Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

Sambut Open Border, Aplikasi Peduli Lindungi Syarat Mutlak

OPTIMIS SAMBUT OPEN BORDER INTERNASIONAL: Direktur Operasional Bank BPD Bali, Ida Bagus Gede Setiayasa, S.Kom.,MM.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Wacana pembukaan alias open border internasional Bali pada awal Oktober 2021 disambut gegap gempita sejumlah pihak. Kembali masuknya turis asing dari berbagai belahan dunia dinilai akan membawa harapan besar bagi para pelaku ekonomi, khususnya perbankan. Namun, harapan besar ini wajib diimbangi dengan kewaspadaan ekstra sebab pandemi belum usai dan berpeluang meledak setiap saat. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Operasional Bank BPD Bali, Ida Bagus Gede Setiayasa, S.Kom.,MM.

Ditemui langsung di ruang kerjanya, pria kelahiran Karangasem, 13 Agustus 1970 itu menegaskan bahwa Bank BPD Bali memastikan operasional tetap berjalan di masa pandemi dan mengikuti regulasi yang diharuskan. Rincinyai pasca pandemi, ada regulasi baru seperti perencanaan mengakomodir BI Pas dan TP2DD (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah). Pandemi juga mensyaratkan Bank BPD Bali gencar mentransformasi diri menuju digitalisasi perbankan.

Menyongsong open border internasional, Bank BPD Bali juga memastikan CHSE, yakni Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) berjalan sempurna. Setiap nasabah yang berkunjung ke Bank BPD Bali wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi. Apabila ada pengunjung yang tidak memiliki hp android maupun aplikasi Peduli Lindungi, pihaknya telah menyiapkan skema layanan yang representatif.

“Penerapan CHSE merupakan sebagai bentuk layanan bahwa Bank BPD Bali sudah menerapkan protokol kesehatan,” papar sosok yang meniti karier di Bank BPD Bali sejak 1997 itu saat ditemui di Kebun Vintage, Selasa (28/9/2021).

IB Setiayasa berharap open border menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi di Bali ke arah positif alias semakin menggeliat. Ungkapnya perputaran ekonomi yang masif akan membuat nasabah yang mendapatkan relaksasi bisa kembali mengukur peningkatan ekonominya. Ukuran ini dinilai penting karena di masa recovery pemulihan tidak bisa langsung tancap gas, melainkan membutuhkan waktu. Dengan kata lain pemulihan ekonomi di Bali memerlukan waktu dan penggerak, khususnya dari sektor pariwisata. Peluang ini terbuka lebar seiring dibukanya border internasional akhir tahun 2021 ini. 

“Saya yakin dengan kekuatan stakeholder di Bali dalam menggiatkan vaksinasi massal, mudah-mudahan rencana open border bisa direalisasikan,” harapnya.

Lebih jauh, IB Setiayasa menggarisbawahi dalam kiprahnya nanti di masa pandemi akan ada suasana kerja yang baru. Salah satunya lewat transformasi layanan digital seperti QRIS, mobile banking, serta tahapan e-money server. “Aktivitas debit nontunai yang diharapkan pada tahun 2022 oleh Kemendagri di mana seluruh aktivitas penerimaan pemda menggunakan nontunai, sehingga kedepannya nanti akan ada layanan dari yang offline menjadi online dan perubahan tersebut menjadi tantangan kita nanti,” paparnya.

Menyambut era baru bisnis Indonesia, khususnya di sektor perbankan tersebut, IB Setiayasa menegaskan Bank BPD Bali kini sedang mempersiapkan pelayanan perbankan onboarding UMKM. Pelayanan yang sebelumnya offline menjadi online. “Hal ini merupakan suatu solusi ke depan untuk mengakses kebutuhan nasabah milenial. Seluruh lembaga keuangan mikro kita ajak berkolaborasi memperkuat literasi keuangan digital di Bali,” tutupnya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!