Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Prof. Bandem: Superhero Panji Siap Lawan Batman 

INSPIRASI: Film animasi Panji Semirang yang di-launching SMK TI Bali Global Denpasar sebagai kado spesial Hari Ulang tahun ke-15.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Film animasi Panji Semirang yang di-launching SMK TI Bali Global Denpasar sebagai kado spesial Hari Ulang tahun ke-15 merupakan momentum membanggakan pahlawan alias superhero lokal. Pernyataan ini disampaikan Prof. Dr. I Made Bandem, M.A. Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti yang menaungi SMK TI Bali Global Denpasar ini mengaku bersyukur atas capaian tersebut. Lebih-lebih film kartun Panji Semirang digarap oleh para siswa SMK.

Prof. Bandem menjelaskan asal-muasal cerita Panji tidak diketahui tetapi jelas memiliki latar belakang era Kerajaan Kediri ketika para pujangga mulai merangkai karya sastra dengan cerita yang tidak lagi India-sentris, melainkan bernafaskan kehidupan lokal Jawa. Cerita-cerita Panji mencapai kepopuleran pada era Majapahit dan mendapat posisi didaktik yang tinggi, sehingga sejumlah candi peninggalan kerajaan ini berhiaskan relief yang mengabadikan tidak hanya epik cerita dari India, seperti Ramayana dan Mahabharata, namun juga kisah-kisah dari lingkup cerita Panji maupun yang sezaman.

Pada masa Majapahit akhir dan setelahnya, cerita-cerita Panji mulai dijadikan karya sastra dalam bentuk puisi maupun prosa berbagai keraton dan dituturkan secara lisan di kalangan umum, sehingga beberapa di antaranya menjadi cerita rakyat populer, seperti cerita Keong Emas, Ande Ande Lumut, Cinde Laras, Enthit, dan Golek Kencana. Berbagai cerita ini lalu menyebar sampai sejumlah kerajaan di nusantara (Indonesia dan Malaysia) bahkan kemudian sampai ke Siam (Thailand), Khmer (Kamboja), Birma (Myanmar), dan mungkin pula Filipina. Di kawasan Indocina, cerita Panji diadaptasi sesuai dengan situasi setempat. Tokoh Raden Inu Kertapati diadaptasi dalam karya sastra dan drama tari dengan nama yang bervariasi, seperti Inao/อิเหนา (Siam), Inav/Eynao (Khmer), atau E-naung (Birma), sementara Dewi Sekartaji dikenal sebagai Bussaba/Bessaba.

Sejak tahun 2017, berbagai naskah (manuskrip) cerita Panji telah dimasukkan oleh UNESCO ke dalam Warisan Ingatan Dunia setelah setahun sebelumnya diajukan oleh berbagai perpustakaan dari Kamboja, Indonesia, Belanda, Malaysia, dan Britania Raya.

Di tahun 2017 kita di Bali pernah mengadakan seminar dan festival internasional tentang Panji. Festival ini diikuti oleh grup dari Kamboja dan Thailand dalam acara yang dikemas berbarengan dengan Pesta Kesenian Bali (PKB) kala itu. Dari Indonesia sendiri, festival ini diikuti oleh Jawa Timur, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta,” kenang Prof. Bandem. 

Kala itu, imbuhnya ada juga seminar internasional dengan topi sama di Jakarta. Prof Bandem tampil membawakan sebuah makalah berjudul Panji Superhero. Panji pahlawan kebudayaan yang disebut sebagai superhero Indonesia. Kenapa disebut pahlawan kebudayaan oleh karena panji itu lahir setelah adanya Mahabharata dan Ramayana. Dari beberapa dekade itu di Indonesia kita dari abad ke-9 hingga 11 terus mempelajari Ramayana. Abad ke-12 lahir Mahabharata ini yang terus kita pelajari. “Jadi, mulai abad ke-14, leluhur kita ingin mencari naskah baru dan lahirlah cerita panji. Karena lahir setelah Ramayana dan Mahabharata dan menampilkan nilai-nilai budaya Indonesia asli, maka posisinya adalah superhero asli dalam negeri,” tegas Prof. Bandem. 

Selipan kisah percintaan dalam naskah-naskah panji menurut Prof. Bandem sangat menarik dibahas. Wayang, gambuh, drama gong, legong keraton, dan sejumlah kesenian yang kini kita akrabi terinspirasi dari cerita panji. Seiring gempuran globalisasi yang sedemikian masifnya, ke depan seperti apa pewarisan cerita panji ini kepada generasi muda? 

Jika Barat memiliki tokoh hero yang kini menjajah pikiran anak-anak di dunia lewat sosok Superman, Batman, Aquamen, Wonder Women, Sanci, Venom, dan sejenisnya, Prof. Bandem berpikir Indonesia, khususnya Bali juga harus punya pahlawan lokalnya sendiri, yakni Panji. 

“Kita sejatinya punya tokoh besar. Candra Kirana sesungguhnya adalah pahlawan besar. Tidak hanya Panji. Lalu munculah kegelisahan untuk menciptakan karya animasi. Karya animasi ini selanjutnya akan didesiminasikan dan disebarluaskan. Mudah-mudahan animasi karya anak-anak SMK TI Global ini disukai oleh anak-anak muda kita. Kalau ini bisa berhasil, tentu ini menjadi salah satu sumbangan kami untuk penyelamatan warisan budaya leluhur nusantara,” ungkap tokoh kharismatik kelahiran Desa Singapadu, Gianyar pada 22 Juni 1945. 

Terangnya, dalam perlindungan selalu ada inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, dan publikasi. Mudah-mudahan dengan film animasi cerita panji bisa menjadi salah satu jalan untuk mempublikasikan panji ke dalam masyarakat. “Mudah-mudahan animasi ini juga bisa menjadi bahan promosi budaya kepada generasi muda untuk meningkatkan pemahaman nilai-nilai luhur cerita panji yang diakui oleh dunia,” harapnya. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!