Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pariwisata

Sugawa Korry Sayangkan Agenda G20 Dipindah ke Jakarta

TETAP DI BALI: Ketua DPD 1 Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Bali, Dr. I Nyoman Sugawa Korry berharap keseluruhan agenda G20 tetap digelar di Bali dengan menerapkan protokol kesehatan super ketat. 

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Harapan agar agenda akbar Kelompok Dua Puluh atau G20 yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah Uni Eropa seluruhnya tetap digelar di Pulau Dewata Bali juga disampaikan Ketua DPD 1 Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Bali, Dr. I Nyoman Sugawa Korry. Tak ingin kebangkitan ekonomi Bali di tahun 2022 menjadi harapan semu, politisi sekaligus akademisi asal Buleleng itu meminta pemerintah pusat merespons cepat surat Panitia Pelaksana Pertemuan G20 Bidang Finance Track, Kementerian Keuangan Republik Indonesia terkait informasi pemindahan lokasi kegiatan G20 dari Bali ke Jakarta yang ditandatangani oleh Sekretaris 1 (Panitia Pelaksana G20 Bidang Logistik), Rudy Rahmaddi. 

“Kami Fraksi Partai Golkar Provinsi Bali berharap agenda-agenda G20 secara keseluruhan tetap dilaksanakan di Bali. Pasalnya agenda internasional ini secara otomatis akan mendorong kebangkitan kembali ekonomi Bali. Untuk itu tentu sangat dibutuhkan dukungan pemerintah pusat. Salah satunya dengan tetap dilaksanakannya agenda-agenda G20 di Bali,” tegas sosok yang juga mengemban amanat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali itu, Kamis (20/1/2022) pagi.

Jika keseluruhan agenda G20 yang diagendakan dihadiri peserta dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah Uni Eropa berpeluang batal digelar di Pulau Dewata Bali, Sugawa Korry menilai kondisi tersebut patut disayangkan. Lebih-lebih sepanjang pandemi kurang lebih 2 tahun terakhir perekonomian Bali yang paling porak-poranda karena sangat menggantungkan hidup dari sektor pariwisata. 

“Kami sangat menyayangkan kalau itu terjadi. Tetapi apa yang menjadi dasar pertimbangan tentu harus kita pahami. Kalau itu atas dasar permintaan peserta, tentu kita pahami, tetapi pihak pemerintah harus meyakinkan bahwa di Bali kondisinya sangat mendukung dan kondusif,” ungkap Sugawa Korry sembari membeberkan kondisi kondusif dimaksud mengacu data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. 

Sebagai diberitakan sebelumnya, acara puncak pertemuan akbar Kelompok Dua Puluh atau G20 yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah Uni Eropa berpeluang batal digelar di Pulau Dewata Bali. Mengacu surat bernomor S-3/G20.33/2022 tertanggal 19 Januari 2022 diketahui salah satu rangkaian kegiatan G20 jalur keuangan di tahun 2022, yakni kegiatan FCBD ke-2 dan FMCBG ke-1 yang direncanakan pada 15-18 Februari 2022 di Nusa Dua, Bali dipindah ke Jakarta. Surat dimaksud berbunyi memperhatikan perkembangan Covid-19 di tingkat global dan nasional, terutama dari varian Omicron yang tingkat penyebarannya sangat tinggi serta mempertimbangkan hasil survei kehadiran (in person) para delegasi G20, maka dengan ini diberitahukan bahwa penyelenggaraan FCBD ke-2 dan FMCBG ke-1 dipindahkan dari Bali ke Jakarta. 

“Berkenaan dengan hal-hal di atas, maka seluruh agenda kegiatan FCBD ke-2 dan FMCBG ke-1 di Bali dan seluruh rangkaian persiapannya, dibatalkan. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada para pemangku kepentingan terkait di Bali yang telah bekerja sama dengan sangat baik dan mendukung kesiapan rencana penyelenggaraan FCBD ke-2 dan FMCBG ke-1 di Bali,” ucap Sekretaris 1 (Panitia Pelaksana G20 (Bidang Logistik), Rudy Rahmaddi. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!