Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

ADAT DAN BUDAYA

PHDI Denpasar Gelar Upakara Menek Kelih Hingga Metatah Massal 

Ringankan Umat, Usung Spirit Vasudhaiva Kutumbakam

RITUAL SUCI: Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara berfoto sebelum ngayah nyangging metatah serangkaian upacara Menek Kelih, Pawintenan Saraswati, Sapu Leger, dan Metatah Massal Tahun 2023 yang digelar PHDI Kota Denpasar di Pura Agung Lokanatha, Taman Kota Lumintang Denpasar, Sabtu, 25 November 2023 bertepatan dengan hari suci Tumpek Wayang

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Denpasar menggelar upacara Menek Kelih, Pawintenan Saraswati, Sapu Leger, dan Metatah Massal Tahun 2023 di Pura Agung Lokanatha, Taman Kota Lumintang Denpasar, Sabtu, 25 November 2023 bertepatan dengan hari suci Tumpek Wayang. 

Acara ini dihadiri Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede,  Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Ketua Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM – PHDI Pusat Dr. Ir. I Wayan Jondra, M.Si., Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak didampingi I Putu Wirata, Ketua PHDI Kota Denpasar I Made Arka, termasuk unsur TNI-Polri. 

Sebanyak 450 umat mendaftar mengikuti acara Menek Kelih, Pawintenan Saraswati, Sapu Leger, dan Metatah Massal Tahun 2023 yang dipuput oleh tujuh sulinggih dari berbagai soroh dan pasemetonan. 

Upacara tersebut digelar sebagai wujud pelayanan PHDI Kota Denpasar bagi umat Hindu yang kedua kalinya, setelah sukses melaksanakan upacara serupa di Kantor PHDI Bali yang diikuti 200 umat beberapa waktu lalu.

Ketua PHDI Denpasar I Made Arka mengatakan umat yang mengikuti acara itu hanya dikenakan dana punia seikhlasnya sesuai kemampuannya masing-masing. 

Dalam upacara yang diperkirakan menghabiskan biaya mencapai Rp200 juta rupiah tersebut, umat tidak dipatok membayar besaran tertentu. 

Hal tersebut sebagai bentuk melatih rasa bhakti sesuai kemampuan masing-masing umat.

“Ada yang menghaturkan dana punia Rp1 juta, bahkan ada punia Rp20 ribu,” ujarnya. 

Upacara suci ini mendapatkan dukungan Pemerintah Kota Denpasar.

Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengagumi upacara suci yang banyak diminati karena meringankan beban umat tersebut. 

Selanjutnya, acara serupa akan kembali digelar untuk membantu umat lebih banyak. 

Khusus upacara Menek Kelih, Pawintenan Saraswati, Sapu Leger, dan Metatah Massal Tahun 2023 di Pura Agung Lokanatha, Taman Kota Lumintang Denpasar, Sabtu, 25 November 2023 bertepatan dengan hari suci Tumpek Wayang sebanyak 75 persen diikuti oleh warga asli Denpasar.

Para peserta yang mengikuti acara tersebut mendaftar langsung ke Kantor PHDI Denpasar. 

“Kali ini umat mendaftar langsung ke kantor. Memang di acara sebelumnya umat bisa daftar melalui Google Form,” ungkapnya. 

Lebih jauh diungkapkan I Made Arka upacara Menek Kelih, Pawintenan Saraswati, Sapu Leger, dan Metatah Massal ini merupakan yadnya yang menjadi kewajiban para orang tua sebagai bentuk kasih sayang kepada sang buah hati.

Membantu menunaikan kewajiban para orang tua ini, PHDI Denpasar menggelar upacara suci ini untuk meringankan beban umat tanpa mengurangi makna upacara tersebut. 

Makna upacara suci ini dijelaskan oleh Ketua Panitia Dr. Komang Indra Wirawan, S.Sn., M. Fil. H yang juga Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mahadewa Indonesia.

Ia menyampaikan upacara secara bersama-sama dimaknai sebagai upaya menghapus stigma upacara dan yadnya di Bali yang menelan biaya besar dan cenderung menjadi beban.

“Penyelenggaraan upacara ini merupakan wujud implementasi jiwa gotong-royong dan kebersamaan sebagai budaya yang sejak lama tertanam dalam masyarakat di Bali yang dikenal dengan spirit Vasudhaiva Kutumbakam, sehingga para peserta hanya perlu berpunia semampunya tanpa ada batasan besaran yang harus diberikan,” ujar I Made Arka.

Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Denpasar ikut ngayah nyangging metatah dan menghaturkan dana punia. 

Jaya Negara mengatakan Metatah merupakan prosesi upacara yang memiliki arti memanusiakan manusia sesuai dengan hakikatnya, serta memelihara hubungan yang harmonis antara umat manusia dengan sang pencipta.

“Sebagai manusia kita semua tidak terlepas dari siklus hidup mulai dari kandungan, hingga beranjak memasuki usia dewasa, serta astungkara membawa kebijaksanaan sesuai dengan kodrat sebagai manusia. Demikian yang mendasari makna dari prosesi Metatah,” ungkap Jaya Negara.

Ketua Panitia Komang Indra Wirawan menambahkan agar umat yang melaksanakan upacara tersebut mengerti makna di balik prosesi yang diikuti. 

Diharapkan pelaksanaan upacara suci tersebut mampu mengubah karakter manusia menjadi lebih baik, mendapatkan jalan baik sekala dan niskala serta ingat selalu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Sementara itu, Ketua PHDI Bali Nyoman Kenak bersama Ketua Bidang Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PHDI Pusat Dr. Ir. I Wayan Jondra sepakat mendukung upacara yang meringankan beban umat tersebut. 

Mereka memberikan apresiasi kepada umat Hindu yang rutin melakukan upacara massal pada masing-masing daerahnya. 

Para tokoh umat diharapkan memberikan panutan kepada masyarakat agar melaksanakan upakara yang sederhana namun penuh makna. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!