Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Wikipedia Tulis Gede Wedakarna

DENPASAR, BaliPolitika.Com– Raihan 742.718 suara di Pileg 2019 membuat nama Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa atau disingkat Arya Wedakarna (AWK) kian melambung. Suara itu bertambah 563.784 dari capaian pria kelahiran Denpasar, 23 Agustus 1980 saat lolos menjadi anggota DPD Bali periode 2014-2019, yakni 178.934 suara.

Siapa sebenarnya AWK yang begitu dicintai oleh masyarakat Bali? Diketahui pada tanggal 31 Desember 2009, AWK mengaku sebagai keturunan raja Majapahit Bali dengan nama lengkap Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III His Royal Majesty King of Majapahit Bali Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan XIX. Ia mengklaim telah dilantik sebagai Raja Majapahit

Wikipedia mencatat saat masih muda, AWK pernah terjun di dunia modeling dan menjadi cover boy majalah Aneka. Ia dinobatkan sebagai Doktor Ilmu Pemerintahan Termuda di Indonesia (saat berusia 27 tahun) dan Rektor Universitas Termuda di Indonesia (saat berusia 28 tahun) oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Saat ini, ia juga menjabat sebagai Rektor Universitas Mahendradatta Bali.

Menariknya, Wikipedia.org mencatat waktu lahir Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa adalah orang sudra. Ia bernama Gede Wedakarna. Suami Ida Ayu Ketut Juni Supari itu tercatat juga bukan putra dari Shri Wedastera Suyasa, melainkan Made Wedastera Suyasa. Sementara ibunya tercatat bernama Suwitri Suyasa.

Anehnya, meski baru menikah kurang dari 3 tahun, Wikipedia mencatat AWK sudah punya seorang putra bernama Shri I Gusti Ngurah Bhisma Vedanta Viswakarma Suliwa W.P.

Wikipedia juga mencatat bahwa Arya Wedakrna dilaporkan ke polisi oleh ajudannya, PTDM akibat dianiaya. Kasus ini terjadi karena korban tidak sengaja menjatuhkan tas Wedakarna. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!