Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Wisata

Desa Penglipuran Dikunjungi Hingga 9 Ribu Wisatawan saat Libur Panjang

PADAT PENGUNJUNG: Desa Penglipuran Dikunjungi Hingga 9 Ribu Wisatawan saat Libur Panjang

 

BANGLI Balipolitika.com- Desa Penglipuran yang berlokasi di Kabupaten Bangli, Bali, ramai pengunjung sejak libur panjang Isra Miraj dan Imlek pada 8-11 Februari 2024 lalu. Pada puncaknya desa ini bisa didatangi oleh sekitar 9.000 turis dalam sehari. Desa ini memang menjadi salah satu daya tarik Bali sejak lama. Desa ini memiliki ciri khas dengan bentuk arsitektur bangunan rumah tradisional.

Dilanisr dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, sepanjang jalan utama dari ujung sampai bagian hilir desa terlihat rumah tradisional yang berjejer rapi. Posisi daerah utamanya memiliki tanah yang lebih tinggi sehingga jika ke hilir akan menemui jalanan menurun. Terdapat pintu gerbang dengan corak khas Bali yang menjadi akses menuju rumah penduduk. Rumah penduduk terletak saling berhadapan dan dipisahkan oleh jalan utama.

Sejarah Desa Penglipuran

Dikutip dari lama Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bangil, pada zaman kerajaan Bangil para leluhur penduduk desa ini datang dari Desa Bayung Gede dan menetap sampai sekarang. Nama “Penglipuran” sendiri berasal dari kata Pengeling Pura yang mempunyai makna tempat suci untuk mengenang para leluhur. Penataan fisik dari struktur desa tersebut tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang sudah berlaku turun temurun. Sehingga dengan demikian Desa Adat Penglipuran merupakan obyek wisata budaya.

Selain bangunannya yang menarik, desa ini juga memiliki hutan bambu yang dianggap sebagai pelindung desa. Hutan bambu yang luasnya mencapai 45 hektare atau sekitar 40 persen dari luas keseluruhan Desa Penglipuran. Hutan bambu yang mengelilingi desa ini terus dijaga dan dilestarikan sampai saat ini sebagai bentuk pelestarian warisan dari para leluhur dan wujud nyata dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Masyarakat setempat juga percaya, bahwa hutan bambu ini adalah bagian dari awal sejarah keberadaan mereka. Selain itu, hutan bambu ini juga tidak hanya berfungsi untuk memperindah saja, namun juga memiliki fungsi sebagai kawasan resapan air. Itulah mengapa, hutan bambu ini juga kerap disebut sebagai hutan pelindung desa.

Keunikan lain yang terdapat di desa ini adalah acar festival budaya yang disebut Penglipuran Village Festival. Acara ini biasanya diselenggarakan di akhir tahun dengan rangkaian kegiatan yang beragam, mulai dari parade pakaian adat Bali, Barong Ngelawang, parade seni budaya, dan berbagai lomba lainnya. Ketika festival dimulai biasanya jumlah wisatawan akan meningkat.

Prestasi yang Diraih Desa Penglipuran

Karena keindahan, kebersihan, dan kerapiannya desa ini dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia. Dikutip dari Indonesia Travel, tak hanya itu desa wisata yang terletak di Bangli ini juga berhasil mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya Kalpataru, ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) pada tahun 2017. Kemudian masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation, dan terpilih sebagai salah satu dari 54 desa wisata terbaik United Nation World Tourism Organization (UNWTO) pada 2023. (dp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!