Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Siaga Bencana

WALHI Bali: Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi Berpeluang Hadirkan Bencana Lebih Besar

Babat 480,54 Hektare Sawah, 98 Subak, 100 Hektar Hutan Lindung

ANCAMAN BENCANA: Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Provinsi Bali menanggapi bencana alam akibat cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir serta tanah longsor di berbagai daerah di Pulau Dewata hingga menelan 6 korban meninggal dunia hingga, Senin, 17 Oktober 2022 pukul 23.45. 

 

DENPASAR, Balipolitika.com Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Provinsi Bali menanggapi bencana alam akibat cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir serta tanah longsor di berbagai daerah di Pulau Dewata hingga menelan 6 korban meninggal dunia hingga, Senin, 17 Oktober 2022 pukul 23.45.

Mengacu data BPBD Bali, korban meninggal dunia ini berasal dari Karangasem (3 orang), Kabupaten Bangli (1 orang), Tabanan (1 orang), dan 1 korban meninggal di Jembrana yang baru ditemukan, Selasa, 18 Oktober 2022.

Direktur WALHI Bali, Made Krisna Dinata menilai bahwa alih fungsi lahan yang diakibatkan oleh pembangunan Infrastruktur yang merusak lingkungan menjadi salah satu penyebab dominan terjadinya bencana seperti banjir dan tanah longsor.

Pihaknya menilai bahwa itu menunjukkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang di Bali sangat kurang dari sistem drainase.

“Alih fungsi lahan mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan suhu permukaan bumi dalam peningkatan tingginya curah hujan di berbagai lokasi sehingga sangat berpotensi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di berbagai daerah di Bali,” tungkasnya.

Krisna juga menilai dengan adanya proyek-proyek yang mengorbankan hutan dan sawah tentunya semakin memicu potensi buruk bagi keberlangasungan iklim sehingga akan mengurangi daya dukung Bali dalam memitigasi bencana.

Krisna Bokis tak menutup mata bahwa proyek pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi juga berpeluang memberikan ancaman bencana yang lebih besar kepada masyarakat Bali.

Hal ini dipicu karena proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi tersebut turut andil dalam alih fungsi lahan.

Dalam data temuan WALHI Bali terdapat 480,54 hektare persawahan yang terancam hilang akibat terkena trase tol.

Selain itu pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini akan menerabas 98 titik subak yang dipuja-puji oleh wisatawan asing dari berbagi penjuru dunia bahkan UNESCO.

Jika Lahan pertanian dan subak hilang maka sistem irigasi hidrologis alami yang dapat menjaga volume air dari hulu ke hilir sehingga mempercepat terjadinya banjir.

“Hal ini tentunya akan mendekatkan Bali pada perubahan iklim yang lebih signifikan dan bencana yang lebih serius” imbuh Bokis.

Pada acara konferensi pers yang dimoderatori oleh Anak Agung Surya Sentana dari Frontier-Bali ini juga memperlihatkan video Mangrove Tahura Ngurah Rai yang akan dijadikan tapak proyek Terminal LNG.

Rincinya mangrove yang akan terancam sangatlah padat dan rapat.

Di samping itu, dalam Konferensi Pers ini WALHI Bali juga memperlihatkan peta terkait titik subak yang terkena trase Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi serta berbagai dokumentasi yang menunjukan bagaimana persawahan produktif juga akan hilang karena pembangunan Jalan Tol Gilimanuk Mengwi.

Pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove dan Pesisir Sanur jelasnya akan memperburuk mitigasi bencana Bali.

Mangrove memiliki fungsi vital dalam memitigasi bencana, namun rencana pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai akan membabat 14,5 hektar mangrove justru akan menimbulkan dampak yang buruk ke depan.

Tandas Bokis, pembangunan Terminal LNG akan berkontribusi terhadap alih fungsi lahan.

“Hal ini akan memperparah kondisi perubahan iklim, dan tentunya akan berpotensi menimbulkan bencana yang lebih serius, terlebih mangrove sangat memiliki fungsi yang yang amat signifikan untuk memitigasi perubahan iklim,” tegas sosok yang sedang menempuh pendidikan magister di salah satu perguruan tinggi di Bali itu. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!