Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Seni & Budaya

Koster Tutup PKB XLIII, 94,91% Masyarakat Puas

PUAS: Gubernur Bali Wayan Koster dalam penutupan PKB XLIII Tahun 2021, Sabtu (10/7/2021). Meski digelar daring, 94,91% masyarakat diklaim puas dengan perhelatan tersebut. 

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII Tahun 2021 berlangsung sebulan penuh mulai 12 Juni hingga 10 Juli 2021. Sabtu (10/7/2021) PKB XLIII resmi ditutup Gubernur Bali Wayan Koster secara virtual. Meski dominan digelar secara daring (virtual) karena pandemi Covid-19, namun Koster mengklaim tingkat kepuasan masyarakat mencapai 94,91 persen.

Koster menutup pelaksanaan PKB XLIII  dengan tema ‘Purna Jiwa : Prananing Wana Kerthi (jiwa paripurna, nafas pohon kehidupan)’ secara virtual dari Rumah Jabatan Gubernur Bali, Gedung Jaya Sabha, Denpasar. Setelah menutup perhelatan pesta para seniman dan Krama Bali ini, Gubernur Koster langsung meluncurkan ‘Danu Kerthi Huluning Amerta (memuliakan air sebagai sumber kehidupan)’ sebagai tema PKB XLIV Tahun 2022 mendatang.

Ia menyebutkan aktualisasi pelaksanaan PKB XLIII sangat maksimal dan didukung seluruh elemen masyarakat Bali yang selama ini memiliki sikap jujur dan semangat gotong royong yang tinggi. “Sikap jujur dan gotong-royong ini jadi modal utama pelaksanaan PKB,” ujar Koster.

Dalam acara penutupan yang disisipi penyerahan sejumlah penghargaan kepada peserta lomba, Koster memuji peserta menunjukkan kreativitas tinggi. “Kita tetap bersyukur PKB masih bisa digelar dengan maksimal. Saya apresiasi dengan para seniman yang mampu tampil dengan format baru, menggabungkan pola konvensional dengan kemajuan teknologi. Walaupun beberapa pagelaran tidak ditonton langsung, namun seniman tetap semangat dan konsisten menampilkan tema PKB dengan karya seninya,” ujarnya.

PKB di masa pandemi Covid-19, tandasnya bukan berarti para senimam kehilangan daya upaya berkreativitas. “PKB ini menjadi ajang dalam melaksanakan ajaran leluhur. Tema PKB Prananing Wana Kerti memuliakan pohon sebagai paru- paru bumi hendaknya diimplementasikan secara sungguh-sungguh. Pada PKB Tahun 2022 nanti saya ajak para seniman menyiapkan lagi dengan maksimal,” ujar mantan Anggota Komisi X DPR RI dapil Bali membidangi pariwisata, pendidikan, adat, seni dan budaya ini.

Koster mengatakan melalui PKB, Pemprov Bali menjadikan kebudayaan sebagai hulu pembangunan untuk menghasilkan dampak sistemik di bidang lainnya. Kata dia, saat ini masyarakat Bali sedang mengalami perubahan cara sikap hidup akibat globalisasi dengan sentuhan dunia luar.

“Ini jadi kekhawatiran, karena berubahnya paradigma dalam memandang kebudayaan Bali. Perlu ada pembinaan, pemberian insentif, penghargaan seni untuk budayawan Bali,” tandasnya.

Adapun sejumlah penghargaan yang diberikan di hari penutupan PKB, yaitu Adi Sewaka Nugraha kepada para pengabdi seni, hadiah bagi para pemenang lomba selama PKB 2021, serifikat patram budaya kepada sekaa/sanggar/yayasan seni, serta serifikat warisan budaya Bali yang telah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda nasional.

Kadis Kebudayaan Provinsi Bali, Dr. I Gede Arya Sugiartha dalam laporannya menyampaikan pelaksanaan PKB tahun 2021 di tengah pandemi Covid-19 ini menjadi agenda favorit untuk ditonton masyarakat luas. Diungkapkan Arya Sugiartha, tiap pagelaran di arena PKB XLIII bisa menyedot perhatian sampai 15.000 penonton secara daring melalui akun YouTube dan media sosial lainnya. “Penonton juga berasal dari seluruh dunia. Karena pagelaran dengan pola daring ini,” ujar Arya Sugiartha.

Mantan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini juga mengatakan survei tingkat kepuasan, pembukaan PKB XLIII ini meraup tingkat kepuasan masyarakat mencapai 94,91 persen. Masyarakat juga merasa terjamin dan aman dari paparan Covid-19 dengan nilai 95,74 persen. Selain itu, masyarakat juga memberikan apresiasi kepuasan 80 persen, karena PKB XLIII jauh dari kesan kumuh. “Jadi seniman dan masyarakat sebagian bisa menerima pertunjukan dilaksanakan daring dan luring. Walaupun ada kualitas seni yang tidak bisa tergantikan dengan daring,” terangnya. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!