Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

“Menyusup” ke Buku Pelajaran Agama Hindu, HK Disentil “Fuck You”

DENPASAR (BaliPolitika.Com)– “Hare Krishna fuck you. Para penyusup Hare Krisha sudah masuk ke wilayah yang paling memprihatinkan. Mereka masuk ke sekolah dengan mengonversi buku agama dan menistakan agama Hindu pada upacara yadnya-nya. Wahai para orang tua siswa, para tetua-tetua Bali, para tokoh masyarakat Bali, para pemangku, para pandita, masihkah kita akan diam oleh para bajingan Hare Krishna yang jadi benalu? Jadi parasit di tubuh PHDI? Mari suarakan bersama tolak Hare Krishna di tubuh PHDI! Jika PHDI tak berani mengeluarkan HK dari tubuhnya, kita lawan dengan mosi tidak percaya. Saatnya masyarakat Hindu metangi (bangun, red)! Go to hell Hare Krishna!”

Demikian ditulis pemilik akun facebook Agung Widnyana dengan menandai Dewa Gede Cakranegara dan 21 akun facebook lainnya, Kamis (23/07/2020) pukul 10.37. Dalam unggahan tersebut, Agung Widnyana membeberkan 6 buah bukti bahwa aliran yang dilarang Kejaksaan Agung sejak 1984 itu menyusup ke institusi pendidikan melalui buku mata pelajaran agama Hindu. Status facebook ini diunggah beberapa jam sebelum pertemuan beberapa organisasi kemasyarakatan (ormas) Hindu, yakni Puskor Hindunesia, Swastika Bali, Cakrawayu, dan Sandi Murti dengan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali terkait polemik aliran Hare Krishna (HK) dan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON). Hingga Sabtu, (25/7) PHDI belum memutusakan apapun terkait hal tersebut.

Terkait menyusupnya ajaran aliran Hare Krisha ke buku-buku mata pelajaran agama Hindu yang dipelajari disekolah-sekolah sekaligus digunakannya buah pikiran pendiri Masyarakat Internasional Kesadaran Krishna, Abhay Charanaravinda Bhaktivedanta Swami Prabhupada sebagai referensi, Ketua Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia), Ida Bagus Ketut Susena mengungkapkan keprihatinannya. “Mengenai buku-buku ini kita sangat sayangkan. Yang pertama, tentu pihak yang punya wewenang untuk membuat buku ini sepertinya tidak punya kendali dalam penulisan buku. Kedua, sebagai penulis ini sudah benar-benar menunjukkan pemikiran yang sudah terpapar aliran Hare Krishna maupun aliran-aliran yang tidak sejalan dengan kearifan lokal Bali. Ini wajib menjadi perhatian kita bersama,” ucapnya. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!