Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

Daur Ulang Botol Plastik, PT Amandina Bumi Investasi Rp556,2 Miliar di Jabar

RAMAH LINGKUNGAN: Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Jorge Escudero, Presiden Director Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, Rudy Sugiarto, Group MD Consumer Packaging Dynapack Asia, Dani Ramdan, Pj. Bupati Bekasi, dan Suharji Gasali, Managing Director PT Amandina Bumi Nusantara.

 

JAKARTA, Balipolitika.com Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) dan Dynapack Asia membuat langkah besar dalam pola keberlanjutan penggunaan bahan plastik kemasan botol dengan diresmikannya fasilitas daur ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate (PET), PT Amandina Bumi Nusantara (Amandina), di Bekasi, Jawa Barat. Investasi senilai Rp 556,2 miliar untuk produksi PET daur ulang (recycled PET/rPET) ini tidak hanya akan mengurangi penggunaan plastik murni (virgin PET) yang merupakan bahan baku utama botol kemasan, tetapi juga mampu menurunkan emisi karbon yang bilamana dibandingkan dengan penggunaan bahan baku PET dari plastik murni. 

Saat ini Amandina mampu memproduksi 25.000 ton rPET per tahun. Hal ini akan memberikan kontribusi yang nyata dalam mengatasi persoalan sampah plastik di Indonesia.

Jorge Escudero, President Director untuk Indonesia & Papua New Guinea Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) menekankan pentingnya pendekatan closed-loop, melalui metode pengelolaan sampah kemasan plastik dari botol menjadi botol kembali, yang dapat mengurangi kebutuhan material plastik baru dan menjadikannya sebagai kemasan plastik yang bernilai untuk jangka waktu yang panjang.

Ia menggarisbawahi komitmen CCEP Indonesia dan Dynapack Asia melalui Amandina dan Yayasan Mahija dalam memastikan pengumpulan sampah kemasan botol paska konsumsi secara bertanggung jawab diselenggarakan dengan mengimplementasikan prinsip Hak Asasi Manusia serta pengolahannya secara tepat. Langkah ini akan menghasilkan botol berkualitas tinggi dan ‘food-grade’ yang aman untuk digunakan kembali, sekaligus mendorong penggunaan kemasan yang berkelanjutan dengan dampak minimal yang ditimbulkan terhadap lingkungan. 

“Kami berkomitmen untuk memastikan pasokan rPET berkualitas tinggi sesuai dengan kebijakan pemerintah dan standar keamanan pangan internasional, serta meningkatkan penghidupan yang layak dan memberikan kesempatan bagi pekerja pengumpul sampah dan masyarakat. Dengan langkah ini, kami ingin menginspirasi tindakan nyata dan investasi lebih lanjut dalam inisiatif pengumpulan dan upaya daur ulang yang bermanfaat bagi lingkungan dan penguatan kapasitas masyarakat,” tambahnya.

 

Pada hari yang sama, CCEP Indonesia dan Dynapack Asia bersama-sama meluncurkan organisasi nirlaba, Yayasan Mahija Parahita Nusantara (Mahija Foundation). 

 

Yayasan ini akan membantu dalam hal pengadaan bahan baku plastik daur ulang lokal bagi Amandina serta memberikan dukungan penting bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup komunitas pengumpul sampah informal, berupa pekerjaan yang berkesinambungan, bantuan sosial, praktik pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, serta dukungan pendidikan bagi anak-anak para pekerja.

Peresmian Amandina Bumi Nusantara dan Mahija Parahita Nusantara, dilaksanakan di fasilitas Amandina pada Rabu, 8 Februari 2023 oleh Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Republik Indonesia. 

Luhut memuji usaha CCEP Indonesia dan Dynapack Asia dalam mempromosikan sistem closed-loop yang disebut akan memacu ekonomi sirkular dan membantu mengatasi masalah lingkungan saat ini. Dirinya juga berharap para pelaku industri lainnya untuk turut berkontribusi dalam mewujudkan ekonomi sirkuler secara closed-loop

Menko Luhut mengatakan pemerintah berkomitmen untuk mengurangi sampah laut sebesar 70 persen pada 2025 dalam upaya mengatasi persoalan polusi plastik. 

