Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Peristiwa

PPKM Darurat, Warga Curhat: Pelan-Pelan Kita Mati

TULUS BERBAGI: Putu Yudana, saat menyalurkan bantuan kepada masyarakat membutuhkan di masa pandemi Covid-19.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Presiden RI Joko Widodo memberlakukan PPKM Darurat Jawa-Bali mulai, Sabtu, 3 Juli 2021 hingga Selasa, 20 Juli 2021. PPKM darurat yang oleh sejumlah pihak merupakan bahasa halus dari lockdown ini meliputi pembatasan-pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat daripada yang selama ini berlaku. Masyarakat diharapkan selalu disiplin melaksanakan 6M, yakni memakai masker standar dengan benar, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi bepergian, meningkatkan imun, dan mentaati aturan serta diimbau untuk tidak berkerumun dan membatasi kegiatan sosial sesuai dengan aturan yang berlaku. Jam operasional usaha pun dibatasi.

Pemberlakuan PPKM Darurat Jawa-Bali ini menuai pro dan kontra, khususnya dari pelaku usaha yang sudah hampir satu setengah tahun jatuh bangun akibat pandemi Covid-19. Masyarakat mengeluarkan unek-unek mereka lewat media sosial. Salah satu kreasi yang disampaikan ke publik adalah kepanjangan dari istilah PPKM Darurat. 

“Semangat pagi PPKM: Proses Pemiskinan Kepada Masyarakat, Pelaku Pariwisata Kian Mati, Para Pedagang Kian Merugi, Pelan- Pelan Kita Mati,” tulis pemilik akun facebook Putudoxx Yudhana II, seorang fotografer profesional yang nganggur alias kehilangan mata pencaharian di masa pandemi. 

Di sisi lain, sosok yang menjadi motor penggerak Komunitas Atas Nama Orang Miskin (Anom) Peduli Bali itu menegaskan bahwa fakta di lapangan menunjukkan bahwa dalam posisi seseorang nganggur di rumah, tagihan demi tagihan tidak nganggur, tetap harus dibayar. “Orang pada diam di rumah takut wabah virus, tukang kredit malah keluyuran nagih utang. Katanya mumpung orangnya ada di rumah,” sentil sosok yang ikut membagikan kurang lebih 200 bungkus nasi setiap hari nonstop sejak awal pandemi di basement Pasar Badung Denpasar berkolaborasi dengan The Bali Tribe Warung, The Bali Tribe Gede Robby Apparel Bali, Toni Thomson, dan sejumlah donatur lain. (tim/bp)  

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!