Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Obituari

Malam Doa untuk Umbu Landu Paranggi

GURU DALAM DIRI: Lukisan Umbu Landu Paranggi karya Wayan Redika

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Kepulangan Presiden Malioboro, Umbu Landu Paranggi menyisakan duka mendalam bagi jagat kesusasteraan Indonesia. Namun, meski telah tiada, sajak-sajak Sang Mahaguru diyakini akan abadi sepanjang masa. Untuk mengenang sosok kelahiran 10 Agustus 1943 yang dipanggil Sang Khaliq, Senin, 6 April 2021 pukul 03.55 subuh, Jatijagat Kampung Puisi menggelar acara bertajuk “Malam Doa untuk Umbu Landu Paranggi”.

Doa untuk sosok guru, penyair, redaktur, dan panutan dalam kesusasteraan Indonesia ini digelar di Jatijagat Kampung Puisi, Jalan Cok Agung Tresna, Nomor 109 Denpasar, Bali, Sabtu, 10 April 2021 mulai pukul 19.00 Wita hingga selesai. Selain doa bersama, upaya mengenang Sang Mahaguru juga dirangkai sajian baca puisi, musikalisasi puisi, dan testimoni.

Penyair Ni Wayan Eka Pranita Dewi yang berkabar kepada redaksi mengatakan doa bersama tersebut terbuka untuk umum. “Kami juga mengundang semua yang ingin bersama-sama mendoakan dan mengenang Almarhum Umbu Landu Paranggi,” ucapnya sembari menegaskan protokol kesehatan menjadi hal wajib di lokasi acara.

“Acara ini murni untuk melepas kepergian Mahaguru Puisi, Umbu Landu Paranggi yang baru saja berpulang ke rumah keabadian. Sebuah rangkaian doa dan puisi sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi Beliau di ranah susastra Indonesia. Jatijagat Kampung Puisi menggelar malam doa, malam sastra yang khusyuk. Mengundang siapa saja untuk datang memberikan apresiasi dan penghormatan,” ucap koordinator acara Moch Satrio Welang. (bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!