Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Stop Was-Was Anak Bodoh Belajar dari Rumah 

SMK TI Bali Global Siapkan Jurus Jitu

SANG JUARA: Kepala SMK TI Bali Global Denpasar, Drs. I Gusti Made Murjana, M.Pd. bersama para siswa peraih juara umum semester 2 tahun 2021. 

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Sudah satu setengah tahun siswa belajar dari rumah. Khusus siswa SMP dan SMA/SMK sederajat, pandemi Covid-19 memungkinkan mereka lulus tanpa pernah ke sekolah dan berinteraksi dengan siswa lain. Termasuk tidak pernah bertemu langsung dengan para guru. Hal ini memunculkan kepanikan luar biasa bagi orang tua. Sebagian besar takut anak mereka bodoh karena tidak memperoleh pendidikan mumpuni selama 3 tahun berada di bangku SMP atau SMA/SMK sederajat. Peluang lulus tanpa pernah menginjakkan kaki di sekolah ini kemungkinan besar terjadi. Termasuk turunnya kualitas siswa.    

Namun, hal itu tidak akan terjadi jika para orang tua mempercayakan pendidikan buah hatinya di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi Bali Global (SMK TI Bali Global). Tersebar di Kota Denpasar, Singaraja (Buleleng), Jimbaran (Badung), Dalung (Badung), Klungkung, Karangasem, dan Abiansemal (Badung), SMK TI Bali Global memiliki 5 jurusan, yakni teknik komputer dan jaringan, rekayasa perangkat lunak, multimedia, desain komunikasi visual (DKV) dan animasi. Semua jurusan ini memiliki bidang keahlian yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.

Kualitas siswa SMK TI Bali Global tidak akan turun meski belajar 3 tahun dari rumah karena sekolah yang kelahirannya diprakarsai Prof. Dr. I Made Bandem, MA, Dr. Dadang Hermawan, Ak., M.M., Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si., Ak., dan Drs. Made Subadi ini sangat cakap melakukan transfer ilmu kepada siswa dengan model interaktif berbasis internet dan learning management system (LSM). Dr. Dadang yang juga Rektor ITB Stikom Bali menjelaskan jauh-jauh hari sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, pihaknya sudah biasa menggelar pembelajaran jarak jauh alias daring dan luring.

Khusus di ITB Stikom, dari 16 kali pertemuan dalam satu semester, 4 kali minimal daring. Oleh pemerintah disebutkan bahwa untuk perguruan tinggi akreditasi B ke atas boleh daring 49%, dan ITB Stikom Bali sudah menjalankan 30% dari total pertemuan. Begitu pandemi, intensitas daring ditingkatkan. Menariknya memasuki semester baru di bulan September 2021 nanti, 80% mahasiswa menginginkan perkuliahan digelar secara daring. “Sama seperti mahasiswa Universitas Indonesia. Mereka lebih memilih perkuliahan secara daring. Perkuliahan IT dan pembelajaran di SMK TI Bali Global bahan praktiknya tinggal di-instal atau dikirim via email kepada peserta didik. Tentunya sangat berbeda dengan bidang ilmu lainnya seperti kesehatan, tata boga, tata busana, dan sejenisnya yang menuntut praktik langsung. Di IT sangat simpel namun hasilnya terukur,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, pendidik kelahiran Bandung, 10 Agustus 1963 yang pernah mengenyam pendidikan tambahan di Melbourne Language Centre Australia itu menjelaskan bahwa SMK TI Bali Global mengemas setiap kelas dengan sistem hybrid. Agar kualitas siswa tidak jebol atau jadi bodoh selama belajar dari rumah di masa pandemi Covid-19, guru dituntut menggelar materi ajar dengan sistem pembelajaran online synchronous. Terjadi interaksi multi arah dalam setiap kelas online yang digelar.  

“Yang paling bagus berdasarkan penelitian terkini adalah offline synchronous. Tatap muka, dengan waktu sinkron atau bersamaan antara pendidik dan pelajar. Kedua, metode online synchronous yang pakai zoom, online dengan waktu bersamaan antara pendidik dan pelajar. Namun, kami juga memanfaatkan metode online synchronous. Guru memberikan tugas via online dan siswa mengerjakan dengan batas waktu yang ditetapkan,” ungkap alumnus Universitas Padjajaran Bandung itu.

Dalam model pembelajaran hybrid, jelasnya ITB Stikom Bali dan SMK TI Global se-Bali merencanakan 50 persen pelajar hadir langsung dan 50 persen dari rumah bergantung perkembangan situasi ke depan. Khusus kondisi saat ini, segala upaya dikerahkan agar pelajar dari rumah bisa melihat kelas dan siswa di rumah seolah berada di ruang kelas. Dosen dan guru dibekali pengeras suara dan disorot kamera dari segala arah sehingga bisa hadir seolah-olah nyata di hadapan siswa. 

“Hal ini kami lakukan untuk mengantisipasi situasi sulit di masa pandemi Covid-19 yang belum diketahui pasti kapan akan berakhir. Ini sekaligus menjadi bahan masukan untuk SMK TI Bali Global yang kami kelola. Kami mengusung konsep belajar bisa di mana saja dan kapan saja. Tinggal bagaimana mengelola peserta didik agar tidak hanya belajar dari guru, tapi bisa belajar dari siapa saja. Jadi, kekhawatiran kualitas siswa akan merosot akibat belajar dari rumah sangat sedikit,” tegasnya. (tim/bp) 

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!