Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Prabowo-Gibran Wujudkan Makan Siang Gratis, Ini Yang Dibutuhkan!

Penerapan Bertahap, Manfaat untuk 82,9 Juta Anak Sekolah dan Pesantren

MAKAN SIANG GRATIS: Janji kampanye paslon no 02 Prabowo-Gibran, makan siang gratis dilakukan bertahap, ditargetkan 100 persen terpenuhi di 2029. 

 

JAKARTA, Balipolitika.com- Program makan siang dan susu gratis yang merupakan janji kampanye paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memerlukan 6,7 juta ton beras hingga 4 juta kiloliter (KL) susu sapi.

Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN), Budiman Sudjatmiko, mengatakan 6,7 juta ton beras dan 4 juta kiloliter susu sapi tersebut untuk memenuhi komposisi makanan 4 sehat dan 5 sempurna.

“Dalam skala penuhnya akan memerlukan hingga 6,7 juta ton beras per tahun, 1,2 juta ton daging ayam per tahun, 500 ribu ton daging sapi per tahun, 1 juta ton daging ikan per tahun, berbagai kebutuhan sayur mayur dan buah‐buahan, hingga kebutuhan 4 juta kiloliter susu sapi segar per tahun,” kata Budiman melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis, 22 Februari 2024.

Budiman optimistis program itu 100 persen akan memberikan manfaat pada sekitar 82,9 juta anak sekolah dan pesantren seluruh Indonesia. Dalam dokumen Visi, Misi dan Program Prabowo‐Gibran, program makan siang dan susu gratis direncanakan berlangsung secara bertahap dan ditargetkan mencapai 100 persen pada tahun 2029. Program ini akan memerlukan pembiayaan skala penuh hingga mencapai Rp 450 triliun.

“Sehingga diperkirakan secara bertahap, program ini memerlukan pembiayaan sebesar Rp 100‐120 triliun pada tahun pertama pemerintahan Prabowo‐Gibran,” ujar Budiman.

Budiman mengatakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), UMKM, dan koperasi akan dimanfaatkan untuk menyusun rantai pasok khusus penyediaan kebutuhan bahan pangan program ini. Sementara industri besar pangan nasional berperan untuk mendorong peningkatan kualitas, produktivitas, serta penerapan teknologi pertanian.

Tidak hanya pemanfaatan BUMDES, sekitar 10 ribu desa dari total 74.961 desa akan terlibat memproduksi padi untuk memenuhi kebutuhan program ini. Kemudian, sekitar 20 ribu desa bisa membangun peternakan ayam pedaging dan petelur hingga usaha sapi perah.

“2 ribu desa nelayan untuk penyediaan ikan segar, serta ribuan desa lainnya dilibatkan dalam pemenuhan kebutuhan sayur mayur, buah‐buahan hingga bumbu masak untuk penyediaan makan siang gratis,” ungkap Budiman.

Budiman menilai dengan pendekatan gotong royong produksi pangan, 40‐50 persen dari kebutuhan pembiayaan program dari sumber APBN dapat dihemat jika hanya melakukan pembelanjaan hilir.

Budiman memperkirakan alokasi APBN yang dibutuhkan pada tahun pertama pelaksanaan program makan siang gratis sekitar Rp 50‐60 triliun. Angka APBN sebesar itu dapat diatur pemerintah melalui efisiensi anggaran dan peningkatan penerimaan negara.(bp/luc)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!