Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Sebar Masker Giriasa 2 Periode, Puspa Negara Disebut “Jilat Ludah Sendiri”

Bawaslu Tegaskan Perangkat Desa Dilarang Berpolitik

BADUNG, BaliPolitika.Com– “Menjilat ludah sendiri” bermakna orang yang perkataan dan tindakannya tidak sesuai. Kepada balipolitika.com, Senin (28/9/2020) sumber mengatakan peribahasa itu pas untuk mewakili sosok I Wayan Puspa Negara. Pasalnya, sempat menggebu-gebu ingin melahirkan sosok pemimpin Badung yang profesional dalam tata kelola keuangan saat dipercaya sebagai Wakil Ketua Koalisi Rakyat Badung Bangkit (KRBB), Sabtu (25/1/2020) silam, Puspa Negara tiba-tiba “hilang” di bulan Maret 2020 dan menyatakan “istirahat” berpolitik dengan alasan menjabat sebagai Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Legian.

Saat pilihan KRBB (DPD II Golkar Badung, DPC Gerindra Badung, dan DPD NasDem Badung) mengerucut pada sosok I Gusti Ngurah Agung Diatmika- I Wayan Muntra (Diatmika-Muntra) sebelum resmi “dikandaskan” oleh DPP Golkar, Jumat (28/8/2020), Puspa Negara kembali mengeluarkan statement di dua media online bahwa dirinya mengundurkan diri dari kegiatan partai politik. “Saya mengundurkan diri di partai karena ingin fokus mengabdi kepada masyarakat (Ketua LPM Legian, red),” katanya, Kamis (13/8/2020) dikutip dari balitribune.co.id dan wartabalionline.com.

Dari kedua media online ini diketahui Puspa Negara juga blak-blakan menyatakan dukungan kepada Giriasa. Dia bahkan mundur dari jabatan Sekretaris DPD II Golkar Badung sekaligus keluar dari partai Golkar bersamaan dengan Pimpinan Kecamatan (PK) Partai Golkar Kecamatan Abiansemal IGN Mambal Asak. Keduanya disebut memilih keluar karena memiliki sikap politik yang berbeda dengan induk partainya. Hingga berita ini dirilis, Senin (28/9/2020) belum diketahui apakah keduanya kembali ber-KTA Golkar atau tidak.

“Sayangnya, menjilat ludah sendiri, dalam sebuah acara LPM Legian, Puspa Negara yang berposisi sebagai Ketua LPM yang mengaku tak boleh berpolitik justru terang-terangan membagikan masker bertuliskan Giriasa 2 Periode di wilayah Legian, Kuta. Kok seorang politisi senior plintat-plintut?” keluh sumber yang meminta namanya tidak ditulis. Bebernya dalam foto yang didapat, Puspa Negara melakukan dugaan pelanggaran tersebut disaksikan seorang aparat kepolisian (Polri). Pada foto yang sama juga tampak seorang petugas TNI.

Koordinator Divisi Hukum, Humas, dan Datin Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali, I Ketut Rudia mengatakan UU 6 Tahun 2014 tentang desa mengatur netralitas perangkat desa. Terangnya, di Pasal 70 dan 189 UU Pilkada disebutkan bahwa Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon Walikota, dan Calon Wakil Walikota yang dengan sengaja melibatkan pejabat badan usaha milik negara, pejabat badan usaha milik daerah, aparatur sipil negara, anggota kepolisian RI, anggota TNI, dan kepala desa atau sebutan lain/lurah serta perangkat desa atau sebutan lain/ perangkat kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 bulan atau paling lama 6 bulan atau denda paling sedikit Rp 600 ribu atau paling banyak Rp 6 juta rupiah. “Kepala desa dan perangkatnya terikat dengan UU Desa dan UU Pilkada,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Puspa Negara tak menampik dirinya membagikan masker bertuliskan Giriasa 2 Periode. Namun dia menampik masker tersebut diberikan secara terencana kepada warga lokal. “Masker Giriasa 2 Periode saya berikan kepada bule. Kita kemas politik ini sebagai ajang untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Bali taat protokol kesehatan dan layak dikunjungi,” ucapnya Senin (28/9/2020) siang.

Eks legislator Badung itu menegaskan ada sekat yang jelas antara dirinya sebagai Ketua LPM Legian dan sebagai individu insan politik. Semua kegiatan LPM terangnya diunggah di laman khusus LPM Legian. Sementara kegiatan pribadi diunggah di akun medsos pribadi Puspa Negara. “Dalam sebuah razia masker yang melibatkan pihak TNI dan Polri, ada yang terjaring razia. Saya tanya pihak TNI dan Polri tidak ada yang bawa masker. Saya cari masker di tas ternyata ketemu masker (Giriasa 2 Periode, red) jadi itu saya bagikan. Kalau diminta memilih politik atau kesehatan tentu yang dipilih adalah kesehatan,” ungkapnya. (tim)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!