Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Duama Hilang Bungkam, 41 Ribu Calon Pemilih Lenyap PDIP Bersuara Lantang

BIM SALABIM: Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Badung, I Gusti Anom Gumanti sebut data 41.000 penduduk Badung tidak ditemukan di lapangan

 

BADUNG, Balipolitika.com- Dua tahun lebih kader PDI Perjuangan sekaligus anggota DPRD Provinsi Bali, I Made Duama hilang, tapi tak satu pun kader Moncong Putih Bumi Keris memberikan tanggapan. Namun, saat 41.000 penduduk ber-KTP Badung tidak lagi tinggal di Badung Fraksi PDIP bersuara lantang. Fraksi terbesar di DPRD Badung itu memiliki pandangan berbeda dengan Partai Demokrat dan Golkar. Fraksi PDIP lebih condong membicarakan dampak dari legitimasi dalam memilih pemimpin ke depan di Kabupaten Badung, karena data pemilih sudah bermasalah. Ini pun dinilai akan rawan akan terjadi kecurangan jika hal ini dibiarkan. Pihak Fraksi PDIP di DPRD Badung meminta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Badung melakukan verifikasi dan pendataan ulang terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Badung  sehingga nantinya bisa dilaporkan ke pihak Kemendagri.

Ketua Fraksi PDIP DPRD Badung, I Gusti Anom Gumanti, Sabtu (16/4) mengatakan sangat mengapresiasi serta menghargai pendapat dan sudut pandang Fraksi Partai Golkar dan Demokrat. “Kalau kita melihat Undang-Undang nomor 7/2017 sudah diatur pada Pasal 191, ayat 2 huruf H. Sudah sangat jelas di situ. Namun, menurut kami dari Fraksi PDI Perjuangan yang perlu kita pikirkan k edepan adalah perkembangan penduduk Badung ini sangat tinggi. Dari perkembangan itu tentu ada proses pemutakhiran data sehingga ada perbedaan jumlah penduduk karena tidak ketemu orangnya, tidak ketemu alamatnya. Hal ini dikarenakan ada perubahan di sebuah lokasi. Contohnya di kawasan Bandara Ngurah Rai sekarang sudah menjadi wilayah dari bandara yang dulunya di situ ada penduduknya yang namanya di kawasan Gang Merpati dan di situ sekarang sudah tidak ada lagi,”ujarnya.

Politisi asal Kuta ini menjelaskan, perbedaan data inilah yang harus ditindaklanjuti dengan turun bersama. Secara faktual beberapa penduduk Badung ber-KTP Badung tidak diketemukan sampai jumlahnya 41 ribu. “Saya tidak berbicara dalam konteks politik, tetapi berbicara secara umum. Artinya hal ini harus kita pikirkan di lembaga dewan ini, bukan hanya dilihat pada sudut pandang jumlah perolehan kursi di DPRD Badung. Tapi kita juga pikirkan hak dan kewajiban mereka. Kalau hanya haknya saja yang dituntut, namun kewajibannya tidak dilaksanakan, maka yang menjadi taruhannya adalah legitimasi pemimpin kita nanti yang terpilih,”’ungkapnya.

Anom Gumanti menganalogikan semua pemimpin di Indonesia dilahirkan melalui pemilihan  ketika saatnya dilakukan pemilihan, namun orangnya tidak ada, hanya datanya saja ini akan menimbulkan dampak yang luar biasa. Tidak hanya pada legitimasi, mungkin ada kecurangan-kecurangan nantinya. “Namun saya tidak menuduh seperti itu. Tapi kalau ini dibiarkan, kemungkinan hal itu terjadi (kecurangan,red). Pembenahan data ini diperlukan karena data ini adalah segala-galanya bagi saya,” paparnya.

Lebih jauh, Ketua Bapilu DPC PDIP Badung kalau memang ada ketimpangan seperti apa yang ditemukan oleh KPU dan Disdukcapil, mestinya harus ada proses dan mekanisme yang harus dilakukan oleh Disdukcapil. “Kami sarankan agar Disdukcapil melakukan koordinasi ke Kementerian Dalam Negeri, karena di situ sebagai lembaga pemutus mengenai jumlah penduduk. Kalau nanti Depdagri telah memutuskan 41 ribu data ini dicoret atau dibiarkan begitu, kami dari Fraksi PDI Perjuangan sangat tunduk dan hormat dengan aturan yang ada. Yang paling terpenting bagi kami adalah legitimasi dari hasil pemilu merupakan pondasi dasar untuk memilih pemimpin. Jadi kalau legitimasinya sudah dipertanyakan bagi seorang pemimpin. Lantas bagaimana kita mewujudkan pemimpin yang baik untuk Badung ke depan,”tegas politisi tiga periode DPRD Badung tersebut. (bp) 

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!