Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Sosial

Taat Pancasila dan UUD 1945, ISKCON Indonesia Siap Dialog

JAWAB POLEMIK: Ketua Perkumpulan ISKCON Indonesia I Wayan Sudiara 

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) Indonesia sangat berterima kasih atas kehadiran Tim Lintas Sektoral yang terdiri dari Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama (Kemenag) RI, Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP), Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Denpasar, Rabu (11/8/2021).

“Kami sangat memberikan apresiasi dan berterima kasih atas kehadiran pemerintah beserta timnya yang telah memberikan perhatian terhadap masalah ini. Suatu hal yang telah  ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Memberikan ruang kepada kami untuk bisa menyampaikan informasi secara apa adanya” kata Ketua Perkumpulan ISKCON Indonesia I Wayan Sudiara kepada media, Jumat (13/8/2021).

Dalam pertemuan itu, Perkumpulan ISKCON Indonesia menyampaikan jawaban secara transparan kepada Tim Lintas Sektoral yang diyakini sebagai Guru Wisesa, yakni salah satu bagian dari Catur Guru yang wajib dihormati oleh setiap umat. 

Dengan pertemuan dan kehadiran tim tersebut, Sudiara berharap pemerintah mendapatkan gambaran yang utuh dan luas dari masalah yang ada sehingga dapat memberikan jalan keluar dan mediasi antar pihak-pihak dan elemen masyarakat yang selama ini melakukan pertentangan.

Selama ini, ungkapnya pihak Perkumpulan ISKCON memilih sikap diam dengan penuh kesadaran. Langkah itu ditempuh sebagai upaya menjaga situasi masyarakat Bali agar tetap kondusif mengingat Bali adalah jendela Indonesia di mata dunia dan simbol miniatur NKRI. Dalam situasi yang tidak menguntungkan, Perkumpulan ISKCON berusaha memberikan kontribusi kecil dalam bentuk tidak memperkeruh suasana dalam situasi pandemi Covid-19 yang menjadi perhatian serius semua pihak. 

“Dengan menahan diri dan bersikap tidak reaktif diharapkan situasi tidak memanas sehingga masih ada kejernihan untuk berdialog dan mencari solusi yang terbaik agar kerukunan dan persatuan tetap terjaga yang menjadi modal penting dalam mendukung pembangunan bangsa dan negara,” ungkap Sudiara yang juga mantan anggota DPRD Bali.

Ditambahkannya, ketua perkumpulan merasa sangat prihatin atas polemik perspektif keyakinan yang banyak menguras energi positif masyarakat. Selama ini, hubungan dengan masyarakat telah berjalan harmonis selama puluhan tahun dengan penuh kedamaian.

“Sebagai orang Bali, kami tetap menjaga daerah yang memiliki karakter mulia paras paros, menyama braya dan selalu berdampingan dengan damai,” ujarnya. Bahkan secara pribadi-pribadi, anggota ISKCON di Bali juga masih mengikuti adat di masing-masing Desa Adatnya. 

Selain itu, pihak perkumpulan juga menanggapi tuduhan bahwa kegiatan yang dilakukan mengganggu ketertiban umum. Dijabarkan bahwa tuduhan itu tidak tepat. Pasalnya, setiap melakukan kegiatan selalu berkoordinasi dengan otoritas yang ada. Bahkan kerap mengundang pihak-pihak terkait dalam setiap kegiatan perayaan yang besar seperti Gita Jayanti (perayaan kemunculan Bhagavad Gita), Ratha Yatra, dan sejenisnya.

“Meskipun ada, kemungkinan itu dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dan kami siap membantu untuk menindaklanjutinya ke pihak berwajib sesuai aturan yang berlaku,” tegas Sudiara.

Sedangkan tuduhan transnasional, pihak Perkumpulan ISKCON Indonesia menjelaskan bahwa organisasi memiliki kerja sama alias afiliasi dengan ISKCON yang berpusat di Mayapura, India. Kerja sama itu bersifat keagamaan dan nilai-nilai spiritualitas yang bersumber pada ajaran Veda Gaudiya Vaishnava. 

Dari segi manajemen Perkumpulan ISKCON Indonesia tetap mandiri dan mengikuti aturan dan peraturan di NKRI (Pancasila dan UUD 1945). ISKCON memiliki sebanyak 600 center tersebar di 215 negara baik India,  Rusia, Amerika, Afrika, China, Jepang, Inggris, Ukraina, Jerman,  Italia, Arab, Singapura, Malaysia, dan Australia.

Perkumpulan ISKCON dalam kegiatan-kegiatannya juga mengangkat dan mempromosikan budaya lokal, tari-tarian dalam membangun hubungan baik antar umat agama baik diluar Bali maupun sampai ke dunia Internasional. 

“Penampilan tersebut dapat memperkuat hubungan antar anak bangsa, saling mengenal budaya dari umat dan etnis lain dalam membangun kebersamaan dan saling mengenal. Hal itu juga untuk mendukung membangun moderasi agama yang dicanangkan Kemenag Republik Indonesia,” ungkapnya.

