai merespons perubahan tersebut.

“Tidak boleh panik,” ungkapnya sembari mengaku senantiasa membagi event menjadi tiga, yakni government, corporate, dan wedding. Ketiga pembagian ini menuntut profesionalisme dan gaya MC yang berbeda-beda.

“Saat ngeMC di government, preasure-nya akan berbeda karena banyak regulasinya; banyak petinggi yang hadir. Jadi tidak boleh salah. Dengan government ini biasanya banyak sekali perubahan. Jadi kita tidak boleh panik, fokus kepada solusi. Intinya acara harus berjalan dengan lancar. MC ini menjadi jembatan menuju kesuksesan sesuai harapan klien dan event organizer,” ungkap sosok yang meniti karier dari bawah, yakni sebagai penyiar radio sejak tahun 2006.

Disinggung soal kepercayaan yang didapat sebagai MC acara puncak KTT G20, 15-16 November 2022, Uti- sapaan akrab Putri Gorda- menekankan bahwa seluruh kandidat menjalani seleksi ketat dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan tim Wishnutama Kusubandio.

“Ada beberapa kandidat yang masuk. Jujur saya tidak tahu tolok ukurnya. Yang pasti dipilih dua MC dan salah satunya saya sendiri,” ungkap jebolan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali itu.

Terkait rencana ke depan, wanita dengan lesung pipi khas yang dalam istilah Bali disebut sujenan itu menilai tantangan seorang MC di masa-masa mendatang akan jauh lebih berat jika abai mengisi diri dengan ilmu dan teknologi.

Ia merinci seorang MC harus banyak membaca dan menambah informasi sehingga bisa masuk di segala segmen masyarakat serta trend yang berkembang.

“Saya sangat berterima kasih sekali karena diberikan opportunity di mana saya bisa berkontribusi kepada negara, bangsa Indonesia selama KTT G20. Ini merupakan salah satu bentuk pengabdian saya kepada negara dengan talenta yang saya miliki sebagai MC. Saya merasa ini justru bukan puncak, tetapi merupakan awal mula untuk menjadi profesional MC yang lebih baik lagi,” tandas Uti merendah.

Menarik disimak, Putri Gorda berkomitmen berbagi ilmu dengan lapisan masyarakat yang bisa ia jangkau dalam bentuk pelatihan public speaking gratis.

“Kita bisa brainstorming. Saya sangat terbuka dengan diskusi dan tentunya jika ada yang ingin bertanya itu buat saya adalah suatu sarana pembelajaran diri. Bagaimana kita bisa memberitahukan orang lain jika kita sendiri tidak mau belajar? Intinya, kesempatan menjadi MC di KTT G20 merupakan batu loncatan menjadi lebih baik,” tutupnya. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!