Denpasar (BaliPolitika.Com) – Authentic Balinese Experiences. Misi inilah yang diperjuangkan Warung Men Runtu. Di tengah gempuran beragam jenis masakan ala barat dan sejenisnya, destinasi wisata kuliner yang beralamat di Jalan Sekuta 32 C Sanur, Denpasar itu tetap kukuh melestarikan masakan khas Bali. Olahan sere metunu alias terasi panggang pada rujak dan beberapa item menu lain membuat sajian Men Runtu lain daripada yang lain. Konsumen pun ketagihan.
Rujak kuah pindang, bulung boni, es daluman, dan rujak colek gula bali adalah sederet menu favorit di Warung milik Ida Ayu Kade Wisakha Dewi itu. “Ini yang paling dicari. Rujak kami khas. Dari kuahnya sudah beda. Cara olahnya khusus. Bumbu di sini beda. Banyak yang bilang cita rasa terasi Men Runtu yang istimewa,” ungkapnya.
Tak hanya pas untuk lidah lokal Bali, bumbu rujak khas Men Runtu juga diterima oleh lidah wisatawan domestik dan internasional. “Dulu ini warung tradisional. Seperti warung khas Bali pada umumnya. Warung Men Runtu dengan desain seperti sekarang ini mulai dibuka 1 Juni 2015,” sambungnya.
Perkembangan jejaring media sosial, ungkap Dewi membuat konsumen dan pelanggan Men Runtu kian luas. Tak hanya mencakup lingkungan Sekuta, Sanur, namun merambah hingga ke luar Bali. Untuk memuaskan selera para pelanggan setianya, Men Runtu pun terus berinovasi. “Apa yang di-request customer kami kembangkan. Salah satunya telur dadar nasi sambel plecing. Menu tersebut laris sekali. Padahal sangat sederhana,” pungkasnya.
Guna membalas kepercayaan konsumen, dirinya memastikan ke depan Men Runtu akan tetap melestarikan kuliner khas Bali. “Setiap wisatawan yang datang ke Bali dan ingin mencicipi masakan khas Bali silakan datang ke Men Runtu. Jika tak bisa datang langsung, Gojek solusinya,” tutupnya.
