Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Olahraga

Karate Bali Cetak Sejarah, Rocky’N Siapkan Bonus

APRESIASI: Ketua Umum Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI), I Ketut Rochineng.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com- Provinsi Bali mengunci posisi 5 besar di PON XX Papua tahun 2021. Capaian prestisius sepanjang 73 tahun terhitung sejak keikutsertaan dalam PON 1 tahun 1948 di Solo, Jawa Tengah itu berkat capaian 107 medali yang terdiri atas 28 keping emas, 25 perak, dan 54 perunggu. Bali mengungguli Jawa Tengah yang meraih 138 medali yang mencakup 27 emas, 47 perak, dan 64 perunggu.

Momentum bersejarah ini ditentukan oleh pelari 800 meter putra Bali, I Ketut Mertayasa yang meraih emas terakhir untuk Pulau Dewata di Stadion Mimika Sport Center, Rabu (13/10/2021). Akhirnya meski kalah jumlah medali, Bali unggul sekeping emas dari provinsi asal Presiden Joko Widodo, Jawa Tengah. 

Selain judo dan tarung derajat, tim karate Bali juga tampil gemilang. Karateka Kadek Krisna Dwi Antara sukses mencetak sejarah dengan menjadi atlet karate putra Bali pertama yang meraih medali emas pada kejuaraan empat tahunan terbesar di tanah air. Atlet 23 tahun ini mengalahkan wakil kontingen Sumatera Barat, Millio Oner dengan skor 4-1 di partai final kumite -60kg putra di GOR Politeknik Penerbangan Kayu Batu, Jayapura, Rabu, (13/10/2021).

Sang juara bertahan Cokorda Istri Agung Sanistyarani berhasil mengalahkan karateka andalan Jawa Barat, Dinda Ayu, dengan skor 4-2 di kumite kelas -55 kg putri. Emas PON XX Papua 2021 merupakan emas beruntun bagi Coki setelah pada PON XIX 2016 Jabar, anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Cokorda Gede Purnomosidhi dan Cokorda Istri Agung Surat Mirah juga meraih podium tertinggi.

“Coki merupakan karateka nasional penghuni pelatnas. Karateka berusia 27 tahun kelahiran 31 Desember 1994 ini adalah pemegang medali emas SEA Games 2017 di Malaysia dan perunggu Asian Games 2018 di Jakarta. Namun, sempat gagal alias tanpa medali pada SEA Games 2019 di Filipina. Belajar dari kegagalan itu, Coki fokus menyongsong PON XX 2020 Papua dan akhirnya sukses meraih emas keduanya sepanjang keikutsertaan di PON,” ucap Ketua Umum Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI), I Ketut Rochineng ditemui di kediamannya, Jumat (15/10/2021)

Imbuh sosok yang akrab disapa Rocky’N itu, keberhasilan Coki dan Krisna Dwi Antara mengawinkan medali emas merupakan prestasi terbaik tim karate Bali di ajang PON. Pada PON XIX 2016 di Jawa Barat, karate hanya menyumbang 1 medali emas dan 6 perunggu. Satu-satunya emas saat itu dipersembahkan Coki dari kumite kelas -55 kg putri.

“Ini prestasi tertinggi Tim Karate Bali. Pada PON tahun-tahun sebelumnya, tim karate belum pernah meraih lebih dari 1 medali emas. Ini capaian yang membanggakan dan membahagiakan,” ungkap Rocky’N sembari menegaskan seluruh atlet sudah berjuang maksimal di tengah segala keterbatasan yang disebabkan pandemi Covid-19.

Rekor Bali merangsek ke ranking 5 besar PON tegas mantan Penjabat (Pj) Bupati Gianyar itu telah menaikkan martabat daerah. Keberhasilan Bali memutus dominasi provinsi-provinsi di Jawa yang selalu bercokol di 5 besar, tegasnya merupakan pencapaian bersejarah dan akan dikenang sepanjang masa.

“Provinsi-provinsi di Pulau Jawa selalu mendominasi. Ranking 5 sudah jadi milik mereka dari tahun ke tahun. Di PON Papua XX tahun 2021 ranking 5 milik Bali dan ini sudah sangat hebat. KONI Bali tentu sangat bangga dengan posisi Bali yang naik di tingkat nasional mengalahkan Jawa Tengah. Untuk menaikkan ranking ke level 5 besar sangat sulit. Selain provinsi di Pulau Jawa biasanya hanya status sebagai tuan rumah yang bisa membuka peluang masuk 5 besar,” ujarnya.

Sesuai janji, Rocky’N menambahkan peraih medali emas akan diganjar bonus dari petinggi FORKI Bali. Kejutan juga akan diberikan pada peraih perunggu namun jumlahnya tidak sama. 

“Saya berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Bali atas dukungan dan fasilitas yang cukup memadai selama sentralisasi di Bali maupun saat bertanding di Papua. Terima kasih pula kepada Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi. Tak lupa juga ucapan terima kasih khusus saya sampaikan kepada Manajer Tim Karate PON Bali, Arman Setiawan “Joger”. 

Ke depan, Rocky’N optimis karate Bali bisa lebih berprestasi. Selain masih bisa mengandalkan Coki yang kini berusia 27 tahun dan Kadek Krisna Dwi Antara, 23 tahun, ia menegaskan regenerasi akan tetap dilakukan. PR lainnya adalah mengisi kumite kelas yang kosong. 

“Sebagai bahan evaluasi PON XX Papua, kami mengirim kontingen tidak full kelas. Ini pekerjaan rumah ke depan,” ungkap sosok yang juga dikenal sebagai artis Pop Bali itu.

Tidak lupa, Rocky’N juga berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah medali emas yang diberikan. Sujud dan minta izin kepada orang tua serta menghaturkan persembahyangan di Sanggah Merajan bagi penganut Hindu jelasnya memberikan kekuatan fisik, mental, dan spiritual bagi atlet. Secara niskala Rocky’N juga mendoakan 11 atlet yang berkompetisi di PON Papua XX 2021. 

11 atlet dimaksud terdiri atas I Gede Sihaan Yogi Nata, SH, I Putu Bagus Arianto, Devilito Andrian Firmansyah (Kata Beregu Putra); Ni Made Suci Astuti, S.Sos, Serda Pdk/W Ni Kadek Megy Wilantari, Ni Putu Sinta Maryati, SE (Kata Beregu Putri); I Made Ichiro Dharma Yuda (Kumite Putra -55kg); Serda I Kadek Krisna Dwi Antara (Kumite Putra -60kg); Cokorda Istri Agung Sanistyarani (Kumite Putri -55kg dan Kumite Beregu Putri); Bripda Ni Made Meriantini (Kumite Putri -61kg dan Kumite Beregu Putri), dan Bripda Ni Made Nada Dwimayanti (Kumite Putri -68kg dan Kumite Beregu Putri). (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!