Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Panji-Budi Menang, Masyarakat Tabanan Untung

Sarjana: Jangan Ragu untuk Sebuah Perubahan

TABANAN, BaliPolitika.Com– Jika tidak sekarang “memberontak”, maka perubahan yang diidam-idamkan masyarakat Tabanan selama 20 tahun akan tertunda hingga 10 tahun ke depan. Dengan kata lain, 30 tahun akan “begini-begini saja”. Oleh karena itu, mau tidak mau, suka tidak suka, masyarakat Tabanan harus berani mengambil sikap; harus berbeda pilihan politik dalam Pilkada Serentak, 9 Desember 2020 mendatang. Harus berani mengikuti kata hati nurani dalam menentukan pilihan demi masa depan Kabupaten Tabanan.

Demikian dijelaskan I Wayan Sarjana, Ketua DPD NasDem Tabanan ditemui beberapa waktu lalu. “Paslon kami, Anak Agung Ngurah Panji Astika dan Dewa Nyoman Budiasa (Padi) sangat menginginkan adanya perubahan. Keduanya sosok profesional yang memiliki kemampuan untuk membuat tatanan baru menuju Tabanan maju,” ucapnya.

Imbuh Sarjana, Padi berkomitmen menjadi pelayanan masyarakat. Sejatinya, keduanya hidup sangat nyaman sebagai seorang pengusaha. Panggilan hati nurani dan kepedulian kepada masyarakat Kabupaten Tabanan yang membuat keduanya berani tampil di kancah politik Pilkada Tabanan 2020. “Kini semua bergantung masyarakat Tabanan. Kalau mau perubahan, mari sama-sama berjuang. Kami ingin membuat perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan merupakan kebutuhan mendesak yang harus dilakukan di Tabanan. Itu sudah pasti,” tegasnya.

Politisi murah senyum ini menegaskan beralihnya status Lumbung Beras Bali dari Tabanan ke Kabupaten Jembrana merupakan bukti nyata bahwa ada yang tidak ideal dalam iklim pemerintahan di Pemkab Tabanan. “Apakah ini sebuah kemunduran atau tidak silakan masyarakat Tabanan yang menilai. Kalau masyarakat ingin ada perubahan dan ada kemajuan di Tabanan ayo kita buat tatanan yang baru demi Tabanan maju,” ungkap Sarjana optimis.

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan juga menjadi alasan mendasar kenapa Sarjana menjatuhkan pilihan politiknya kepada paslon Panji-Budi alias Padi. PAD terangnya harus dimaksimalkan untuk kepentingan masyarakat banyak, bukan dikuasai oleh segelintir oknum untuk memenuhi kebutuhan kelompoknya. Sarjana optimis paslon Padi mampu mewujudkan peningkatan PAD demi kesejahteraan masyarakat luas.

“Kini Fraksi PDI Perjuangan di Tabanan berkuasa. Tapi kan tidak ada perubahan yang berarti? Apalagi dia (Sanjaya, red) adalah Ketua DPC PDI Perjuangan Tabanan. Tidak akan ada balancing-nya (penyeimbang di parlemen, red) kalau dia menang. Tapi ketika Panji Budi, astungkara yang menang, tentu akan ada kontrol terhadap jalannya pemerintahan. Ini penting diketahui masyarakat. Dalam situasi sebuah parpol begitu dominan, patut diduga check and balance (kontrol) terhadap pemerintahan tidak berjalan ideal. Intinya, kalau Panji-Budi menang lebih menguntungkan masyarakat Tabanan,” tegasnya.

Lebih lanjut, politisi asal Banjar Pacung, Desa Baturiti itu menegaskan kini posisi masyarakat Tabanan hanya berperan sebagai penonton semata. Jika Panji-Budi menang, kondisi itu akan berubah 180 derajat sebab sosok Anak Agung Ngurah Panji Astika dan Dewa Nyoman Budiasa adalah entrepreneur atau pengusaha sukses yang memiliki jaringan hingga berbagai penjuru dunia. Menciptakan lapangan pekerjaan dan melatih kaum milenial Tabanan menjadi seorang pengusaha sukses adalah program unggulan paslon nomor urut 2, Panji-Budi. “Mari dukung perubahan. Datang ke TPS 9 Desember 2020 coblos nomor urut 2!” tutupnya. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!