Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Parwata: Ibu Megawati Lebih dari Sekadar Profesor

TALI RASA: Lukisan Dr. I Putu Parwata, MK, MM mencium tangan Prof. Dr. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri.

 

BADUNG, BaliPolitika.Com- Sejarah baru tercatat di Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jumat, 11 Juni 2021. Presiden kelima Republik Indonesia (2001-2004), Dr. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan).

Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Prof. Amarulla Octavian dikutip dari laman idu.ac.id, Kamis (10/6/2021) menyebut pemberian gelar kehormatan tidak terlepas dari kepemimpinan Megawati dalam menghadapi krisis multidimensi di era pemerintahannya. Berkat tangan dingin wanita kelahiran 23 Januari 1947 itu, konflik sosial di Ambon, Poso, tragedi Bom Bali, dan permasalahan TKI di Malaysia mampu dituntaskan. Selain menjadi presiden perempuan pertama di Indonesia, pemilihan umum legislatif dan presiden perdana juga berlangsung di era kepemimpinannya. Sebagai syarat pengukuhan menjadi profesor, Mbak Mega, sapaan akrabnya, diketahui telah menyerahkan karya ilmiah yang dinilai oleh Dewan Guru Besar Unhan RI.

Atas kuatnya karakter kepemimpinan Megawati, sejumlah Guru Besar dari dalam dan luar negeri pun memberikan rekomendasi akademik. Rekomendasi itu datang dari Jepang, Cina, Korea Selatan, dan Prancis. Apresiasi atas gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan) hadir dari seluruh pelosok negeri, tidak terkecuali Provinsi Bali.

“Sebagai kader PDI Perjuangan, saya memberikan dukungan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Yang Terhormat, Ibu Megawati. Memiliki ibu yang diakui kepemimpinannya adalah berkah yang luar biasa. Gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan) tentu lahir dari kajian akademis yang terukur dan bisa dipertanggungjawabkan,” ucap Ketua DPRD Badung sekaligus Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Badung, I Putu Parwata, Kamis (10/6/2021) malam.

Karakter perjuangan Megawati Soekarnoputri sangat nasionalis dan mampu menggerakkan PDI Perjuangan di rel yang tepat untuk memegang teguh Pancasila serta menjaga keutuhan NKRI. “Sehingga sangat pantas Ibu Megawati mendapat penilaian sempurna dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan). Tentunya, penilaian ini tidaklah didasari like dislike, melainkan kajian akademis yang mampu dipertanggungjawabkan. Terkait gelar profesor, pasti kampus melakukan penilaian dan kajian. Pasalnya, gelar profesor adalah sebuah penghargaan tertinggi kepada mereka yang dipandang pantas atas kecapakannya,” ungkap Parwata.

Pria yang lekat dengan tagline PAS alias Parwata Ane Sujati itu menilai Megawati Soekarnoputri yang merupakan buah hati Sang Proklamator Ir. Soekarno dan Fatmawati mampu mengembangkan partai politik berwawasan nasionalis sehingga dianggap memiliki kontribusi yang kuat terhadap bangsa dan negara Indonesia. Salah satu indikator terkuat prestasi Megawati adalah mampu menggawal fusi PNI, Parkindo, IPKI, Murba, dan Partai Katolik menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

“PDI yang didirikan pada tanggal 10 Januari 1973 merupakan fusi (penggabungan) dari beberapa partai, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), dan dua partai keagamaan, yakni Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik. Lima kekuatan partai politik nasional digabungkan oleh seorang perempuan bernama Megawati Soekarnoputri,” tegas Parwata.

Imbuh Parwata, sosok Ketua Umum PDI Perjuangan ini juga terbukti lebih memosisikan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Buktinya, ia menyerahkan mandat kepada Ir. Haji Joko Widodo menjadi Presiden ke-7 Indonesia yang terpilih kali pertama pada Pemilu Presiden 2014. “Jokowi adalah presiden pertama sepanjang sejarah yang bukan berasal dari latar belakang elit politik atau militer di Indonesia, namun Ibu Megawati Soekarnoputri percaya dan membukakan jalan.  Ini bagaian lain sosok Ibu Ketua Umum dalam memilih pemimpin demi Bangsa. Sejatinya sosok Megawati melebihi seorang profesor, tapi hanya itu yang bisa diberikan universitas,” ungkap politisi asal Banjar Untal-Untal, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung itu.

Di mata kader PDIP, Parwata menyebut sosok Megawati adalah nasionalis sejati dengan komitmen tegas menjaga persatuan bangsa. Para kader partai didorong semaksimal mungkin menghadirkan kesejahteraan berbekal kekuatan gotong royong dengan turun langsung ke masyarakat. “Perintah Ibu Ketua Umum sangat jelas. Turun, bekerja, bangun kekuatan dengan masyarakat dengan gotong royong untuk mencapai Indonesia maju dan berdaulat,” tegasnya. (tim/bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!