Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Olahraga

Sport Tourism Primadona, Dewa Susila Dibidik Ketua KONI Bali

SALAM OLAHRAGA: I Dewa Putu Susila, sosok yang paham perpaduan antara olahraga dan pariwisata di Bali.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Posisi jabatan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali tak hanya diincar I Ketut Rochineng. Seiring akan berakhirnya masa jabatan periode kedua Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi akhir tahun 2021, nama I Dewa Putu Susila mendadak mengudara jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, 5-12 Oktober 2021. Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism dan Sekretaris Umum Persatuan Gateball Seluruh Indonesia juga disebut-sebut melangkah menuju posisi strategis orang nomor 1 di KONI Bali. 

Incaran posisi Ketua KONI Bali ini bukan tanpa sebab. Dewa Susila menyebut tahun 2021-2025 adalah masa recovery Bali sehingga sport tourism menjadi salah satu tulang punggung untuk Bali Bangkit. Olahraga ungkapnya harus berkontribusi positif pada perekonomian Pulau Dewata di tengah pandemi Covid-19. 

Salah satu pariwisata yang menarik dan memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan adalah pariwisata olahraga atau yang lebih dikenal dengan istilah sport tourism. Sport tourism adalah wisata yang dipadukan dengan aktivitas olahraga. Tujuannya adalah untuk mempromosikan destinasi wisata melalui berbagai jenis kegiatan olahraga,” ucap Dewa Susila. 

Indonesia, khususnya Bali ungkap Dewa Susila merupakan salah satu ikon sport tourism dunia dengan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki. Tren sport tourism terus meningkat dan diminati masyarakat. “Sport tourism di Bali sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Hal ini yang saya kuasai dan mungkin berguna bagi masa depan Bali di tengah kondisi sulit akibat pandemi Covid-19,” urainya sembari menyebut Kemenpora dan Kemenparekraf RI sudah menandatangani nota kesepahaman terkait pengembangan industri pariwisata olahraga September 2020 lalu. “Kedua instansi saling berkolaborasi untuk mewujudkan event olahraga di destinasi wisata super prioritas yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia,” tandasnya. 

Tentang penilaian sejumlah pihak bahwa dirinya pas memimpin KONI Bali, Dewa Susila berkata hal itu masih jauh. Saat ini, Dewa Susila memilih fokus mengemban tanggung jawab menyongsong PON XX Papua. “Tanggal 21 September 2021 saya terbang ke Papua dan baru balik ke Bali tanggal 15 Oktober 2021. Selama 25 hari saya mendampingi kontingen dan memastikan para atlet tetap sehat di masa pandemi Covid-19,” ungkapnya dikonfirmasi, Senin (12/9/2021). 

Kembali dikejar tentang peluang menjadi calon Ketua KONI Bali, Dewa Susila mengajak semua pihak melihat keberhasilan Erick Thohir menjadi Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia. “Idealnya, KONI Bali memang dipimpin oleh seorang entrepreneur yang kuat di bidang manajemen. Tantangan kita ke depan adalah memaksimalkan kontribusi olahraga bagi perekonomian. Event-event olahraga berskala internasional yang dikolaborasikan dengan pariwisata budaya yang kental di Bali,” terangnya. 

Sebagaimana diketahui, figur yang akan maju menjadi calon Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali menggantikan I Ketut Suwandi, mulai bermunculan. Pemilihan Ketua KONI Bali ini digelar tahun 2022 mendatang. Suwandi tidak mungkin bisa maju kembali karena sudah menjabat dua periode.

Wakil Ketua Bidang Organisasi KONI Bali, AA Ngurah Susrama Putra yang dimintai pendapat soal hal ini mengemukakan penekanan soal SKN itu, yakni ada di Bab VIII tentang Pengelolaan Keolahragaan Pasal 40. Di Pasal 40 menyebutkan bahwa pengurus Komite Olahraga Nasional, komite olahraga provinsi, dan komite olahraga kabupaten/kota, bersifat mandiri dan tidak terikat dengan kegiatan jabatan struktural dan jabatan publik’

“Saya hanya mengingatkan saja bagi siapapun nanti yang akan maju menjadi calon ketua umum,” tegas Susrama Putra. Lanjut Susrama Putra, hubungan dengan SKN tersebut yakni berkaca dari pengalaman di tahun 2014 silam, ketika IGB Alit Putra menjadi Ketua Umum KONI Bali. 

Di saat yang sama, Alit Putra juga merupakan sosok pejabat publik, yakni sebagai Wakil Ketua DPRD Bali. Banyak pertentangan akhirnya bermunculan kala itu karena adanya SKN tersebut, sehingga Alit Putra pun memilih mengundurkan diri menjadi Ketua Umum KONI Bali. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!