Pada acara rapat tersebut Perkumpulan ISKCON juga menyatakan bahwa pihaknya tidak selalu merasa benar karena masih dalam proses pembelajaran. Dengan demikian sebagai umat Hindu Perkumpulan ISKCON siap dibina secara berkelanjutan agar dapat turut serta mewujudkan perdamaian.

Jelasnya, berdasarkan kajian mendalam perkumpulan ISKCON melihat bahwa polemik ini dikait-kaitkan dengan keputusan Jaksa Agung nomor 107/ JA/5/1984 di mana oleh pihak kejaksaan dalam salah satu dialog dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) telah menyebutkan bahwa SK tersebut masih ada, namun tidak lagi bisa diterapkan .

“Selama ini upaya penyesuaian dalam melakukan kegiatan terus dilakukan, bahkan pemerintah selalu diundang untuk melihat langsung ke pasraman-pasraman dan melakukan pembinaan,” bebernya.  

Ia juga mengamati polemik meningkat ketika mulai ramai adanya provokasi di media sosial baik bentuk tulisan, foto, maupun video yang disebar secara sepotong- potong dengan narasi yang provokatif. Belum lagi, kemungkinan masuk unsur politik dan adanya dugaan akun palsu yang masif menyebarkan provokasi dan hoax.

Untuk itu, pihak Perkumpulan ISKCON mengharapkan adanya dialog dan musyawarah supaya situasi tidak semakin meruncing yang dapat menimbulkan konflik horizontal lebih jauh. Musyawarah dan bermufakat adalah cara hidup yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa yang dituangkan dalam Pancasila, sejalan dengan nilai-nilai bangsa yang beradab yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian dan moralitas. 

“Dalam kesalahpahaman seperti inilah saatnya kita menerapkan nilai-nilai pancasila, setiap masalah pasti ada ruang dan solusi dengan membangun komunikasi dan dialog agar tidak menambah kesalahpahaman,” ujarnya.

Lebih lanjut, Perkumpulan ISKCON berharap pemerintah dan penegak hukum berkenan aktif meminimalisir dan meniadakan hoax serta fitnah agar tidak merusak citra Bali sebagai tujuan pariwisata dunia. “Di Bali, jarum jatuh pun akan mudah didengar seluruh dunia,” ujar Sudiara.

Selain secara lisan, Perkumpulan ISKCON juga memberikan informasi berupa dokumen kepada tim pencari fakta yang berkaitan dengan situasi yang ada sekarang beserta surat pernyataan Minister of International Global Communications ISKCON yang berbunyi sebagai berikut:

  1. ISKCON telah diterima secara global sebagai organisasi yang bernafaskan Hindu dan menjadikan Kitab Suci Veda sebagai landasan ajarannya. 
  2. ISKCON diterima dan dihargai di banyak negara seperti India, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Rusia, Afrika, Australia dan banyak bagian di Asia. 
  3. Dalam hal manajemen (segala urusan organisasi) sepenuhnya mengikuti/menyesuaikan dengan undang-undang dan aturan hukum dan adat istiadat setempat.  
  4. ISKCON menganut 4 prinsip termasuk kerendahan hati dan kasih sayang sebagai ajarannya.  
  5. Banyak negara menghargai kontribusi ISKCON seperti menyediakan makanan gratis setiap hari untuk 1,2 juta anak sekolah selama pandemi, dan ini dilakukan hampir diseluruh cabang ISKCON. 
  6. Ada banyak penghargaan atas kontribusi lain dari ISKCON dan Pendiri kami, Srila Prabhupada, oleh para cendekiawan, pemimpin politik, kepala negara, dll. Apresiasi positif tersebut datang dari Perdana Menteri India sebelumnya maupun yang sekarang, serta dari Perdana Menteri Inggris. Di Amerika Serikat ISKCON merupakan salah satu pihak yang diundang untuk berdoa pada acara pelantikan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. 
  7. ISKCON adalah komunitas dan institusi yang berwawasan luas dan inklusif. ISKCON secara aktif melakukan diskusi interfaith di semua negara. 
  8. Sebagai penutup Annutama Prabhu menyatakan bahwa sebagai komunitas agama dan spiritual yang besar kami menyadari bahwa kami memiliki kewajiban untuk menjadi warga negara yang baik dan hamba Tuhan yang baik. Meskipun kami mungkin gagal dalam kedua hal tersebut, kami selalu siap untuk belajar dari kesalahan dan meningkatkan diri secara organisasi. 

“Sehubungan dengan itu, kami menghargai setiap saran dari Bapak Menteri sehingga kami dapat turut melayani Bangsa Indonesia dengan lebih baik, dan juga dapat meningkatkan rasa hormat, kerja sama, perdamaian, kemakmuran dan pelayanan kepada sesama dan Tuhan. Surat dari Ketua Tim Komunikasi ISKCON Global tersebut telah dikirimkan kepada Menteri Agama dan juga kepada Tim Lintas Sektoral pada saat rapat dengan pihak Perkumpulan ISKCON Indonesia,” tutupnya. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!