Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Demokratis, DPM FP Unud Jadi Wadah Kritik dan Saran

DEMOKRATIS: Diskusi Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Pertanian (OKFP) Ditanggapi Oleh Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

 

JIMBARAN, Balipolitika.com- Salah satu tugas pokok DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) Fakulltas Pertanian, Universitas Udayana (Unud) adalah menjadi wadah mahasiswa untuk menyalurkan saran, pendapat, dan kritik yang bersifat membangun kepada lembaga pendidikan, khususnya Fakultas Pertanian Unud.

Untuk menjalankan satu tugasnya ini DPM FP mengumpulkan berbagai Organisasi Kemahsiswaan Fakultas Pertanian (OKFP), Jumat, 14 Oktober 2022 di Kampus Bukit Jimbaran Gedung BI, Fakultas Pertanian Unud mulai pukul 10.00.

Kegiatan ini dilakukan untuk mendengarkan aspirasi dari lembaga bersangkutan secara langsung, mewawancarai mahasiswa, dan dengan mengadakan program kerja yang disebut Jumpa Dekan.

Jumpa Dekan FP 2022 mengusung tema “Ready to Change Faculty of Agriculture for The Better”.

Acara ini dihadiri oleh seluruh Dekan, yaitu Dekan FP, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Ustriyana, M.M, Wakil Dekan I Dr. Ir. Ni Luh Kartini, MS, Wakil Dekan 3, Dr. Ir. I Wayan Diara, MS., dan Kaprodi S1 Agroekoteknologi beserta KTU dan jajarannya.

Dalam Jumpa Dekan kali ini ada beberapa topik yang dibahas. Paparan terkait PTNBH serta paparan terkait Indikator Kinerja Utama (IKU), umumnya ada 8 poin yang ditekankan adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman diluar kampus. Mendatangkan praktisi untuk menambah IKU.

Dibahas pula bahwa ada beberapa mata kuliah atau kurikulum yang belum sesuai.

Tujuan MBKM adalah pengalaman, namun yang dirasakan justru belum diberikan wadah untuk menyampaikan pengalamannya setelah MBKM.

Ada beberapa solusi yang ditawarkan BEM FP UNUD. Pertama, pembuatan SKS khusus terkait apa saja yang bisa dikonversi dari MBKM.

Kedua, perbaikan kurikulum yang menunjang MBKM. Ketiga, evaluasi pendanaan. Keempat, tambahan gedung Takino yang tidak terpakai untuk dijadikan opsi efisiensi tempat untuk melakukan kegiatan. (bp/https://s.id/BeritaUnudFP)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!