Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Kupas Tsunami di Teluk Benoa, Trisma Sabet Perak

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Nama SMA Negeri 3 Denpasar kembali berkibar di tingkah nasional. Dalam ajang lomba peneliti belia Center for Young Scientist, 4 siswa SMAN 3 Denpasar lolos ke tingkat nasional. Siswa dimaksud terdiri atas Ni Made Nami Krisnayanti dan I Gusti Ngurah Bagus Picessa Kresna Mandala serta Made Galuh Caktrawati Dharma Wijaya dan Ni Putu Diva Iswarani.

Nami dan Kresna meraih Special Award untuk penelitian di bidang Enviromental Science. Mereka mengangkat penelitian berjudul Gelas Dalang Anti Jamur, yaitu pemanfaatan limbah ampas kopi (Coffea), ampas tebu (Saccharum Officianarum L.), kulit jeruk nipis (Citrus Aurantiifolia), dan bubuk rumput laut (Eucheuma) sebagai gelas daur ulang ramah lingkungan dan bersifat anti jamur.

Sementara itu, Galuh dan Diva meraih medali perak di bidang geografi. Keduanya meneliti tentang tsunami di kawasan Teluk Benoa di wilayah Kota Denpasar dan Badung pada 1917 yang menimbulkan kerusakan parah dan menelan korban jiwa 1.500 orang.

Di Teluk Benoa bermuara tukad (sungai) mati yang memiliki panjang 22,429 km dan luas DAS 44,667 km persegi. Melintasi Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Sapuan tsunami akan lebih besar jika topografi cendrung datar atau gelombang merangsek masuk ke sungai yang bermuara di lautan. Sehingga bila terjadi tsunami di kawasan Teluk Benoa kerugian besar berpeluang terjadi, baik berupa harta benda maupun korban jiwa. Hal itu dikarenakan sepanjang aliran tukad (sungai) mati dipadati pemukiman padat penduduk, kawasan ekonomi, pariwisata, dan bangunan – bangunan sosial. Galuh dan Diva menegaskan belum ada penelitian terkait hal itu.

Ida Bagus Sudirga, Kepala SMAN 3 Denpasar mengatakan proses dan langkah-langkah untuk lolos ke tingkat nasional relative berat. Terselebih dahulu siswa harus menyelesaikan karya penelitiannya. “Saya sangat bangga siswa kami berhasil menyelesaikan penelitian ini dan menang di tingkat nasioal. Apalagi dalam lomba ini siswa harus memakai Bahasa Inggris dalam persentasinya. Di musim pandemi ini, membuat penelitian itu sangat susah. Kendati demikian tidak menjadi halangan siswa kami untuk terus belajar menciptakan karya-karya yang bisa nantinya berguna di masyarakat,” ucapnya. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!