Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Kabar Bahagia, Tiap Peternak Babi di Badung Dijanjikan Rp 10 Juta

MANGUPURA, BaliPolitika.Com- Wabah yang menggerus populasi babi di Kabupaten Badung hingga 90 persen menjadi perhatian serius DPRD Badung. Dewan Badung pun siap memfasilitasi CSR bagi peternak babi hingga Rp 10 juta per peternak. Pernyataan itu disampaikan Ketua DPRD Badung sekaligus sosok yang digadang-gadang menjadi nakhoda Bumi Keris ke depan, Putu Parwata, disaksikan anggota DPRD Badung, I Made Suwardana saat menerima audiensi Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Badung, Selasa (16/2). Rombongan hadir bersama Ketua GUPBI Provinsi Bali, I Ketut  Hari Suyasa.

Hari Suyasa mengatakan peternak babi di Badung kebingungan restocking kembali  untuk beternak pasca wabah. “Kami mencoba melakukan komunikasi dengan Ketua DPRD Badung mengenai persoalan peternak ini dan gayung bersambut Bapak Ketua DPRD Badung bisa membantu mencarikan celah agar peternak ini kembali bangkit dengan memberikan Corporate Social Responsibility (CSR) ke para peternak babi di Kabupaten Badung,’’ ujarnya.

Hari Suyasa diketahui sebelumnya juga mengeluhkan hal serupa ke DPD 1 Golkar Bali dan diterima langsung Ketua Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry. Saat diterima Parwata, Hary Suyasa mengatakan GUPBI akan melakukan pendataan terlebih dahulu. Meski mengaku masih melakukan pendataan dia dengan lantang mengatakan populasi babi di Bali tergerus hingga 90 persen. Kondisi tersebut ungkapnya sangat berbahaya. “Di saat pandemi covid-19 ini beternak babi sebagai media untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di Bali kami sekali lagi berterima kasih atas support yang diberikan Ketua DPRD Badung yakni berupa bantuan permodalan karena kami adalah peternak rakyat bukan peternak kelompok,” tegasnya.

Ditambahkannya peningkatan harga daging babi juga sebenarnya belum mampu dalam menyejahterakan peternak babi karena yang beternak babi hanya segelintir dan populasi babi di Bali hanya dinikmati 10 persen. “Saat para peternak surplus babi, ada wabah yang menyerah semua ternaknya mati, saat harga jual tinggi peternak hanya bisa melihat saja 10 persen populasi yang menikmati profit tersebut, jadi secara psikologi mereka juga terkena dampaknya para peternak babi kita di Badung,” paparnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Badung, Putu Parwata mengatakan pihaknya siap mendorong pertumbuhan ternak babi di Bali. “Kami bagian dari pemerintah harus ikut mendorong terhadap pertumbuhan peternak di babi di Bali. Yang kita ketahui bersama konsumsi babi di Bali sangatlah tinggi dan ini perlu dijaga dan peran pemerintah apakah dengan membantu melalui APBD atau dengan pihak lain. Jadi kami membantu para peternak babi ini dengan CSR sehingga peternak babi ini kembali hidup kembali bergerak  di tengah masa pandemic covid-19 ini,” ujarnya.

Selain bantuan, pihaknya juga mendorong permintaan terhadap pasar peternak babi di Badung agar berdaya saing di luar Bali. “Bantuan peternak babi ini nanti kita kasi per orang dalam bentuk kegiatan UMKM dan kita pastikan membantu hingga 10 juta untuk modal setiap peternak,” terangnya. (bp)

 

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!