Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Hukum & Kriminal

Keluarga Ikhlas, Made Doels dan Rita Dikremasi Menunggu Surat Kepolisian

KABAR DUKA: Made Sudiantara alias Made Does (47 tahun) ayah kandung korban Putu Rita Pravista Devi (26 tahun) semasa hidup. 

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Keluarga almarhum Made Sudiantara alias Made Doels (47 tahun) dan Putu Rita Pravista Devi (26 tahun) mengaku ikhlas.

Pada Sabtu, 8 Juli 2023, keluarga korban menunggu proses penyelesaian dari pihak kepolisian sembari mempersiapkan upacara kremasi. 

Keluarga meyakini tidak ada keterlibatan orang lain dalam tragedi yang menimpa ayah-anak ini.

Made Sudiana, paman almarhum Made Doels sekaligus kakek almarhum Rita mengaku sangat sedih atas peristiwa tersebut. 

“Saya sendiri tidak percaya ketika mendapatkan kabar duka ini. Kami keluarga sangat merasa kehilangan,” ucap Sudiana ditemui di rumah duka, Jalan Bukit Tunggal Nomor 7, Banjar Alangkajeng Gede, Pemecutan, Denpasar Barat, Sabtu, 8 Juli 2023.

Sudiana tak menutupi gejolak perasaan keluarga bahwa kematian sang ponakan dan cucunya menyisakan duka mendalam.

“Anak dari ponakan saya autis dan lumpuh sejak dilahirkan. Atau menderita sakit tersebut selama 26 tahun,” ucap Sudiana dengan nada sedih. 

Dijelaskannya selama ini Putu Rita hanya bisa terbaring di dalam kamar, tanpa bicara. 

Selama 26 tahun terakhir, Made Doels merawat buah hatinya dengan penuh kasih sayang.

Diketahui Putu Rita juga harus mengonsumsi obat sebagai penenang dan mendengarkan lagu ketika tidur.

Jenazah kedua korban sementara dititip di RSUP Prof Ngoerah (Sanglah) sembari menunggu surat dari kepolisian. Jika surat dari kepolisian sudah keluar, maka jenazah ayah-anak ini akan disemayamkan.

Sudiana menjelaskan keluarga berencana akan menggelar kremasi pada Minggu, 9 Juli 2023 atau 15 Juli 2023. Hal ini bergantung proses penyelidikan yang dilakukan pihak berwajib.

Di TKP, tepatnya di lantai dua terdapat dua kamar. Putu Rita menempati salah satunya. Salah satunya lagi ditempati anak kedua korban bernama Kadek Dananjaya Antara Putra (21 tahun).

Saat kejadian, ada beberapa anggota keluarga di rumah tersebut. Selain mereka, anggota keluarga lainnya bersama karyawan pembuat souvenir untuk pasar oleh-oleh berada di lantai satu.

Awalnya, tidak ada yang menyangka ada insiden tersebut, karena Made Doels sempat memberi makan dan memandikan putrinya pukul 09.30. 

Selain itu, keluarga yang berada di lantai bawah tidak ada melihat orang lain yang naik ke lantai dua. Akses tangga ke lantai dua cuma satu. 

Barulah sekitar pukul 11.30, anak kedua mengetahui Sudiantara dan Rita sudah terkapar dengan kondisi mengenaskan.

Sang ayah tampak alami luka sayat di pergelangan tangan dengan darah sangat banyak, namun dikira masih hidup dan segera dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah. Sementara Rita menderita beberapa luka lebam di tubuh dan sudah meninggal. 

“Makannya dugaan kami dari keluarga anaknya dulu dibunuh, baru dia sendiri yang bunuh diri,” tambahnya.

Adapun yang membuat kecurigaan awalnya lantaran pisau yang dipakai Made Doels menyayat pergelangan tangannya tidak ditemukan. Seolah-olah ada orang lain yang membawa senjata tersebut. 

Selain itu, salah seorang kerabat sempat dicurigai oleh polisi, menghilangkan jejak karena mengepel darah milik korban di lantai.

Padahal pembersihan ini memang inisiatif keluarga bersama setelah mengetahui ayah-anak itu meninggal. 

Lebih lanjut, akhirnya pisau itu juga dapat ditemukan setelah pencarian sampai malam hari dan ditemukan di bawah meja, berupa cutter yang tipis tanpa gagang terselip di bawah meja.

Sementara itu, hasil pemeriksaan Tim Forensik RS Prof Ngurah Sanglah, jenazah Putu Rita mengalami luka memar di bagian wajah, luka lecet digigit semut, keluar darah dari hidung, luka jerat di bagian leher, luka memar di bagian perut dan paha. 

Sementara Made Doels mengalami luka sayatan di bagian pergelangan tangan kiri sedalan 8 cm. Urat nadi dan otot tendon putus.

Tim Inafis Polresta Denpasar tiba di TKP untuk melakukan olah TKP, sekitar pukul 15.15. Hasil olah TKP ditemukan palu dan tali plastik warna coklat, buku diary, botol plastik 950 ml diduga berisi cairan HCL. 

Polisi masih melakukan penyelidikan, apakah kedua korban murni bunuh diri atau korban Made Sudiantara membunuh anaknya lalu ia bunuh diri.

Terkait dengan ini Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat IPTU Made Sena membenarkan adanya penemuan kedua jenazah itu. Namun ia sendiri enggan berspekulasi lantaran anggotanya masih melakukan penyelidikan. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!