Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Panji-Budi Komitmen Jadikan Politik Jalan Menuju Keadilan Sosial

TABANAN, BaliPolitika.Com– Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Walikota Surabaya Tri Rismaharani, mantan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, dan Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra adalah sederet pemimpin yang tidak pernah mengecap pengalaman sebagai anggota DPRD dan langsung melompat sebagai pimpinan daerah. Anak Agung Ngurah Panji Astika- I Dewa Nyoman Budiasa (Panji-Budi) mengatakan jika pernyataan Calon Bupati Tabanan dan Calon Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya– Made Edi Wirawan (Jaya Wira) bahwa seorang kepala daerah harus jadi DPRD terlebih dahulu, maka Indonesia dipastikan tidak akan punya presiden bernama Joko Widodo.

“Panji-Budi menilai banyak pemimpin yang tidak memiliki basic politik murni justru saat jadi pejabat lebih berhasil dari politisi murni. Tidak hanya Jokowi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun demikian. Basic Ridwan Kamil adalah pengusaha dan begitu menjabat sebagai Walikota Badung dia meraih prestasi yang membanggakan hingga akhirnya terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat,” ucap Panji Astika, Selasa (1/12/2020) siang.

Pernyataan Jaya-Wira bahwa harus jadi DPRD sebelum bupati, terang Panji Astika sama sekali tidak jadi kendala sekaligus penghalang masyarakat menjatuhkan pilihan pada Panji-Budi. Jika masyarakat terlalu terpaku pada pilihan politis, Panji Astika menyebut ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Jika yang dipilih ternyata politikus negarawan, maka kepentingan masyarakat akan menjadi priotitas sang politisi. Sebaliknya, jika politikus sejati yang terpilih, maka dominan kepentingan partai politik yang akan diprioritaskan dengan mengesampingkan kepentingan lain.

Dalam posisi tersebut, Panji Astika menegaskan bahwa dirinya memilih sebagai seorang negarawan. “Saya terjun ke dunia politik bukan untuk membangun kekuasaan politik. Tujuan saya bersama I Dewa Nyoman Budiasa semata-mata untuk membangun Tabanan. Saya berkomitmen memanfaatkan politik sebagai jalan untuk mewujudkan keadilan sosial di tanah kelahiran saya. Politik bukan tujuan akhir. Politik hanya alat untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,” tegas ayah tiga anak jebolan Universitas Brawijaya itu. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!