Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Siswa Kembali ke Sekolah, Ini Pesan Kadiskes Badung 

BADUNG BANGKIT: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dr. Nyoman Gunarta saat menerima suntikan vaksin ketiga beberapa waktu lalu.

 

BADUNG, BaliPolitika.Com- Mulai Senin, 4 Oktober 2021, pertemuan tatap muka (PTM) terbatas dimulai di wilayah Badung. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dr. Nyoman Gunarta mewanti-wanti semua pihak untuk taat protokol kesehatan dan tidak menunjukkan euforia berlebihan merespons kondisi pandemi Covid-19 yang kini melandai.

Khusus PTM terbatas di sekolah, dr. Gunarta menekankan 2 hal penting. Pertama, mitigasi disiapkan dengan sebaik-baiknya lewat pembentukan satuan tugas alias satgas. Rincinya, thermogun, alat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, serta desinfektan harus tersedia di sekolah. 

Mitigas lain adalah memastikan siswa, guru, dan pegawai harus semua tervaksin. Kalau ada yang belum divaksin karena comorbid, ungkapnya kini aturan vaksin sudah lebih longgar. Badung bekerja sama dengan seluruh RS swasta terkait percepatan vaksinasi massal tersebut. 

Kedua, semua pihak harus taat pada protokol kesehatan 5M. “Masker sering sekali kita abai. Banyak orang salah menggunakan masker: tidak cukup menutup hidung, dagu tidak tertutup, kanan-kiri masih terbuka. Yang paling fatal buka masker saat bicara. Pastikan benar pakai masker. Kesalahan-kesalahan elementer harus dihindari. Contohnya, cara batuk yang benar jangan di depan teman. Kita wajib menutup dengan siku. Etika batuk penting diketahui. Jangan sampai Bali naik level lagi,” tandasnya. dr. Gunarta memuji kerja keras Satgas Kuta Selatan. 

Gunarta juga mengajak semua pihak menjadi agent of changes. Cara sederhananya adalah tidak menolak testing dan tracing. Kalau ada temuan kasus, maka testing dan tracing menjadi keharusan. Sebab tracing yang sesuai standar akan menurunkan positive rate dan Bed Occupancy Rate (BOR). 

“Kalau tracing sesuai standar positive rate turun. Kasus bisa ditemukan sedini mungkin. Artinya OTG dan gejala ringan meningkat sementara BOR rendah. BOR tertekan 50 persen bisa menurunkan level. Tracing testing, OTG tinggi, dan angka kematian turun di bawah 3 persen, maka level zonasi bisa diturunkan,” pesannya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!