“Kerja sama dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Percepatan pelaksanaan Program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber dapat dilaksanakan secara bergotong royong oleh semua pihak, yang hal ini merupakan bagian landasan negara kita, yaitu Pancasila. Saya berharap, Amandina dan Yayasan Mahija akan memainkan peran pentingnya dalam mengatasi masalah sampah sekaligus memberikan manfaat bagi lingkungan dan sosial melalui sistem closed-loop sirkular ekonomi,” ucapnya.

 

Sejalan dengan yang disampaikan Menko Luhut, Jorge Escudero, President Director untuk Indonesia & Papua New Guinea Coca-Cola Europacific Partners (CCEP), menekankan pentingnya pendekatan closed-loop, melalui metode pengelolaan sampah kemasan plastik dari botol menjadi botol kembali, yang dapat mengurangi kebutuhan material plastik baru dan menjadikannya sebagai kemasan plastik yang bernilai untuk jangka waktu yang panjang.

 

Dirinya juga menggarisbawahi komitmen CCEP Indonesia dan Dynapack Asia melalui Amandina dan Yayasan Mahija dalam memastikan pengumpulan sampah kemasan botol paska konsumsi secara bertanggung jawab – diselenggarakan dengan mengimplementasikan prinsip Hak Asasi Manusia – serta pengolahannya secara tepat. Langkah ini akan menghasilkan botol berkualitas tinggi dan ‘food-grade’ yang aman untuk digunakan kembali, sekaligus mendorong penggunaan kemasan yang berkelanjutan dengan dampak minimal yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

 

“Kami berkomitmen untuk memastikan pasokan rPET berkualitas tinggi sesuai dengan kebijakan pemerintah dan standar keamanan pangan internasional, serta meningkatkan penghidupan yang layak dan memberikan kesempatan bagi pekerja pengumpul sampah dan masyarakat. Dengan langkah ini, kami ingin menginspirasi tindakan nyata dan investasi lebih lanjut dalam inisiatif pengumpulan dan upaya daur ulang yang bermanfaat bagi lingkungan dan penguatan kapasitas masyarakat” tambah Jorge.

Tirtadjaja Hambali, CEO Dynapack Asia, menyampaikan hal senada. “Dynapack Asia merasa terhormat dapat bermitra dengan CCEP Indonesia dalam menghadirkan solusi sirkularitas plastik yang menggaris bawahi komitmen kami terhadap pengemasan yang berkelanjutan.

Dengan memastikan pengumpulan yang bertanggung jawab diintegrasikan ke dalam rantai pasokan pengumpulan sampah botol plastik dan memprioritaskan keamanan kondisi kerja dan standar hak asasi manusia.

“Kami membantu mewujudkan visi kami tentang masa depan yang sirkular dan memberikan dampak positif, satu botol setiap kali. Kami berharap ini hanyalah permulaan dari banyak inisiatif berkelanjutan lainnya dalam upaya kami untuk mewujudkan sirkularitas plastik,” jelasnya.

Keberadaan Amandina dan Yayasan Mahija turut menunjang komitmen global Dynapack Asia untuk menggunakan setidaknya 25 persen resin daur ulang dalam produk kemasan pada tahun 2025.

Inisiatif pengelolaan sampah ini juga selaras dengan komitmen keberlanjutan “This is Forward” yang dicanangkan CCEP. Dimana pada komitmen tersebut, perusahaan menargetkan 50 persen bahan plastik yang digunakan perusahaan merupakan rPET di tahun 2025.

Setelah melalui serangkaian proses di Amandina, bahan rPET diolah menjadi botol kemasan minuman baru di fasilitas CCEP Indonesia dan perusahaan FMCG lainnya. Botol rPET telah menjalani serangkaian uji keamanan dan memenuhi regulasi Indonesia serta standar global yang ketat dari The Coca-Cola Company.

Selain peresmian pabrik PT Amandina Bumi Nusantara, sekaligus juga secara simbolis menyerahkan dukungan berupa 3 unit motor sampah untuk Bank Sampah Kota Metro Lampung, diterima langsung oleh Walikota Metro Lampung, Wahdi Siradjuddin; 5 truk sampah untuk TPST-3R Desa Adat Seminyak, Bali diterima langsung oleh ketua TPST-3R, I Komang Ruditha Hartawan; 5 unit gerobak sampah untuk pemulung, 10 unit laptop untuk Sekolah Kami, sekolah yang menyediakan pendidikan informal untuk anak-anak pemulung, yang terletak di Bekasi. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!