Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

Kagama Bali Gelar Aksi Sosial Donor Darah

Kumpulkan 52 Kantong, Pulang Dapat Sembako

BADUNG, BaliPolitika.Com– Stok atau ketersediaan darah di masa pandemi Covid-19 kian menipis. Kondisi ini diperparah lantaran masyarakat, khususnya pendonor memilih menunda menyumbangkan darahnya merespons penularan virus SARS-CoV-2 yang kian meluas. Tercatat hingga Minggu (19/10/2020) 10.697 kasus positif terkonfirmasi di Bali dan menelan korban 346 jiwa. Untuk mendukung kinerja Palang Merah Indonesia (PMI) dalam menyediakan kantong darah, Keluarga Alumni Gajah Mada (Kagama) Bali menggelar aksi donor darah pada Minggu (18/10/2020). Total 52 kantong darah terkumpul dari 67 pendaftar. Kegiatan ini sekaligus melanjutkan aksi sosial Kagama selama masa pandemi COVID-19.

“Karena masa pandemi ini belum berakhir dan kita masih harus bahu membahu mengatasi berbagai dampak yang ditimbulkan,” kata Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Kagama Bali, I Gusti Agung Ngurah Diatmika.
Berbagai kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya antara lain, penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis, pembagian masker serta berbagai aksi sosial lainnya. Menariknya, selain mendapatkan nutrisi pasca donor, masyarakat yang menyumbangkan darahnya juga mendapatkan bingkisan sembako.

Kepala Unit Donor Darah PMI Bali, I Gede Wiryana Patra Jaya menyatakan, dukungan warga seperti yang dilakukan oleh Kagama sangat dibutuhkan saat ini karena terjadinya penurunan jumlah pendonor di masa COVID-19. “Para pendonor ada yang ragu, apakah dengan mendonorkan darah tidak akan menurunkan imunitas, kami tegaskan bahwa itu tidak ada kaitanya,” jelasnya.

Dampak yang lebih kuat, menurutnya, karena ada kebijakan untuk tidak membuat kerumunan sehingga ada pembatasan kegiatan donor darah. Untuk masalah ini, pihaknya kini menerapkan donor darah dengan standar protokol kesehatan yang ketat.

“Jadi petugas medis harus menggunakan APD lengkap, kemudian sebelum bertugas juga harus rapid test. Jangan sampai ada penularan dari petugas, ” jelasnya. Selama di lokasi, pendonor juga harus menerapkan jaga jarak, mencuci tangan, memeriksakan suhu dan menggunakan masker. Pemeriksaan awal pendonor pun ditambahkan dengan pertanyaan mengenai riwayat perjalanan dan kesehatan.

Sementara itu, sebagai langkah terobosan dalam meningkatkan pendonor, PMI Bali kini melayani donor darah panggilan yang bisa dilakukan hanya oleh 7 orang saja. “Jadi nanti petugas kami yang akan datang ke lokasi untuk mengambil darah,” tegasnya.

Wiryana menjelaskan, sebelum masa pandemi, kebutuhan kantong darah dari PMI Bali sekitar 120 hingga 180 kantor per hari. Kini kebutuhan itu menurun hingga 80-90 kantong saja. Namun dengan adanya penurunan jumlah pendonor, jumlah yang bisa dipenuhi hanya sekitar 70 persen saja. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!